"Raisya? Kau ingat tugas yang Min-ssaem berikan? " tanya Jungkook. Raisya mengangguk "Mengadakan acara pentas seni? " ingatnya. Jungkook mengangguk. Pria itu tidak salah memilih pendamping dirinya untuk memimpin Organisasi sekolah.
Yah, Jungkook dan Raisya mendapat nilai tinggi yang mutlak. Hari ini mereka akan mengadakan rapat pertama untuk membahas program kerja pertama mereka.
Untuk susunan keorganisasian sudah disusun oleh Jungkook tiga hari yang lalu. "Ayo, kita keruangan. Mereka sudah menunggu!" ajak Jungkook. Raisya segera menggendong tas nya keluar dari kelas mengikuti Jungkook dari belakang.
Mereka sampai pada sebuah ruangan yang memang akan menjadi ruangan tempat mereka mengadakan forum. Tapi Raisya malah merasa tertekan. Pasalnya banyak sekali yang tidak suka pada dirinya entah karena apa.
Saat dirinya berada jauh dari Jungkook, tidak sedikit yang membulinya secara terang-terangan. Terkadang telinganya sakit tak kala siswi disini membicarakannya dengan nada yang sengaja dibesarkan agar dirinya mendengar.
Sekolah yang notabenenya lebih banyak perempuan dari pada laki-laki karena populasi laki-laki hanya 1 persen diantara 10 persen. Bisa dibayangkan hanya berapa mahluk berjenis kelamin pria disini?
Raisya dan Jungkook sudah sampai di ruang rapat dengan beberapa pasang mata yang tak lepas dari Raisya. Anggota organisasi ini masih ada kakak tingkatnya yang sekarang kelas 11. Itu membuat Raisya merasa tak enak karena harus menjadi pemimpin bagi mereka. Ada rasa segan dan takut ketika para seniornya menatapnya tak suka dan tak rela karena dirinya bisa terpilih menjadi wakil dari Jungkook.
Jika hanya Jungkook sepertinya mereka tidak akan masalah. Karena yang Raisya ketahui Jungkook adalah pria famous di sekolah ini. Belum lagi dia adalah yang paling tampan disini dan Raisya mengakui itu. Para pria disini juga cenderung dikejar oleh para wanita disini.
"Nee, anyeonghaseyo yeorobun," buka Jungkook yang dibalas oleh para anggota disana. Raisya hanya diam dalam rapat sambil sesekali menambahkan beberapa bagian yang keliru.
Ditengah rapat, tiba-tiba saja Jimin menelepon. Raisya melirik Jungkook, "Maaf Jungkook-ssi, aku izin untuk mengangkat telepon dulu," izin Raisya yang diangguki Jungkook. Raisya langsung keluar dari ruangan dan mengangkat panggilan dari Jimin.
"Nee? Yeobuseyo? "
"Akhirnya kau angkat. Kenapa lama sekali? Kau sudah pulang? " tanya Jimin diseberang sana.
"Belum oppa. Mungkin akan sedikit terlambat karena hari ini ada rapat disekolah," ucap Raisya. Jimin menghela napasnya kecewa. Namun Jimin juga tidak bisa berbuat banyak karena ia juga mengizinkan Raisya untuk ikut kegiatan itu.
"Arraseo, jaga dirimu. Pulang nanti biar aku yang menjemputmu," ujar Jimin.
"Arraseo oppa. Kututup dulu ya, aku harus kembali," ucap Raisya. Setelah mengatakan salam perpisahan, Jimin menutup sambungan telepon dan Raisya kembali ke dalam ruangan mendapat tatapan tak suka pada dirinya terutama seniornya.
"Maaf aku terlalu lama," ucap Raisya. Dia juga tidak enak ketika harus izin seperti ini. "Harusnya ponselmu dimatikan agar tidak menghambat jalannya forum! " cerca seniornya.
"Nee maafkan aku sunbaenim. Aku tidak akan melakukannya lagi," ujar Raisya. Gadis yang dipanggil sunbaenim oleh Raisya itu berdecih tidak suka. "Cih! Belum apa-apa saja kau sudah melakukan kesalahan. Aku tidak percaya padamu! " cercanya.
Raisya ingin sekali menangis. Tapi tidak boleh. Dia tidak boleh menampakkan kelemahannya di depan orang lain. Pada Jimin saja belum pernah, apalagi pada orang lain.
"Sekali lagi maafkan aku. Aku akan berusaha lebih keras. " Jungkook menarik pergelangan tangan Raisya hingga gadis itu kembali duduk. Jungkook juga sedikit kesal ketika kakak kelasnya berujar seperti itu. Tapi Jungkook harus bisa menghadapi semuanya, termasuk melindungi Raisya.
.
.
.
Jimin benar-benar menjemput Raisya. Pria itu sudah berada di depan gerbang saat Raisya dan beberapa anggota lainnya sudah keluar. Jimin sedikit kesal ketika Raisya berjalan berdampingan dengan seorang pria.
