bagian tiga puluh dua

5.2K 588 131
                                    

Abrega meminta setangkai bunga mawar merah pada petugas yang sedang memetik bunga itu. Lalu kembali pada Aneera yang menunggu tak jauh dari sana.

"Nih buat kenang-kenangan, ini asli, nggak palsu kaya yang kemarin." ucap Abrega seraya menyodorkan setangkai bunga mawar itu ke hadapan Aneera.

Aneera tertawa kecil lalu meraih bunga itu. "Makasih."

Abrega tersenyum. "Sama-sama."

Setelah itu mereka berjalan keluar dari taman ini, Aneera di bantu Abrega memakai helm sambil tertawa. Lalu setelah itu pergi dari sana.

"Mau makan dulu nggak?"

"Mau lah,"

"Mau makan apa?"

"Terserah,"

"Terserah lo itu lagi mau makan apa?"
Aneera terdiam beberapa detik. "Mmm... makan sate ayam aja!"

"Okee sate ayam," sahut Abrega, lalu mengarahkan motornya menuju salah satu rumah makan sate ayam terenak yang beberapa kali pernah dia datangi bersama ketiga sahabatnya.

Setelah beberapa menit, mereka sampai, Abrega memarkirkan motornya, lalu mereka masuk setelah melepas helm.

Aneera menaruh bunga mawar itu dimeja, dia kemudian melihat sekitar, tak lama Abrega datang, menyusul duduk di bangku yang ada dihadapannya setelah memesan.

"Bunganya biar tetep hidup, nanti pas pulang taruh di botol yang isinya air, nggak usah ditutup kan nggak bisa."

Aneera memutar bola mata. "Gue juga tau."

"Hehe."

Tujuh menit kemudian, pesanan mereka matang, si Mas dengan baju merah datang lalu menaruh dua piring berisi nasi, satu piring berisi dua puluh tusuk sate ayam, kemudian dua gelas berisi es jeruk itu ke atas meja tempat Aneera dan Abrega akan makan.

Abrega dan Aneera kemudian berterimakasih, lalu Mas itu kembali membantu urusan yang lain.

Aneera dan Abrega berdoa, kemudian memakan sate itu dengan lahap.

"Oh iya, soal yang tadi di kantin, itu perwakilan apa sih? gue jadi kepikiran nih, lo harus kasih tau gue, lagian kalo lo kasih tau gue, anggota osis juga nggak bakal tau," ucap Aneera lalu kembali memasukan sate ke dalam mulutnya.

Abrega menoleh. "Iya iya, itu tuh jadi nanti untuk acara tujuh belasan ada lomba fashion show gitu, dan masing-masing kelas harus ada perwakilan dua pasangan."

"Terus kenapa lo minta gue untuk tolak kalo gue kepilih?"

"Ya gue nggak mau aja lo nanti gandeng-gandeng cowok lain,"

"Kenapa emang?"

"Yang boleh gandeng lo atau lo gandeng, itu cuma gue!"

"Emangnya lo siapa?"

"Dih anjir, tadi aja gue nggak usah jujur."

Aneera menahan tawanya, dia kemudian meraih gelas berisi es jeruk itu lalu meminumnya.

"Diumuminnya kapan?"

"Besok,"

"Nyalonin diri ah," ucap Aneera dengan nada meledek.

Abrega menelan saliva, menatap Aneera dengan tatapan sebal "Iyaudah sana, gandeng tuh cowok, lo peluk sekalian biar menang."

"Dih sewot!"

"Enggak tuh."

"Oh gitu?"

"Hmm."

Aneera tersenyum lebar, Abrega ini sedang cemburu atau bukan? kenapa lucu sekali.

AbregaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang