"Terimakasih banyak Tana." Ucap Mama dengan senyuman hangat.
"Terimakasih kembali Abry."
Mama kemudian mulai melangkahkan kaki dari sana, rasanya sungguh sangat lega karena sudah saling meminta maaf dan menjelaskan tentang mengapa Abrega membatalkan perjodohan itu dan lebih memilih Aneera.
"Udah Ma?" ucap Papa yang memilih untuk menunggu Mama di loby kantor.
Mama menganggukan kepala, lalu mereka berdua melangkahkan kaki menuju dimana mobil mereka terparkir.
"Oh iya Pa, besok kan tanggal merah, gimana kalo kita ajak Aneera sama Abrega jalan-jalan? Mereka pasti mau kan?"
"Mmm ... ide bagus, coba Mama ajak gih, telfon Aneera."
"Siap bos!"
Mama kemudian mengambil ponselnya dari dalam tas, Mama mencari kontak Aneera yang dia dapat dari Abrega lalu menelfonnya.
Mama mertua hehe
panggilan masuk
"An Mama mertua nelfon nih!" seru Abrega agar Aneera yang tengah mengambil sendok untuk makan itu mendengarnya.
Beberapa detik kemudian bisa Abrega lihat Aneera yang datang membawa dua sendok. "Mama?"
Abrega tersenyum seraya menganggukan kepalanya.
Aneera membulatkan matanya, dia menelan saliva lalu menghembuskan nafas.
"Hahah lucu banget sih lo kaya dapet telfon dari polisi aja?"
Aneera menepuk lengan Abrega lalu meraih ponselnya kemudian menggeser ikon hijau.
"Halo Mama hehe, ada apa Ma telfon Aneera?"
Abrega menatap Aneera.
"Aneera! hai nak! Jadi gini Mama itu mau ajakin kamu sama Abrega jalan-jalan besok, mau nggak?"
"Hah mau!—eh." Aneera spontan menutup mulutnya karena dia merasa nada bicaranya tadi sedikit berteriak. "Hehe maaf Ma." Aneera melirik Abrega lalu melempar senyuman canggung.
"Hahah gapapa tau, Mama seneng kamu jawabnya semangat gitu, berarti besok jadi ya kita jalan-jalan, mmm ... kalo Abrega sama kamu, tolong disampaikan yaa."
"Iyaa Ma, siap, ini Kak Abrega lagi sama Aneera kok,"
"Hehe oke deh kalo gitu, Mama tutup ya telfonya, inget loh besok jangan sampai lupa."
"Iyaa Mama siap!"
"Okay, daah Aneera sampai ketemu besok!"
"Daah Mama!"
Mama kemudian memutuskan sambungan telfon.
Aneera menatap Abrega dengan senyuman manis.
"Duh jangan senyum-senyum gitu kenapa sih?"
"Dih orang senyum-senyum kok nggak boleh?"
"Ya abis lo senyumnya bikin gue jadi sayang,"
"Apaan sih lo!"
"Emang Mama ngomong apa?"
Aneera tersenyum lagi. "Mama besok ngajakin jalan-jalan Kak, makanya gue senyum-senyum." Sahut Aneera lalu memeluk ponselnya karena terlalu senang.
"Asik ngajakin kemana?"
"Mama nggak bilang,"
"Asik,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Abrega
Ficção Adolescente"Aneera," panggil Abrega. "Hmm?" sahut Aneera seraya menatap Abrega. "Tujuan hidup lo apa?" Aneera memicingkan matanya. "Kenapa emang tanya tanya tujuan hidup gue?" "Karena sayang." "Apasih?" "Ya lagian, ya karena mau tau dong, pake nanya" Aneer...