bagian tiga puluh lima

4.5K 578 180
                                        

"Oke okee! barusan itu gemes-gemes banget nggak sih?!" ucap Gina, setelah semua perwakilan kelas selesai
berjalan di atas panggung.

"Yoiii!"

"Kira-kira menurut kalian, siapa yang paling pantes buat menang? kelas berapa hayoo! mana suaranya SMA Merdeka Indonesia?!"

"Dua belas ipa satu!"

"Semuanya aja menang!"

"Cewek gue mana woy!"

"Sebelas ips aja kasian!"

"Woy kelas gue pasti menang!"

"Wow oke-oke sebagian pada ngaco banget nih ya jawabannya, daripada ngaco nih, mending langsung aja kita panggilin dulu para peserta, abis itu baru kita umumin siapa pemenangnya, mari kita sambut seluruh perwakilan kelas Merdeka Indonesia!!"

Tepukan riuh bergemuruh kembali terdengar diiringi dentuman dram, satu persatu perwakilan berjalan, lalu berdiri sesuai urutan kelas mereka.

Aneera tersenyum setelah berdiri ditempatnya, bersama Abrega tentunya.

Abrega sesekali melirik Aneera lalu ikut tersenyum. Hatinya senang sekali.

"Okay temen-temen! jadi ini barusan udah ada hasil akhir dari vote yang dilakukan para guru kita, dan tanpa berlama-lama, mari kita langsung aja bacain pemenangnya, dan, saya bakalan umumin pemenangnya, dari juara ketiga."

Beberapa tepukan riuh serata sorakan kelas masing-masing terdengar.

Gina tersenyum lebar, dia kemudian membuka secarik kertas berisi nama perwakilan yang akan menang yang tadi di beri oleh Gilang.

"Wow! haha! oke, jadi langsung aja, untuk juara ketiga, lomba fashion show hari ini, di menangkan oleh..."

Semua perwakilan tersenyum dalam hati berdebar.

"Selamat untuk kelas sebelas ipa dua!"

Tepukan tangan terdengar jelas ditelinga semua. Terutama dari kelas XI-IPA 2.

Setelah itu dua pasangan dari perwakilan XI-IPA 2 maju ke depan dengan senyuman merekah.

"Dan selanjutnya, untuk juara satu diraih oleh..."

Gina tersenyum. "Dua belas ipa satuuuuu!"

Seluruh murid XII-IPA 1 spontan berteriak menyerukan nama kelas mereka ditemani tepukan tangan tentunya.

Aneera menghembuskan nafas, sebenarnya kalau tidak menang tidak kenapa. Tapi rasanya ada yang mengganjal.

"Gapapa kalo nggak menang, lo tetep pemenang di hati gue kok," ucap Abrega.

Aneera menoleh, Abrega tersenyum seraya menaik turunkan alisnya. Aneera memutar bola mata lalu kembali menghadap kedepan.

"Oke, ini yang terakhir, untuk juara dua, dimenangkan olehhh!"

Gina melihat kesekitar lalu kembali pada kertas. "Sepuluh ips satuuu!"

Aneera membulatkan bibirnya dua menatap Abrega lalu tersenyum seraya menepuk lengan Abrega. "Kita juara duaaa!"

Abrega ikut tersenyum lebar, dia kemudian menjulurkan tangannya.

Aneera kemudian menaruh tangannya dijuluran tangan Abrega dengan senyum merekah, kemudian berjalan bersama ke depan sana, di belakang mereka berjalan Frida dan juga Rifat.

Dan percayalah, gemuruh tepuk tangan kali ini terdengar lebih ramai daripada sebelumnya. Ini karena ada Abrega tentunya.

Setelah itu, Pak Ehandi selaku kepala sekolah, ditemani oleh Gilang, memberi satu persatu medali kepada para pemenang.

AbregaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang