Aneera selesai mengikat tali sepatunya, dia kemudian berdiri, mengambil tasnya lalu menuruni tangga menuju ruang makan.
"Pagi Mbok!" sapa Aneera.
Mbok Loli menoleh lalu tersenyum. "Pagi Neng." Sahutnya dengan nada lemas.
Aneera menoleh karena merasa Mbok Loli tidak seperti biasa. "Mbok kok lemes gitu? kenapa?" tanyanya.
Mbok Loli menoleh lalu tersenyum. "Ndak kenapa Neng, si Mbok cuma kurang enak badan aja." Ucapnya.
Bisa Aneera lihat wajah Mbok Loli yang sedikit pucat. "Mbok sakit ya? ya ampun kenapa Mbok nggak bilang sama Aneera?" Aneera mendekat lalu memeriksa suhu badan Mbok Loli yang ternyata panas.
"Tuh kan si Mbok panas badannya, Mbok ke dokter aja ya Mbok? biar Mang Pian yang anter yaa?" ucap Aneera yang memang sangat khawatir dengan Mbok Loli.
Mbok Loli menaruh gelas ke atas meja, lalu menatap Aneera. "Ndak usah Neng, si Mbok baik-baik aja, nanti juga sembuh toh, Ndak usah ke dokter segala, sekarang Neng sarapan aja yo."
"Mbok tapi badan Mbok panas,"
"Iki masih panas wajar, nanti siang juga si Mbok pasti sudah enakan, wis wis, Neng sarapan, ini si Mbok udah masakin omlet, ayuk di makan secepatnya, supaya ndak telat,"
Aneera mau tak mau menurut, walaupun masih khawatir.Aneera kemudian mulai memakan omelette buatan Mbok Loli. "Mbok udah sarapan?"
"Wis neng,"
Aneera menelan saliva, dia sesekali melirik ponselnya, barangkali ada pesan dari Abrega yang menyatakan bahwa dia sudah di depan.
"Pagi Aneera!" suara Abrega terdengar dari balik tembok dapur.
Aneera menoleh lalu menemukan Abrega yang datang bersama Mang Pian.
"Tadi Mamang yang bukain Neng hehe," ucap Mang Pian.
Abrega kemudian tersenyum. "Mbok apa kabar?" tanyanya.
Mbok Loli menoleh. "Baik Mas. " Sahutnya sambil tersenyum ramah.
"Abrega numpang sarapan boleh kan Mbok?" tanya Abrsga.
"Boleh toh, sarapan bareng sama Aneera, tapi pake roti aja yo? si Mbok cuma buat satu omelet untuk si Neng aja," sahut Mbok Loli dengan wajah penuh senyuman.
"Makasih ya Mbok!" sahut Abrega seraya tersenyum, kemudian mengambil duduk di depan Aneera.
Abrega menatap Aneera yang masih tenang mengunyah. "Cewek, boleh kan sarapan disini?" tanyanya sedikit berbisik.
"Hmm," sahut Aneera seraya mengunyah.
"Eh iya, Mang Pian udah sarapan?" tanya Aneera.
Mang Pian tersenyum seraya mengangguk. "Udah atuh, tadi sarapan bareng sama si Mbok."
Aneera hanya manggut-manggut.
Abrega mengunyah roti yang dia buat dengan sesekali melirik Aneera.
"Si Mang ke dep-"
Gubrak.
Mbok Loli jatuh pingsan.Aneera, Abrega dan juga Mang Pian spontan menoleh.
Aneera membulatkan matanya lalu langsung berdiri.
Mereka kemudian bergerak untuk menolong Mbok Loli.
"Kak, Mang tolong bawa Mbok Loli ke dokter ayuk!" ucap Aneera.
"Kok Mbok Loli bisa pingsan, emangnya Mbok kenapa An?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Abrega
Fiksi Remaja"Aneera," panggil Abrega. "Hmm?" sahut Aneera seraya menatap Abrega. "Tujuan hidup lo apa?" Aneera memicingkan matanya. "Kenapa emang tanya tanya tujuan hidup gue?" "Karena sayang." "Apasih?" "Ya lagian, ya karena mau tau dong, pake nanya" Aneer...