Kali ini Lalisa bertemu lagi dengan Chan-wook. Setelah pertemuan sebelumnya, mereka setuju untuk bertemu kembali. Kali ini lebih serius, sebab tak ingin berlama-lama tanpa status.
Tekanan dari keluarga Lalisa membuatnya muak. Toh dia tak membenci Chan-wook dan dari sekian pria sebelumnya, Chan-wook tentu lebih baik. Dia pria baik, begitu menurut Lalisa.
"Menurut kamu apa yang dibutuhkan dalam pernikahan?" Tanya Lalisa sambil memutar gelas wine.
"Banyak. Satu yang pasti adalah kepercayaan. Menghabiskan waktu lama bersama orang asing, kalau bukan karena percaya, apalagi yang bisa dipertahankan?" Chan-wook dengan tenang memotong daging di depannya. Ia mendongak perlahan dan menatap Lalisa lembut. "Bukan cuma cinta. Karena kalau cuma cinta, orangtua saya dan kamu gak akan bertahan selama ini."
Benar. Lalisa menyetujuinya. Di lingkungan kehidupan mereka, cinta hanya sedikit hal yang membantu dalam hidup. Orangtua mereka tak menikah karena cinta, seperti kakek dan nenek mereka. Awalnya sebab bisnis dan cinta sebagai bonus. Anak-anak merek adalah pion juga pilar pertahanan dalam keluarga. Tentu saja cinta asing, baik bagi Lalisa juga Chan-wook.
"Kamu dan saya tak perlu kepastian. Tak juga butuh cinta." Kata Chan-wook menatap piringnya. "Tapi yang saya yakini, di antara kita butuh kepercayaan. Seperti yang saya katakan di kali pertama kita bertemu."
Lalisa diam. Sekali lagi menyetujuinya. "Saya akan lebih bahagia saat kamu mengatakan bahwa kamu mempercayai saya. Dan sampai saat itu tiba, saya akan menunggu."
"Semoga beruntung kalau begitu." Balas Lalisa santai.
Chan-wook tertawa. "Saya gak butuh keberuntungan untuk mendapatkan kepercayaan kamu. Saya cuma butuh usaha."
"Saya tunggu."
Dan makan malam itu kembali hening.
Hahhh
Apa sih
-amel
KAMU SEDANG MEMBACA
potion
Fanfictionits not a love potion. •• book iv of lisa's blackpink oneshot.