bagian empat puluh tujuh

4.2K 608 420
                                    

Bel pulang terdengar nyaring ditelinga para siswa dan siswi SMA Nusa Bangsa, Anfeera membereskan buku-bukunya yang berserakan, memasukannya ke dalam tas, lalu keluar dari dalam kelas.

Dia berjalan menuju tempat biasa Pak Dali menjemput.

"Ke sekolah Abrega ya Pak." ucap Anfeera setelah masuk ke dalam mobil. Pak Dali mengangguk lalu mulai menjalankan mobil.

Hari ini Anfeera sudah bertekad ingin mengajak Abrega untuk jalan berdua. Apalagi setelah menemui Aneera kemarin. Rasa ingin lebih mengenal dan dekat dengan Abrega jadi lebih besar.

Anfeera meraih ponselnya, mencari nomor Abrega lalu menelponnya.

"Duh mana sih kok nggak di angkat,"

Anfeera mencoba sekali lagi. Kini senyuman langsung hadir diwajahnya kala telfonnya diangkat oleh Abrega.

"Hai Ga! aku lagi on the way ke sekolah kamu. Kita jalan yuk!"

"Jalan? kemana?"

"Ke mall hehe, mau kan? biar kita punya waktu berdua gitu. Supaya lebih tau each other."

"Gue nggak bisa lama-lama tapi."

"Gapapa ih, mau kan?"

"Hmm."

"Okedeh! sampai ketemu yaa, tungguin akuu!"

Anfeera mematikan sambung telfon dengan senyuman sumringah, baru membayangkan jalan berdua dengan Abrega saja rasanya sudah senang.

Setelah beberapa saat, Anfeera sampai. Dia kemudian turun dari mobil, meraih ponselnya untuk menelfon Abrega.

Anfeera
panggilan masuk

"Nah tuh udah sampe kali tuh si semut merah," ucap Janu, mereka bertiga masih ada di pelataran parkir, menemani Abrega.

Abrega hanya menatap ponselnya lalu menaruhnya disaku jaket. "Gue jalan dulu," ucapnya lalu menjalankan motornya.

"Awas Ga sawan!" seru Ivar. Gilang dan Janu tertawa. Abrega hanya mengangkat ibu jarinya.

Anfeera yang melihat Abrega datang langsung mendekat. "Kamu kenapa ditelfon nggak diangkat sih?"

"Biar cepet, yaudah ayo."

Anfeera menghembuskan nafas, dia kemudian melangkah ingin masuk ke dalam mobil.

"Kok lo malah naik ke mobil lagi?" tanya Abrega menghentikan langkah Anfeera.

"Ya kan aku emang mau naik mobil."

"Kenapa nggak sama gue aja naik motor?"

Anfeera tersenyum kaku. "Aku nggak biasa naik motor, lagian aku nggak bawa masker, polusi dan nggak nyaman. Jadi aku naik mobil aja, nanti kita ketemu di mall-nya, aku tunggu di lobby. Okay?!" ucapnya, memberi Abrega seulas senyum lalu masuk ke dalam mobil.

Abrega masih terdiam sedangkan mobil yang dibawa Pak Dali sudah sampai gerbang.

Beberapa detik kemudian Abrega tersadar, dia menghembuskan nafas lalu menjalankan motornya.

Abrega tidak perduli, lagipula dia bersyukur, karena dengan begitu, dia jadi tidak berduaan di atas motor kesayangannya ini bersama Anfeera.

Beberapa menit kemudian, setelah melewati jalanan, mereka sampai.

Abrega berjalan setelah memarkirkan motornya, dia melangkah menuju lobby mall dimana Anfeera sudah menunggunya.

"Hai! ayuk!" ucap Anfeera lalu meraih tangan Abrega, tapi Abrega spontan mengelak.

AbregaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang