Untuk beberapa orang, menikah dilakukan karena mereka saling mencintai. Beberapa karena harus melanjutkan keturunan. Beberapa karena menuruti orangtua. Beberapa yang lain memilih menikah untuk mendapatkan hal lain.
Alasan terakhir yang membuat Lisa dan Jaehyun menikah. Lisa menikah sebagai syarat melanjutkan studi di luar negeri sementara Jaehyun melakukannya untuk mewarisi perusahaan. Keduanya menikah dengan tujuan yang sama. Hanya sebagai bentuk mutualisme.
Tak ada bulan madu sebab tiga hari setelah pesta pernikahan berlangsung Lisa langsung terbang ke London. Jaehyun juga langsung sibuk dengan serah jabatan dan lainnya. Tak ada panggilan sayang di telfon, hanya sesekali bertanya kabar. Itu pun setelah ditekan keluarga.
Lalu, setelah tiga tahun, Lisa pulang bersama seorang pria di sampingnya. Nama pria itu Hyunjae, sosok yang menjadi penting dalam hidup Lisa selama di London. Tiga orang, dua masih asing, dua lain memiliki hubungan.
Lisa menaruh cangkir kopi di atas meja bundar ruang tamu mereka. "Saya dan Hyunjae sudah menikah. Juga saya saat ini sedang mengandung anaknya."
Jaehyun mengangguk. "Bagus kalau begitu. Kita bisa katakan pada keluarga kalau kamu sedang mengandung anak kita." Matanya beralih pada Hyunjae. "Jangan salah paham. Kamu bisa memiliki Lisa dan saling mencintai. Saya tak begitu peduli. Saya hanya ingin mereka berhenti bertanya soal ini, itu."
Jaehyun kemudian berdiri. "Untuk kedepannya semoga kita bisa berhubungan baik."
Lisa menoleh, menyentuh pipi Jaehyun. "I've told you, he won't mind."
Hyunjae melirik pada Jaehyun yang melangkah ke halaman belakang. Rasanya tadi ia melihat Jaehyun menangis. Atau mungkin ia salah paham.
Jaehyun hanya bisa mengepalkan tangannya, keras dan erat. He never felt like this before. Awalnya ia hanya menjadikan pernikahan sebagai syarat. Namun, kenapa ia merasa marah dan tak terima? Lisa selalu bisa membuat emosinya naik-turun. Hanya, sejak awal keduanya sudah setuju. Bahwa apapun yang akan terjadi pada kehidupan masing-masing, yang lain harus dapat menerima tanpa penolakan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
