🍷cupid

6.3K 936 86
                                    

Selama ini, Lisa selalu menjadi pendengar kisah cinta teman-temannya. Lisa belum pernah jatuh cinta dan tak memiliki pengalaman dengan lawan jenis. Ditambah sekolahnya khusus perempuan. Jadi, saat pulang sekolah dan seorang laki-laki asing menyatakan cinta, Lisa malah kabur.

Besoknya, laki-laki yang kemarin Lisa temui berdiri di pinggir gerbang. Ia tersenyum, menampilkan giginya dengan lambaian kecil. "H-hai?" Ujarnya, tak yakin.

Lisa menggeratkan genggaman tangannya pada tas. Ada perasaan tak enak setelah kabur kemarin. Ia mendekat sambil menunduk. "Halo, maaf soal kemarin." Balas Lisa sambil menunduk.

Ke duanya diam, laki-laki di depannya mengusap leher kemudian berdeham. "Uh, can I talk to you?" Tanyanya kemudian menggerakkan tangan, gugup. "Ka-kalau gak mau gak apa-apa. Cu-cuma di dekat sini ada pancake yang enak."

Lisa tahu jika laki-laki di hadapannya gugup dan itu membuatnya ikut gugup. Ia bisa merasakan jantungnya berdegup kencang. "Boleh." Katanya dan ke duanya melangkah dalam diam.

Saat sampai, ke duanya langsung memesan. "Nama kamu?" Tanya Lisa sebab ia merasa canggung untuk memanggil laki-laki ini.

Lisa bisa melihat wajahnya yang memerah hingga leher dan telinga. Bagai efek domino, Lisa pun jadi merona. "Ugh, Winwinwin."

Ke dua kelopak mata Lisa berkedip. "Triple Win?"

Kali ini merah di wajahnya semakin bertambah dan ia menggeleng. "W-winwin."

Kecanggungan dapat Lisa rasakan sekarang. "Ah, maaf. Aku Lisa."

Winwin mengangguk dengan wajah memerah. "Aku tahu."

Lisa menunduk, tak tahan dengan tensi yang canggung ini. Winwin berdeham, membuat Lisa mendongak. "Kemarin, kamu pasti kaget karena aku tiba-tiba muncul dan bilang suka." Bukanya dengan nada bergetar. "Maaf."

Cepat-cepat Lisa menggeleng. "Gak apa-apa, gak usah minta maaf. Aku yang harusnya minta maaf karena kabur tiba-tiba."

Setelah itu ke duanya diam. Winwin berusaha mengatur kata-kata dalam otaknya sampai pesanan mereka tiba. "K-kamu gak perlu balas perasaan aku. Tapi, untuk hari ini tolong dengar omongan aku." Pinta Winwin sambil mengaduk latte.

Winwin melirik ke arah Lisa sejenak. Ia menghembuskan napas, mencoba rileks. "Hng, bulan lalu di halte kamu minjemin payung. Sejak hari itu aku berusaha balikin, tapi kamu selalu bareng teman. Kamu selalu sama orang lain dan bantuin orang lain. Selama berkali-kali aku mencoba balikin payung, aku malah ngeliat sisi lain dari kamu. Abis itu aku sadar kalau aku suka kamu."

Bukan hanya Winwin, tapi juga wajah Lisa yang semerah tomat. Ke duanya saling tatap dan melengos kemudian. Winwin buru-buru mengibaskan tangannya. "A-, gak perlu dipikirkan. Aku cuma mau bilang, maaf kalau bikin kamu takut."

Lisa langsung menjatuhkan kepalanya di atas meja. Bingung harus melakukan apa, membuat Winwin panik. "Lisa, are you okey?"

Ia menggeleng, "jangan bilang gak perlu dipikirkan dengan ekspresi kaya gitu dong." Ia mendongak, menatap Winwin. "Ini pertama kali ada orang yang bilang suka sama aku. Jangan bilang untuk gak dipikirkan saat kamu berusaha keras untuk bilang suka."

Ke dua tangannya menutup wajah. Rasanya malu. Ia menarik napas dan menghembuskannya. "Aku belum pernah suka sama orang sebelumnya dan aku gak bisa gak mikirin perasaan kamu. Kalau kamu mau kita bisa mulai dari temenan."

Ia melirik dan Winwin langsung mengangguk dengan semangat. "Mau! Mau banget!"

Lisa terkekeh geli. Gadis itu menenggakkan punggung dan membungkuk. "Mohon bantuannya."

Winwin melakukan hal yang sama. "M-mohon bantuannya juga."

Setidaknya keberanian Winwin dengan perlahan membuahkan hasil.

Setidaknya keberanian Winwin dengan perlahan membuahkan hasil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gahhh kebayang ga sih awkward-nya? Kwkwk
-amel

potionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang