"Kakkkk Lisaaaaaaaaaa!" Teriakan itu menggema di gimnasium sekolah. Secara refleks, saat pemilik suara berlari ke arahnya Lisa akan langsung minggir, dan membiarkan pelaku melewatinya--karena tak bisa berhenti.
Setelah itu, Lisa menghampiri Jaehyun si kapten basket. "Hari ini kita ada latih tanding sama SMA sebelah. Kira-kira setengah jam lagi mereka sampai. Sebelum pemanasan, tolong bantu rapiin bench ya."
Jaehyun mengangguk dan mulai memberikan arahan pada anggotnya. Lin Yi, si pelaku yang setiap hari berteriak ke arah Lalisa datang bersama Hendery. "Kak Lisaaaa! Apa yang bisa aku bantu?"
Lisa melirik, sebal. "Diam."
Anggota basket tertawa, terlebih karena Lin Yi beneran langsung diam seperti patung.
Hari ini pertandingan nasional. Lisa duduk di samping pelatih, mengamati permainan di lapangan. Lin Yi saat ini sedang berada di baris terdepan dan melakukan tembakan. Poin tambahan untuk mereka. Sudut bibir Lisa terangkat, kalau lagi di lapangan Lin Yi itu keren. Juga kalau diam dan gak petakilan, pasti banyak yang naksir.
Pertandingan selesai, mereka masuk ke final. Lin Yi datang, menghampiri. "Kak Lisa, kalau nanti menang dan aku jadi match maker lima tahun lagu, ayo nikah!"
Mulut Lisa terbuka, bersamaan dengan batuk yang keluar dari anggota basket. June, salah satu anggota langsung menepuk punggung Lin Yi. "Sadar, anak muda!"
"Apa sih? Aku serius? Ya, kak Lisa? Ya?" Mohon Lin Yi. Anggota basket yang lain sebenarnya udah gak aneh sama melakukan Lin Yi, cuma kali ini rasanya beda.
Lisa menghela napas, "lima tahun lagi emang kamu udah jadi apa?"
Dengan semangat, Lin Yi menunjuk dirinya dengan jempol. "ACE di tim nasional!"
Lisa terkekeh kemudian berbalik. "Terserah."
Anggota lain cuma bisa menggeleng, pusing dengan tingkah Lin Yi. Namun, siapa sangka lima tahun kemudian Lin Yi benar-benar menjadi pemain tim nasional. Meski belum menjadi ACE, namun sudah menjadi suami Lisa.
"Demi apa sih? Kok kamu mau Lis?" Tanya June, tak menyangka saat datang ke pernikahan keduanya.
Lisa tertawa kemudian melirik Lin Yi. "Usahanya membuahkan hasil berarti."
"Ya juga sih."
Kalau dulu, Lisa pasti menolak. Lin Yi itu berisik, ganggu, dan kepedean. Akan tetapi, Lisa sendiri yang paling tahu kegigihan Lin Yi. Gak ada kata menyerah yang pernah keluar dari mulut Lin Yi dan itu alasan yang membuat Lisa luluh.
Lin Yi selalu berjuang, bahkan saat ketidakmungkinan datang. Jadi, bagaimana bisa Lisa menolak kalau setiap saat Lin Yi datang dengan kegigihan?
Ini tuh terinspirasi dari Haikyuu wkwk
Mon maap soalnya saya masih syok Kiyoko-San eh Tanaka deng eh Shimizu senpai jadian sama Ryu alias Tanaka-San yang kerjaannya jadi fanboy dan ditolak tiap saat
-amel
KAMU SEDANG MEMBACA
potion
Fanfictionits not a love potion. •• book iv of lisa's blackpink oneshot.