bagian sembilan belas

5.2K 590 87
                                        

Abrega bersama Gilang keluar dari ruang osis setelah selesai rapat untuk membicarakan tentang pendaftaran anggota baru. Sedangkan yang lain masih di dalam membereskan ruang osis.

"Lo kenapa si Ga? ngeliatin hape terus?" tanya Gilang karena semenjak rapat tadi Abrega memang terlihat lebih sering menatap ponselnya dan tidak melakukan apa-apa, iya hanya menatapnya.

Abrega menoleh lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku. "Gue chat Aneera dari pulang sekolah tapi belum dibales, gila dah gue nungguin coba kaya nungguin paket dari luar negeri, lama banget." Sahutnya.

Gilang spontan tertawa. "Hahah pantesan anjir, tapi kok lo sampe segitunya sih? biasanya kalo nggak dibales chatnya sama cewek, lo biasa aja tuh."

"Masa sih?"

"Gue rasa lo belum sadar beberapa hal yang berubah dari diri lo deh Ga,"

"Contohnya?"

"Ya yang satu ini lah!"

"Berarti kalo kaya gitu artinya apa Lang?"

"Lo beneran jatuh hati sama Aneera."

"Masa sih?"

"Ye bego masa sih masa sih mulu, tanya aja coba sama perasaan lo sendiri."

"Iyaa sih kayaknya."

"Hmm yaudah goodluck ya anakku Abrega Henza Dipetra!"

Abrega tertawa, kemudian mereka sampai di pelataran parkir.

Gilang dan Abrega memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing. Mereka berpisah di gerbang sekolah.

Abrega mengarahkan motornya ke kanan, sedangkan Gilang ke kiri.

Sekitar lima belas menit, Abrega sampai dirumah, dia menekan klakson lalu Pak satpam penjaga rumahnya keluar untuk membukakan gerbang. Setelah itu Abrega masuk dan berterimakasih.

Abrega melangkah menuju dapur, dia membuka kulkas lalu meraih botol berisi air mineral kemudian meminumnya.

Setelah merasa hausnya hilang, Abrega berjalan menuju kamar.

"Eh Aden udah pulang, mau makan dulu? Bibi udah masak tadi," ucap Bi Ika menghentikan langkah Abrega.

Abrega menoleh. "Nanti aja Bi, makasih ya." Ucapnya lalu melanjutkan langkah hingga sampai dikamarnya.

Abrega menaruh tasnya asal, dia kemudian merebahkan dirinya ke atas tempat tidur. Terdiam beberapa detik lalu meraih ponselnya disaku jaket. Masih belum ada balasan dari Aneera, bahkan pesannya belum di baca.

"Ini Aneera kemana sih? ceklis dua padahal, udah mana nggak ada tulisan terakhir dilihat kapan lagi. Kan jadi bingung nungguinnya," oceh Abrega. Dia kemudian menaruh ponselnya yang beberapa detik setelah itu bergetar tanda adanya pesan masuk.

Abrega yang semangat dan berpikir itu adalah pesan dari Aneera spontan berdiri dengan senyum sumringah, dia kemudian menyalakan layar ponselnya, dan sedetik setelah itu senyumnya menghilang karena ternyata itu bukan pesan dari Aneera, melainkan dari grup yang berisi Gilang, Janu, Ivar dan dirinya.

"Yaelah gue udah seneng," ucap Abrega lalu duduk, dia membuka pesan yang baru saja masuk itu.

manusia biasa.

Janukangmasak
Woy Abrega udah chat Aneera belom lo?

udeh

Gilanglanglang
Tapi belom di bales ya? huahaha

setan

AbregaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang