Aneera menutup pintu kamar setelah mengantar Abrega pulang.
Dia menaruh tasnya asal, lalu berjalan untuk merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. Aneera terdiam sejenak, pikirannya melayang pada figur Abrega.
"Kenapa jadi kepikiran gini sih?" ucapnya.
Aneera kemudian bangkit, dia duduk dipinggir tempat tidur lalu membuka sepatunya, setelah selesai, Aneera menaruhnya dibawah tempat tidur, lalu kembali merebahkan tubuhnya.
Aneera menatap langit-langit, hingga perlahan matanya memejam, Aneera tertidur hingga jam tujuh malam.
Dering ponsel Aneera yang membangunkannya.
Aneera perlahan membuka mata lalu membelalak bangkit dari tidurnya setelah melihat bahwa langit sudah gelap.
Aneera mengucek mata lalu meraih ponselnya yang dia taruh tak jauh darinya.
abrakabrega.
Aneera gue di depan gerbang!
tadi gue telfon Mang Pian, tapi katanya dia lagi jemput bokap lo
mau pencet bel tapi nanti kasian
kalo Mbok Loli denger terus jadi
bangun dari tidur terus bukain gerbang gimana?woi bukain woi!
Aneera mengucek matanya sekali lagi, dia masih memakai baju seragam begini, tapi nanti kalau dia mandi dulu lalu tiba-tiba Mang Pian sudah pulang dengan Papa, lalu Papa melihat Abrega bagaimana?
Aneera kemudian berdiri, dia mendekat ke meja kecil tempat dia menaruh parfum lalu memakainya, kemudian Aneera sedikit menyisir, lalu mengusap wajahnya dengan tisu.
Aneera mengerjapkan matanya. "Kok gue jadi repot banget? emangnya mau ketemu siapa? Kan Kak Abrega doang? ih gue kenapa sih?" ocehnya pada diri sendiri lalu berjalan keluar dari kamar. Menuruni tangga lalu keluar dari rumah, mempercepat langkah untuk membuka gerbang lalu ditemuinya Abrega yang langsung melihatnya dari atas sampai bawah.
"Yaampun lo kok masih pake baju sekolah sih? emangnya abis darimana? ngapain aja?" tanya Abrega.
Aneera menggaruk tengkuknya. "Ketiduran tadi, ngantuk, tau-tau udah malem." Sahutnya.
Abrega turun dari motor. "Ini—"
"Eh bentar-bentar," Aneera memicingkan matanya. Lalu beberapa detik kemudian melebar. "Itu! mobil ada Papa! ngumpet-ngumpet!" ucapnya lalu menarik Abrega untuk bersembunyi bersamanya dibelakang pohon besar, tidak perduli motor Abrega, yang penting mereka yang tidak terlihat.
Aneera berdiri di belakang punggung Abrega, dia mengintip dari balik sana.
"Kenapa harus ngumpet segala sih?" tanya Abrega."Shh diem-diem,"
Mang Pian turun dari mobil lalu membuka gerbang setelah melirik motor Abrega, kemudian Mang Pian kembali naik ke mobil lalu masuk ke dalam.
Aneera dan Abrega keluar dari sana.
Tak beberapa lama Mang Pian muncul dari gerbang. "Aih ada orangnya! tadi teh kemana kok nggak ada tapi sekarang ada?"
"Diajak ngumpet tadi sana Aneera," sahut Abrega.
Aneera tersenyum kikuk.
"Oh iya," Abrega berjalan mengambil bingkisan berisi makanan. "Ini buburnya buat Mbok Loli, terus pecel ayamnya buat Mang Pian." Ucapnya seraya menyodorkan bingkisan itu pada Mang Pian.
Mang Pian menatap Abrega. "Yaampun Mas Abrega teh nggak perlu atuh repot-repot, si Mamang mah gampang, tadi sore juga udah dibawain bubur sama si Neng." Sahutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/209106369-288-k824114.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Abrega
Teen Fiction"Aneera," panggil Abrega. "Hmm?" sahut Aneera seraya menatap Abrega. "Tujuan hidup lo apa?" Aneera memicingkan matanya. "Kenapa emang tanya tanya tujuan hidup gue?" "Karena sayang." "Apasih?" "Ya lagian, ya karena mau tau dong, pake nanya" Aneer...