Jika saja Raisya tidak meminta dirinya untuk bersembunyi saja, mungkin Jimin akan memeluk Raisya dan mengatakan jika gadis ini miliknya.
"Raisya? Mau kuantarkan pulang? " tawar Jungkook. Tiba-tiba saja kakak kelasnya berdiri di antara mereka berdua bahkan sebelum Raisya sempat menjawab. "Jungkookie? Bisa kau antar aku? Aku tidak dijemput hari ini," pintanya.
"Kook, aku duluan. Aku sudah dijemput," ujar Raisya sambil melambaikan tangan pada Jungkook dan menghampiri mobil BMW silver di mana sudah ada Jimin di dalamnya.
Sunbae itu menatap punggung Raisya yang masuk kedalam mobil mewah. Ada rasa penasaran dalam benaknya siapa gadis itu sebenarnya. "Maaf sunbaenim, aku tidak bisa mengantarmu pulang," ujar Jungkook lalu pergi begitu saja meninggalkan Kang Hyuna sendirian di depan gerbang sekolah.
Raisya diam selama dicdalam mobil. Jujur saja dia masih terpikir ucapan Hyuna tadi. Raisya memang perasa, hatinya sangat sensitif. Jimin yang menyadari gadisnya diam saja sedari tadi memilih memarkirkan mobil dan keluar.
Raisya yang terheran-heran pun hanya memilih diam memperhatikan Jimin yang menghilang ditelan sebuah toko yang entah toko apa. Raisya hanya ingin diam untuk sekarang.
Tidak lama, sekitar sepuluh menit Jimin kembali dengan satu paperbag penuh berisi eskrim. Pria itu menyodorkan paperbag tersebut pada Raisya. "Makan itu, eskrim bisa memperbaiki mood," ujar Jimin lalu kembali mengendarai mobilnya.
Raisya mengangguk dan membuka satu eskrim di mana di wadahi dengan cup wafer. Eskrim matcha yang dicampur dengan vanilla memang tidak buruk. Raisya memakan eskrimnya damai.
"Aku mau," ucap Jimin yang masih memegang kemudi. Ini lampu merah jadi mobil harus berhenti. Raisya menyodorkan eskrim yang baru namun Jimin menggeleng tidak mau. "Tadi mau, sekarang kuberi oppa tidak mau," kesal Raisya.
"Aku tidak bilang jika aku mau eskrim yang baru, " ucap Jimin lagi. Raisya menatap Jimin bingung "Jadi? Kau mau eskrim siapa sih oppa? " kesalnya lagi.
"Yang ada digenggamanmu," ucap Jimin sambil melirik eskrim yang berada ditangan Raisya. "Tidak-tidak, ini bekas diriku. Sudah banyak air liur yang menempel pada eskrim ini," tolaknya.
"Gwenchana, palli! " desak Jimin yang bersikukuh ingin makan eskrim Raisya. Gadis itu menghela napasnya pasrah lalu menyodorkan eskrimnya di depan Jimin. Dan Jimin langsung memakannya sementara Raisya memperhatikan ekspresi Jimin yang masih biasa saja.
"Enak, aku mau lagi!" pinta Jimin. Raisya kembali menyodorkan eskrimnya pada Jimin. "Oppa kenapa tidak mau yang baru saja sih? " tanya Raisya lagi yang sekarang tengah menggigit corn wafer eskrim di tangannya."Aku tau dirimu sedang kesal, hanya saja aku tidak tau kau kesal karena apa. Kau pasti tengah berceloteh namun tak mengeluarkan suara.
Jadi kuputuskan untuk membelikanmu eskrim dan memakan bagian yang sudah terkena bibirmu berharap agar aku juga merasakan apa yang sedang kau rasakan.
Aku bukan seorang alpha yang selalu tau perasaan mate-nya. Aku hanya seorang pria biasa yang ingin mengetahui isi hatimu," ujar Jimin panjang lebar sudah seperti sebuah rumus matematika.
Raisya ingin sekali menangis mendengar penuturan Jimin. Namun dirinya menahannya dan kembali menatap ke depan. Dia tidak biasa menceritakan isi hatinya ataupun sekedar curhat.
"Maafkan aku oppa. Aku belum bisa untuk menceritakan semuanya. Aku masih belum terbiasa," ujar Raisya lirih. Raisya mengerti ini salah. Harusnya dia bercerita apapun pada suaminya. Hanya saja dirinya belum mampu.
.
.
.
Jadi gimana gengs? Udah siap buat runtutan ComeBack BTS? Ada yang udh buat #OnChalenge? Td mau buat tapi pusing buat apaan. Maklum bukan anak tektok:)
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMS ✴PJM✔
Fanfiction[C O M P L E T E] Judul lama : MY UNDERSTANDING WIFE Second story By: Jim_Noona [Beberapa chapter di private. Follow akun terlebih dahulu untuk kenyamanan membaca] Menikah bukan perihal mudah untuk gadis 16 tahun. Tapi jika dalam diri sudah tertanam...