Suara alarm berbunyi tepat pukul 6 pagi. Abrega membuka matanya, kemudian tersenyum hanya karena ada Aneera dipikirannya. Dia bangun dari tidur lalu merenggangkan tubuhnya. Dia menarik nafas lalu membuangnya perlahan kemudian beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.
Setelah selesai membersihkan diri, Abrega memasang seragam putih abu-abunya, lalu masih dengan senyum yang sama Abrega memasang sepatu, kemudian turun ke bawah untuk sarapan.
"Selamat pagi Mama dan Papa terbaik sedunia!" seru Abrega, lalu duduk di kursi yang ada di depan Mama.
Mama melirik Papa lalu Abrega, Mama ikut tersenyum karena rasanya sangat bahagia bisa melihat senyuman itu tampil lagi di wajah Abrega. "Sarapan ya, mau pakai selai apa?"
"Apa aja kalo Mama yang buat Abrega pasti suka." Sahut Abrega dengan senyuman sumringah.
Papa tertawa, lalu Mama membuatkan roti dengan selai kacang untuk Abrega.
Setelah selesai sarapan dan meneguk habis susu coklat hangat yang dibuatkan oleh Bi Ika. Abrega berpamitan untuk menjemput Aneera lalu berangkat sekolah bersama.
Abrega menghentikan motornya di depan pintu gerbang, dia menatap pintu gerbang rumah Aneera ini beberapa lama lalu tersenyum manis. Rasanya sudah lama sekali tidak datang kemari dan hal itu berhasil membuat beberapa kenangan kembali berputar, kemudian tanpa ragu-ragu Abrega memarkirkan motornya, dia menekan tombol bel rumah setelah melepas helmnya.
Tak perlu menunggu lama, pintu gerbang mulai terbuka. Menampilkan Mang Pian dengan seragamnya yang terlihat sangat terkejut melihat Abrega.
"Mang!"
"Aih si Mas Abrega apa kabar atuh!"
Mereka berpelukan.
Mang Pian melepas pelukannya lalu menepuk-nepuk pundak Abrega dengan senyuman lepas karena rindunya pada Abrega sudah terobati detik ini juga. "Si Mamang teh kangen pisan atuh, udah lama banget!"
"Hehe Abrega juga kangen, maaf ya Mang, baru bisa dateng lagi kesini."
"Ah nggak perlu minta maaf, yang penting sekarang udah ketemu!"
"Ya ampun iki ada Mas Abrega toh?!" suara itu, Abrega dan Mang Pian menoleh, mata mereka kemudian menemukan Mbok Loli dan Aneera yang sedang berjalan kemari.
"Mbok!"
"Ealah Mas Abrega kemana aja toh. Si Mbok kangen loh iki." Ucap Mbok Loli seraya mengusap lengan Abrega dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Abrega tersenyum lebar. "Aduh Mbok Abrega jadi geer nih dikangenin sama si Mbok." Sahutnya.
Mbok Loli dan yang lainnya tertawa. "Si Mas iki ada-ada aja!"
"Eh iya, kalo yang ini kangen Abrega juga nggak?" tanya Abrega seraya menatap Aneera.
Aneera menoleh lalu memukul pelan lengan Abrega. "Apaan sih lo?" ucapnya seraya tertawa kecil.
"Hahah yaudah, kangen-kangenannya nanti lagi ya. Abrega sama Aneera berangkat sekolah dulu." Ucap Abrega.
"Iyo, hati-hati yo. Jangan lupa belajarnya yang bener, di dengerin kalo gurunya lagi menjelaskan." Pesan Mbok Loli.
"Kalo dari Mang Pian teh, semangat pokoknya mah nya." Sahut Mang Pian.
"Siap grak!" sahut Abrega seraya mengangkat tangannya untuk memberi hormat pada Mbok Loli dan Mang Pian."Berangkat dulu ya Mbok, Mang, dadah!" pamit Aneera.
"Mari Mbok, Mang. Jangan kangen, tenang aja nanti Abrega akan sering-sering kesini!" Abrega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abrega
Подростковая литература"Aneera," panggil Abrega. "Hmm?" sahut Aneera seraya menatap Abrega. "Tujuan hidup lo apa?" Aneera memicingkan matanya. "Kenapa emang tanya tanya tujuan hidup gue?" "Karena sayang." "Apasih?" "Ya lagian, ya karena mau tau dong, pake nanya" Aneer...