Epilog !!

2.6K 66 2
                                    

Enam bulan kemudian.

Wanita cantik, berbalut kebaya putih dengan tampil elegan itu, kini mampu membuat sang ayah takjub melihatnya. Ia seperti melihat sosok dirinya saat mempersunting sang istri dulu. Ia merasa terharu dan bahagia secara bersamaan. Kini, putrinya telah di peristri oleh sosok laki-laki yang selalu ada, saat dirinya tak ada disisi putrinya.

Padahal, ia baru saja merasakan kebahagiaan bersama putrinya kemarin. Namun, dia sudah diambil orang.

"You're so beautiful, My Daughter."

"Thank you so much, Dad."

"You look as your mother." Pria itu menatap putrinya sebentar, setelahnya ia mulai menundukkan kepalanya.

"Are you okay, Dad?"

"You're not angry at, Dad?"

"Why should I be angry? Dia itu ibu kandungku. Aku gak berhak marah untuk itu, Pa. Kami memang mirip. Jadi, gak ada yang perlu Papa khawatirkan."

"Kamu tumbuh menjadi putri yang cantik juga dewasa. Dad is proud of you." Kemudian, mereka saling berpelukan dengan erat. Memberi kehangatan satu sama lain. Karena setelah ini, tak ada lagi yang bisa ia peluk dan manjakan dari putrinya itu.

***

Setelah kata sah terucap dari bibir mereka yang menyaksikan, kini telah penuh haru dan bahagia dari semua yang melihatnya.

Seluruh keluarga serta kerabat, telah menyaksikan kebahagiaan pasangan yang baru saja menyelesaikan ijab qabul. Yang kini, telah resmi menjadi pasangan suami-istri.

Arga tak henti-hentinya tersenyum kepada semua orang, karena betapa bahagianya, bahwa ia telah menikahkan seseorang yang berarti dihidupnya.

Saat ini, mereka tengah duduk di kursi pelaminan. Putri dan Arga tak henti-hentinya tersenyum dan menjabat tangan kepada para tamu undangan yang hadir.

Terlihat sekali, bahwa mereka sangat-sangat bahagia. Para sahabat mereka yang melihat itu pun turut senang. Karena tak ada lagi kata pisah, jarak dan waktu antara mereka berdua. Karena mereka, sudah bersatu dalam menjalin rumah tangga bahtera.

Sesi pelemparan bunga pun dimulai. Sementara para keluarga, sahabat, serta tamu undangan berkumpul ke tengah. Pembawa acara memberi aba-aba kepada kedua mempelai, agar memegang bunga tersebut secara bersama. Pada saat hitungan ketiga, mereka harus melemparkan bunganya ke belakang.

Intruksi pembawa acara pun dimulai.

"Oke, kedua mempelai merapat. Pegang bunganya bersama, dan tunggu aba-aba dari saya!"

"Para tamu siap?"

"Siap," jawab mereka dengan serempak.

"1 ...

2 ...

3 ... Lempar!" teriak sang pembawa acara pada kedua mempelai.

Ketika Arga dan Putri selesai melemparkan bunganya, mereka langsung membalikkan tubuh mereka, untuk melihat siapa yang mendapatkan bunga tersebut.

"Siapa yang dapat bunganya?" tanya sang pembawa acara.

"Saya," ujar orang tersebut seraya mengangkat bunga yang ia pegang.

"Wah, harus cepet-cepet nyusul lo." Dion berujar pada orang yang menerima bunga, yakni sahabatnya David.

"Tunggu aja. Bentar lagi juga bakalan sebar undangan." David menjawab dengan nada yang santai.

David juga berkata seperti itu seraya menatap Keyla. Sang empu yang ditatap, sudah malu tak karuan. Bagaimana tidak? Kekasihnya itu, dengan gamblang berbicara di depan banyak orang. Ia jadi malu.

Setelah sesi pelemparan bunga, mereka bubar dan duduk di tempat semula kembali.

Ada banyak tamu yang baru datang dan bersalaman kepada kedua mempelai. Ada yang sedang mengambil makanan di prasmanan, juga ada yang sibuk berfoto-foto ria.

Acara pernikahan ini, disambut hangat oleh keluarga kedua belah pihak. Begitu juga pada sahabat dan kerabat yang lainnya. Mereka sungguh menikmati, momen yang sangat sakral ini.

Dion, Vina, David, Keyla, Vino, dan Shilla sangat bersyukur, karena Arga dan Putri dipertemukan kembali dengan versi yang lebih baik. Mereka tidak tahu, jika keduanya sama-sama egois saat itu, akankah hubungan mereka bertahan hingga sejauh ini? Mungkin saja, tidak.

Mereka bahagia, karena Arga dan Putri sudah terikat oleh janji suci yang sakral. Dan mereka pun yakin, Arga dan Putri tak akan pernah terpisahkan, kecuali maut yang memisahkan.

_______

Begitu lah kisah remaja Arga dan Putri. Seorang laki-laki berwajah datar, juga perempuan dingin tak tersentuh.

Mengalami masa-masa yang sulit. Hingga ada tangan yang saling memberikan rangkulan, ada bahu yang saling memberikan sandaran, dan ada tubuh  yang saling memberikan pelukan hangat serta kenyamanan.

Tamat!

________

Terima kasih semua, yang sudah menyempatkan untuk membaca dan memberikan suara di cerita ini  🤗

Maaf jika ceritanya masih sangat banyak kekurangannya :)

Terima kasih banyak ❤

Cold Girl (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang