Aneera turun dari motor setelah sampai, dia kemudian membuka helm lalu memberinya pada Abrega.
"Lo mau jenguk Mbok Loli kan?" tanya Aneera.
Abrega mengangguk. "Iya dong pake nanya." Sahutnya seraya membuka helm lalu menaruhnya dikaca spion, kemudian turun dari motor setelah mencabut kuncinya.
Aneera menoleh pada Mang Pian yang sedang menutup pintu gerbang. "Mang Pian." Panggilnya.
Mang Pian yang sudah mengunci gerbang menoleh, berjalan mendekati Aneera. "Aya naon Neng?"
"Ini Aneera beliin bubur, Mamang makan dulu yaa," sahut Aneera seraya mengeluarkan satu bungkus bubur lalu menyodorkannya pada Mang Pian.
"Aduh makasih atuh Neng, tau saja si Mamang lapar hehe," ucap Mang Pian dengan senyuman hangat seraya meraih bungkusan berisi bubur ayam itu.
Aneera dan Abrega tersenyum. "Yaudah Mamang makan ya, Aneera mau liat si Mbok dulu sekalian mau bantu Mbok untuk makan." Ucapnya.
Mang Pian menganggukan kepalanya. "Terimakasih atuh Neng sekali lagi buburnya."
Aneera mengusap lengan Mang Pian seraya tersenyum.
"Aneera idaman banget nggak sih Mang?" ucap Abrega menatap Aneera.
Mang Pian dan Aneera spontan menoleh. Aneera menepuk lengan Abrega, Mang Pian tertawa kecil. "Sudah pasti atuh itumah nggak usah ditanyakan." Sahut Mang Pian."Udah Mang nggak usah dijawab aturan, Aneera masuk dulu," Aneera menoleh, menatap Abrega. "Mau ikut nggak lo? ayuk." Aneera melangkah dari sana.
"Mang masuk dulu yaa!" ucap Abrega yang dibalas anggukan dari Mang Pian.
Abrega mengikuti Aneera di belakang yang berjalan menuju kamar Mbok Loli.
Setelah sampai, Aneera mengetuk dua kali lalu membuka pintu dengan pelan, kemudian masuk bersama Abrega.
"Mbok?"
Mbok Loli perlahan membuka matanya lalu berusaha untuk bangkit dari tidurnya. "Neng sudah pulang."
"Eh Mbok pelan-pelan," ucap Aneera lalu membantu Mbok Loli untuk duduk dengan posisi nyaman bersandar.
"Mbok gimana? udah lebih mendingan daripada tadi pagi kan?" tanya Abrega seraya melepas tasnya, lalu menarik sebuah kursi untuk duduk di dekat Aneera yang duduk di pinggir tempat tidur.
"Si Mbok udah lebih baik, tadi juga udah minum obat sekali dibantu sama Mang Pian," sahut Mbok Loli.
Abrega tersenyum.
Aneera membuka bungkusan berisi bubur ayam itu. "Sekarang Mbok makan dulu ya, baru abis itu minum obat." Ucapnya.
"Mau disuapin sama Aneera atau sama Kak Abrega?" tanya Aneera.
Mbok Loli tersenyum. "Kok malah ditanya toh, nanti kalo si Mbok jawab mau disuapin sama Mas Abrega, si Neng cemburu." Sahutnya.
Abrega menahan tawa mendengar jawaban Mbok Loli. "Tau, bilang aja lo yang mau gue suapin." Sahutnya.
Aneera melirik Abrega. "Apaan sih, orang si Mbok yang mau makan kok, yaudah-yaudah, makan ya Mbok."
Aneera kemudian menyuapi Mbok Loli yang makan dengan pelan tapi lumayan banyak suapan, walaupun tidak habis bersih, setidaknya itu sudah cukup banyak.
"Sekarang minum obat, ini tadi Abrega udah baca, yang ini sama ini diminum tiga kali, yang satu ini cuma dua kali, berarti Mbok minum yang dua ini," Abrega mengambil satu persatu obat yang dituliskan untuk diminum tiga kali sehari, lalu memberinya pada Mbok Loli kemudian air putih yang sedaritadi memang sudah ada di kamar Mbok Loli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abrega
Novela Juvenil"Aneera," panggil Abrega. "Hmm?" sahut Aneera seraya menatap Abrega. "Tujuan hidup lo apa?" Aneera memicingkan matanya. "Kenapa emang tanya tanya tujuan hidup gue?" "Karena sayang." "Apasih?" "Ya lagian, ya karena mau tau dong, pake nanya" Aneer...