Setelah selesai makan malam dan mencuci piring, Jaehyun dan Lisa mengunjungi rumah keluar Nakamoto. Lisa membawa kotak berisi tas merk terkenal. Kebetulan ia kemarin membeli tas dan salah memilih warna, jadi lebih baik diberikan untuk hadiah. Apalagi karena Jisoo juga mengincar tas ini.
"Kak Jisooo!" Seru Lisa saat Yuta membuka pintu. Perempuan itu berlari dan memeluk Jisoo erat. "Huhu, aku bakal jadi tante lagi! Ada adik bayi!"
Jisoo tertawa melihat reaksi Lisa. Tak lama Jaehyun menyusul dan duduk di samping Shota—di lantai. "Selamat ya, Kak Jisoo, Bang Yuta juga."
"Shota juga!" Seruan Shota membuat Jaehyun tertawa dan memeluk putra keluarga Nakamoto.
"Iya, Shota juga! Jadi Kakak yang baik ya?" Nasihat Jaehyun dan Shota mengangguk.
Lisa sudah mengusap perut Jisoo, ada perasaan hangat di dadanya. "Selamat ya, Kak. Ini hadiah buat Ibu hebat." Lisa memberikan paperbag pada Jisoo.
Mata Jisoo langsung melebar, terutama ketika melihat isi kotaknya. Yuta sendiri langsung menutup wajah. "Yut! Liat! Lisa aja ngasih aku tas gini???"
Sudah diduga reaksinya akan seperti ini. "Iya, nanti aku beliin kalung yang kamu mau." Bujuk Yuta biar Jisoo gak membahas terus-menerus.
"Kalungnya udah aku beli. Nih! Nih! Masa gak sadar?" Yuta salah lagi.
Lisa tertawa kemudian menyentuh bahu Jisoo. "Kakak jangan marahin Abang mulu."
"Abis dia tuh cuek banget sih. Sebel." Yuta melirik Lisa, seakan memberi kode. Kode diterima, Lisa duduk di samping Jaehyun.
Yuta kembali memeluk Jisoo. Pelajaran dari kehamilan Shota, Jisoo jadi sangat sensitif saat hamil. "Kita belanja ya, nanti. Kamu bisa milih yang mau kamu beli. Buat Baby juga."
Jisoo merengut, tangannya menepuk paha Yuta. "Boong, tidur di sofa sampai Baby lahir."
Yuta mengangguk. Saat hamil, Jisoo jadi lebih menggemaskan.
Setelah kembali dari rumah keluar Nakamoto, Jaehyun kini sedang memijat pundak dan leher Lisa. Sejak masuk ke kamar, emosi Lisa terlihat tak baik. Jaehyun menaruh tangannya di bahu istrinya. "Ada yang kamu pikirin ya?"
Lisa menghel napas, menyandarkan kepalanya di tubuh suaminya. "Mungkin aku iri, Jae. I want to have a baby too."
Jaehyun tak membalas, tahu Lisa masih ingin bicara. Tangannya melingkari tubuh Lisa sambil mengusap punggung tangan istrinya. "Aku tahu keluarga kamu pengen kita cepet-cepet punya anak. Jae, kapan ya kita dikasih kepercayaan untuk punya anak?"
Jaehyun mengecup pundak Lisa beberapa kali. "Saat waktunya tiba, Sayang. Tenang aja, kebahagiaan bukan perlombaan yang harus dikejar. Pelan-pelan aja. Aku menikahi kamu 'kan bukan hanya untuk memiliki keturunan. Aku menikahi kamu karena ingin membahagiakan kamu dan diriku sendiri. Soal anak, baiknya kita usaha dulu 'kan?"
Lisa tertawa karena kecupan Jaehyun membuatnya geli. "Smooth talker." Katanya sambil menoleh dan Jaehyun mengecup bibir Lisa.
"Nah, sekarang gimana kalau kita usaha?" Tawar Jaehyun.
Lisa menggeleng. "Aku lagi dapet."
Malam itu Jaehyun harus menahan diri.
HAH
kasian
-amel