Hari senin ini, upacara tidak bisa dilaksanakan karena hujan yang tiba-tiba datang.
Seluruh siswa dan siswi SMA Merdeka Indonesia ini di buat senang.
"Nih," ucap Janu seraya menyodorkan sebuah kotak makan berwarna oranye yang berisi nasi goreng ayam yang dibuat olehnya sesuai permintaan Abrega semalam.
"Ada potongan wortel dibentuk hati kan?" tanya Abrega seraya meraih kotak makan itu.
Janu duduk dimeja Abrega. "Iyee, komplit, sesuai sama pesanan, beruntung banget lo punya temen chef kaya gue." Sahutnya.
Abrega tersenyum. "Hehe makasih ya Janu anaknya Pak Sugiharto, semoga panjang umur, biar sering-sering gue mintain tolong, aamiin." Sahutnya.
"Aamiin," sahut Gilang dan Ivar bersamaan.
Setelah itu Pak Hadin, selaku guru sejarah memasuki kelas.
Pelajaran berlangsung dengan hikmat.
Abrega sesekali tersenyum kala melihat kotak makan yang dia taruh di bawah meja. Abrega sudah tidak sabar ingin memberinya pada Aneera, sampai-sampai Abrega selalu melihat ke arah jam sejak dimulainya pelajaran sampai waktu istirahat tiba.
Abrega kemudian menaruh pulpennya asal, dia lalu mengambil kotak makan itu."Dadah semua jangan kangen, gue istirahatnya bareng Aneera dulu hari ini!" seru Abrega lalu melangkah keluar dari kelas dengan sorakan ketiga sahabatnya.
Abrega menuruni tangga, beberapa siswi ada yang menyapa, Abrega tadinya ingin bilang "Hai," seperti biasa, namun dia ingat Aneera. Jadi Abrega hanya tersenyum tipis kala ada siswi yang menyapa. Abrega hanya merasa mulai sekarang dia harus menjaga sikap, untuk menjaga hati Aneera juga.
Setelah sampai di lantai satu Abrega berjalan menuju kelas Aneera. Kemudian dia masuk begitu saja karena merasa sudah tidak ada guru di sana.
"Aneera! gue bawain makanan buat lo, nggak usah ke kantin ya, makan ini aja," ucap Abrega.
Aneera dan Daira menoleh.
Daira spontan tersenyum lebar. "Ha-hai Kak." Sapanya.
Abrega tersenyum lalu kembali menatap Aneera. "Gimana mau?"
"Mmm... Daira kan mau ke kanti-"
"Eh enggak! gapapa, gue sendiri aja, gapapa kok gapapa, dadah dadah!" ucap Daira lalu melangkah keluar kelas dengan senyuman dan lambaian tangan.
Abrega kemudian duduk di bangku yang ada dihadapan Aneera. "Ini Janu yang masak, pasti enak. Di habisin ya,kalo enggak nanti Janu nangis." Ucapnya seraya membuka kotak makan itu lalu menyodorkan sendok kepada Aneera.
Aneera menatap nasi goreng ayam ini yang terdapat potongan wortel berbentuk hati lalu Abrega. "Lo yang minta Kak Janu buat masakin ini untuk gue? atau gimana?"
"Bener! selamat karena lo bener jadi sekarang lo adalah pacar gue!"
"Dih apaan lo?" Aneera mengambil sendok yang Abrega sodorkan, kemudian menyendok nasi goreng ayam itu.
"Eh baca doa dulu," ucap Abrega. Aneera menurutinya, lalu memakan nasi goreng itu setelahnya.
Abrega tersenyum seraya menaikan kedua alisnya. "Enak nggak? enak kan?"
Aneera menganggukan kepala. "Lo nggak makan?"
"Enggak, udah lo aja yang makan."
"Masa lo nggak makan sih? nggak laper?"
"Ngeliat lo juga gue udah kenyang,"
"Lo pikir gue makanan!"
"Duh enggak gitu maksudnya,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Abrega
أدب المراهقين"Aneera," panggil Abrega. "Hmm?" sahut Aneera seraya menatap Abrega. "Tujuan hidup lo apa?" Aneera memicingkan matanya. "Kenapa emang tanya tanya tujuan hidup gue?" "Karena sayang." "Apasih?" "Ya lagian, ya karena mau tau dong, pake nanya" Aneer...