bagian empat belas

6.1K 639 115
                                    

Aneera mengigit roti yang dibuatkan Mbok Loli bersamaan dengan telfon rumah yang berdering.

Mbok Loli yang sedang membuatkan susu cokelat hangat untuk Aneera menoleh, meninggalkan kegiatannya lalu melangkah ingin mengangkat telfon itu, namun Aneera menahannya. Firasat Aneera mengatakan kalau Abrega yang menelfon lagi.

"Biar Neera aja Mbok," ucap Aneera lalu berjalan menuju telfon rumah.

Aneera menarik nafasnya lalu mengangkat telfon itu.

"Halo bisa tolong tanyakan Aneera mau di jemput atau enggak?"
ucap Abrega menghiasi Indra pendengaran Aneera pagi ini.

Aneera menelan saliva, benar kan Abrega. "Nggak mauu!"

"Eh Aneera ya ini?"

"Iyaa gue!"

"Beneran nggak mau gue jemput?"

"Hmm nggak mau," Aneera kembali mengigit roti yang ada ditangannya.

"Yah tapi gue udah di depan gerbang rumah lo, gimana dong?"

Aneera sontak membulatkan mata lalu tersedak, dia buru-buru mematikan telfon itu, pergi ke dapur lalu mengambil susu cokelat yang baru selesai di buat dari tangan Mbok Loli kemudian meminumnya, beruntung susu cokelat ini hangat bukan panas.

"Kenapa toh si Neng? ada apa?" tanya Mbok Loli yang panik karena Aneera terlihat sangat buru-buru.

Aneera menelan susu cokelat hangat yang tadi diteguknya. "Aku ke depan sebentar " Ucap Aneera lalu menaruh roti dan juga gelas berisi susu cokelat hangat yang tadi ke atas meja, kemudian melangkahkan kaki menuju gerbang.

"Sudah siap berangkat Neng?" tanya Mang Pian yang melihat Aneera berjalan keluar dari dapur.

"Sebentar Mang, mau ke depan dulu, ada tukang paket!" sahut Aneera lalu melanjutkan langkahnya yang tertunda.

Aneera membuka gerbang lalu sedikit membungkuk untuk mengintip, ingin mencari dimana Abrega. Namun tidak ditemui oleh matanya.

Aneera menelan saliva lalu kembali berdiri tegak dengan dahi yang mengkerut bingung.

"Dia ngerjain gue yaa?" ucap Aneera lalu kembali berjalan ke dalam rumah dengan rasa sebal lantaran dibohongi oleh Abrega, mana tadi dia sampai tersedak begitu.

Aneera kembali ke dapur, dia meraih tasnya. "Ayuk Mang berangkat." Ucapnya pada Mang Pian yang sedang menyeruput kopi buatan Mbok Loli.

Setelah itu Aneera berpamitan pada Mbok Loli, kemudian berangkat menuju sekolah bersama Mang Pian.

Tak beberapa lama Aneera sampai, dia mengucapkan terimakasih pada Mang Pian lalu turun dari mobil

Aneera melihat ke kanan lalu ke kiri, memastikan apakah ada Abrega atau tidak, kemudian berjalan masuk ke dalam sekolah setelah tidak mendapati Abrega.

"Pagi Aneeraaaaa!" sapa Daira yang sedang mencatat sesuatu di buku tulisnya.

Aneera tersenyum lebar lalu menangkup pipi Daira. "Pagi Daira jelek anaknya Pak Imron!" sahutnya lalu melepas tangannya dari pipi Daira kemudian duduk di bangkunya.

"Sorry permisi, disini ada yang namanya Aneera?" ucap seseorang yang berdiri di depan kelas membuat semua mata pengisi kelas ini menoleh ke arahnya, termasuk Aneera dan Daira.

Daira dan beberapa cewek disana langsung tersenyum lebar, sedangkan Aneera memutar bola matanya. Abrega ternyata.

"Jawab dong, ada yang namanya Aneera nggak?" tanya Abrega lagi.

AbregaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang