bagian dua

12.1K 984 30
                                    

Aneera menapakkan kakinya diteras rumah, menarik nafas lalu membuangnya kemudian menaruh tasnya dikursi yang ada diteras, kemudian dia berjalan mendekati Mbok Loli selaku asisten rumah tangga ini dengan umur sudah separuh baya yang sedang menyiram tanaman.

"Mbok Mbok siram Neera Mbok." Ucap Aneera seraya mengipaskan tangan di depan wajah dengan mata tertutup ancang-ancang Mbok Loli langsung menyiramkan air ke wajahnya.

Mbok Loli menoleh lalu membulatkan mata. "Loh kenapa kok malah minta disirami sama si mbok?" sahutnya.

Aneera membuka satu matanya. "Hadu panas nih gondok juga siram aja Mbok gapapa sumpah." Ucapnya lalu kembali menutup mata.

Mbok Loli jadi gelisah sendiri, lalu dengan pasti menyiram Aneera dari ujung hingga kebawah, termasuk sepatu Aneera.

Aneera yang merasakan sepatunya mulai basah langsung membuka mata kemudian menjauh dari Mbok Loli.

"Yaampun Mbok seragam sama sepatu Neera kenapa ikutan disiram, astaga astaga gimana ini besok masih mos, yaampun Mbok," ucap Aneera seraya melepas sepatunya.

"Walah si Neng nggak ngomong kalo sepatunya nggak usah disirami juga sama si Mbok," sahut Mbok Loli yang ikutan panik.

Aneera menoleh. "Hehe iyasih, yaudah gapapa Mbok besok Neera pake sepatu yang lain, makasih ya Mbok udah siram Neera! love you!" ucapnya lalu masuk ke dalam rumah dengan seragam yang basah, seraya menenteng sepatunya.

"Haduh si Neng mah ada-ada aja, untung Mbok sayang toh," ucap Mbok Loli, lalu meraih tas milik Aneera kemudian membawanya ke dalam rumah.

Aneera keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri dengan balutan bathrobe dia kemudian berjalan menuju lemari berisi sepatu-sepatu.

Aneera melihat dari atas hingga kebawah tapi tak menemukan satupun jenis sepatu sneakers yang berwarna hitam.

"Yaampun nggak ada banget nih seriusan? masa iya gue harus beli baru? mager banget nggak sih," Aneera terus mencari-cari barangkali ada. Dan akhirnya dia menemukan satu sneakers hitam yang nampaknya adalah sepatu yang dia pakai dua tahun lalu.

"Ck nggak muat dong!" oceh Aneera sesaat setelah mencoba sepatunya yang ternyata sudah tidak muat dikakinya.

Aneera menghembuskan nafas lalu memilih pasrah untuk memakai sepatu warna lain untuk sekolah besok. "Ck bodoamat deh mending gue dapet satu bintang merah daripada gue ngeluarin uang tabungan gue, nggak mauuu!" ocehnya kemudian memilih untuk memakai baju.

Tak lama setelah itu, Mbok Loli mengetuk pintu kamar Aneera.

Aneera yang sudah memakai baju langsung keluar dari toilet kemudian membuka pintu kamarnya.

"Neng udah Mbok angetin makanannya, ayuk makan dulu, laper pasti kan abis pulang sekolah," ucap Mbok Loli dengan sangat lembut.

Aneera tersenyum lalu mengangguk, kemudian menuruni tangga bersama Mbok Loli menuju ruang makan.

Sudah ada ayam goreng, tempe goreng, dan juga sayur sop serta peralatan makan di meja sana.

Aneera tersenyum semangat, kemudian duduk disalah satu bangku.
"Mbok udah makan? Mang Pian juga udah makan?" ucap Aneera, Mang Pian adalah supir dirumah ini, yang tadi menjemputnya.

"Udah Neng, tadi pas Neng Neera mandi, Mang Pian makan di dapur sama Mbok," sahut Mbok Loli.

"Yaampun si Mbok kan aku udah bilang kalo mau makan jangan di dapur, di sini aja, di meja makan," sahut Aneera.

"Hehe maaf ya Neng, iya besok-besok Mbok ajak Mang Pian makannya disini, nggak di dapur lagi," sahut Mbok Loli seraya menuangkan sayur sop untuk Aneera.

AbregaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang