potion

🍷for you

If it's for you, I would do anything. Even being a criminal.

Lantai marmer tersebut kini berhias warna merah tua. Di sudut ruangan terdapat pisau, tergeletak dengan hiasan merah yang aama. Di atas lantai, tubuh dengan jas tersebut tergeletak. Darah menghiasi sebagian besar tubuhnya yang kini pucat.

Seorang perempuan memeluk lututnya, menangis gemetar. "Lisa!" Terikan itu membuatnya mendongak, wajahnya ketakutan.

"Oppa." Liriknya dengan tangan gemetar.

Lelaki itu langsung meraih tubuh perempuan yang lebih muda dalam pelukan. "Ssh, it's okey. Oppa di sini."

Setelah beberapa lama, si lelaki terlebih dahulu melepaskan pelukan mereka. Ke dua tangannya menangkup wajah Lisa. "Dengar, Lisa. Setelah ini turunlah, Joohyuk sudah menunggu di bawah. Kalian ke tempat Mino dan tunggu di sana. Aku akan mengurusnya. Kamu harus bertahan sampai aku kembali. Paham?"

Lisa mengangguk, meski matanya masih bergerak liar. "Pergi. Aku akan mengurusnya."

Sekali lagi, ia memeluknya. Tangannya meremas rambut Lisa, erat. "Aku akan datang, jadi jangan pergi ke mana pun."

Lisa mengangguk. Ia kemudian berlari keluar dari apartemen tersebut, menemui Joohyuk yang menunggu dalam mobil. Dalam apartemen tersebut, lelaki itu meraih pisau yang tergeletak dan kembali menusuk perut pria tersebut. Matanya datar dan dingin.

"Ini pembelaan diri." Katanya sambil meraih pisau lipat dari saku dan meraih tangan pria yang teebujur kaku. Pisau tersebut kemudian ditusukkan ke perutnya sendiri.

Lima tahun berlalu. Lisa duduk di sofa, depan televisi sambil memeluk bantal. Hanya ada dirinya yang kini menatap ke arah pintu. Seakan tahu seseorang akan datang, senyumnya mengembang. Ia melangkah mendekati pintu dan membukanya.

Firasatnya benar, orang yang ia tunggu ada di sana. Seo In-Guk, lelaki yang selama ini ia tunggu. Tangannya terulur, memeluk lelaki di hadapannya.

"Welcome back. I miss you, Oppa." Lirihnya dengan suara bergetar.

In-Guk memeluknya sama seperti terakhir kali, ia meremas rambut Lisa erat. Kemudian ia menunduk dan mengecup pundak perempuan dalam pelukannya. "Maaf jika terlalu lama. Sekarang, aku akan selalu berada di sampingmu."

Lisa mengangguk.

“Pelaku penyerangan lima tahun lalu telah bebas. Polisi mengumumkan bahwa pelaku hanya melakukan tindakan tersebut sebagai perlindungan diri. Masa tahanan yang seharusnya masih beberapa tahun lagi kini telah diselesaikan. Pihak kepolisian juga menjadikan perilaku pelaku di penjara sebagai jaminan pembebasan.” Berita tersebut ditonton oleh Mino dan Joohyuk yang kini menyesap beer.

Mino melirik ke arah Joohyuk. "Teein melakukannya terlalu lama."

Komentar tersebut diangguki oleh Joohyuk. "Benar. Tapi, aku rasa itu permintaan dari hyung-nim. Dia tidak mau orang-orang terlalu curiga. Aku rasa lima tahun waktu yang ideal."

Mino tertawa, baru menyadari satu hal. "Benar-benar ideal untuk menyiksa batin Lisa. Ideal juga saat perempuan itu sudah dewasa. Dasar sialan."

Joohyuk mengangguk. "Hyung-nim selalu memiliki rencana sendiri."

"Bahkan jika harus menjadi kriminal akan ia lakukan. Kau tahu, hyung kita itu paling jago mengikat mangsa. Kali ini, Lisa sudah terikat tanpa dapat terlepas." Mino memutar kaleng beernya. "Terikat dengan hutang budi dan hal lain yang ia kira cinta."

Joohyuk diam. Mino kembali melanjutkan, "yah, aku rasa tak buruk juga. Ke duanya sama-sama sebatang kara. Juga setidaknya, aku bisa melihat hyung lebih santai."

"Maksudmu lebih bahagia?"

Pertanyaan Joohyuk dibalas tawa geli oleh Mino. "Eiy, ayolah. Bahagia dan hyung jika disatukan sangat menggelikan." Ia membuka kaleng beernya. "Yah, tapi tak buruk."

Aku nulis ini dari semalem kehenti mulu krn ga nemu cast yg pas dan sinyal jele :)
Anyway seo in-guk ini aktor yah
Silakan dicari sendiri
Welcome to dark hour maybe?
-amel