Mereka keluar dari toko pernak-pernik ini, kembali berjalan mengelilingi mall dengan Daira yang masih terus-menerus menggandeng tangan Anfeera.
"Main games yuk main games!" seru Daira lalu menarik Anfeera untuk masuk ke dalam area permainan yang terlihat banyak orang berlalu lalang.
Daira mengajak Anfeera berjalan menuju tempat pembelian koin. Sedangkan Aneera dan Abrega memilih untuk menunggu tak jauh dari sana.
"Mba, mau beli dong lima puluh koin ya," ucap Daira.
Mba penjaga tersenyum lalu memberikan Daira lima puluh koin menggunakan sebuah plastik.
Daira tersenyum lalu melepas tangan Anfeera untuk mengambil plastik koin itu. "Nah yang bayar Kak Anfeera ya! makasih banyak!" ucapnya lalu berjalan meninggalkan Anfeera begitu saja.
"Eh apaan lo enak aja! sini nggak! woi Daira!" Anfeera menatap Daira yang menghampiri Abrega dan Aneera disana.
"Mba gimana hehe, jadi lima puluh ribu." ucap Mba penjaga.
Anfeera menarik nafas lalu membuangnya, dia menoleh kemudian dengan sangat terpaksa mengambil dompet dari dalam tas lalu mengeluarkan uang lima puluh ribu rupiah yang dia berikan kepada Mba penjaga.
"Nih Aneera sepuluh, Kak Abrega sepuluh, aku sepuluh-"
"Heh Daira gila ya lo? gantiin sekarang uang gue, lima puluh ribu!" protes Anfeera memotong ucapan Daira.
Daira, Abrega dan Aneera menoleh.
Daira tersenyum lebar lalu menyodorkan sisa koin yang ada di plastik pada Anfeera. "Hehe maaf, itung-itung beramal Kak. Udah yuk main, keburu sore nih hehe. Ayuk!" ucapnya lalu menarik tangan Anfeera untuk ikut bersamanya.
"Ih lepasin! gue mau main sama Abrega bukan sama lo, Ga tolongin!"
"Ih Kak Abrega mah mau main motor-motoran pasti! kita karoke aja ayuk!"
Anfeera kemudian di bawa oleh Daira ke ruang karoke yang ada dipojok sana.
Aneera melirik Abrega lalu melangkah dari sana. Dia melihat ke sekitar lalu tersenyum tipis. Dia jadi ingat, dulu, dia bersama keluarganya pernah beberapa kali kesini, tapi sudah sangat lama, lama sekali.
"Halo Kakak, mau bantuin aku eggak? aku susah nih, mau dapetin boneka itu tuh," ucap seorang anak perempuan yang sedang berdiri di depan permainan capitan boneka.
"Ah? gimana?" sahut Aneera lalu mendekat.
"Ini hehe aku susah mainnya, ketinggian, tapi aku mau boneka, Kakak mau bantuin enggak?"
"Oh ma-"
"Sini gue aja yang bantuin. Gue jago main ini," ucap Abrega yang tiba-tiba datang itu memotong ucapan Aneera.
Anak perempuan tadi menoleh lalu tersenyum pada Abrega.
"Hai, Kakak yang bantuin mau kan?" ucap Abrega lalu tersenyum lebar.
Anak perempuan tadi menganggukkan kepala. "Mau Kakak ganteng!" ucapnya.
Aneera spontan tertawa kecil membuat Abrega yang mendengar tawa itu menoleh, menatap Aneera beberapa saat.
"Yaudah sini Kakak gituin ya," ucap Abrega lalu bertukar tempat dengan anak tadi.
Aneera dan anak perempuan tadi memperhatikan Abrega, mulai dari Abrega memasukkan koin yang diberi oleh anak perempuan tadi, sampai bagaimana Abrega menggerakkan tombol hingga berhasil mencapit sebuah boneka.
"Eh itu-itu dapet!" seru Aneera.
"Ih iyaa!" seru anak perempuan tadi.
Mesin capit kemudian bergerak dengan perlahan, namun sayang, boneka terlepas begitu saja ditengah jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abrega
Roman pour Adolescents"Aneera," panggil Abrega. "Hmm?" sahut Aneera seraya menatap Abrega. "Tujuan hidup lo apa?" Aneera memicingkan matanya. "Kenapa emang tanya tanya tujuan hidup gue?" "Karena sayang." "Apasih?" "Ya lagian, ya karena mau tau dong, pake nanya" Aneer...