🍷have we ever meet before?

6.1K 921 113
                                    

"Have we ever met before?" Tanya seorang laki-laki tinggi di hadapan Lisa. Pakaiannya dari atas sampai bawah hitam. Kaus hitam, jaket kulit hitam, celana jeans hitam, dan sepatu hitam.

Satu alis Lisa naik, "maaf, saya gak tertarik pacaran."

Lelaki itu buru-buru mengibaskan tangannya. "Bukan. Saya serius. Kita pernah ketemu sebelumnya."

"I don't remember ever met a handsome guy like you." Ujar Lisa cepat dan kemudian menggeleng. "Maksudnya, saya gak inget pernah ketemu kamu."

Laki-laki di depannya menggaruk tengkuknya. "Saya Doyoung." Tangannya terulur dan Lisa meraihnya.

"Lisa." Balas gadis itu sambil menggenggam tangan Doyoung.

Wajahnya langsung ceria, seakan ingat sebuah memori. "Ah! Kakaknya Lucas! That's why!"

Lisa mengangguk. "Temannya Lucas?"

Doyoung tersenyum sebagai jawaban. "Seniornya di kampus." Rambutnya dengan sengaja ia sisir ke atas. "Makan yuk?"

Lisa memiringkan kepalanya, bingung. "Heh?"

Doyoung malah tertawa. "Lucas bilang bakal jemput 'kan? Jadi, nunggu bareng gue aja yuk?"

Alis Lisa berkerut, bingung dengan keadaan ini. Akan tetapi, langkahnya mengikuti Doyoung. "Hm, this is so weird." Kata Lisa sambil membaca menu di tangannya.

Doyoung malah tertawa. Lelaki itu melepaskan jaket dan memberikan pada Lisa. "Celana kamu kependekan." Katanya sambil melirik tajam pada orang yang menatap kaki jenjang Lisa.

Masih dengan kebingungan yang sama, Lisa meraih jaket tersebut, dan menaruhnya di atas paha. "Kenapa tiba-tiba ngajak makan bareng? Kita bahkan baru ketemu?" Tanyanya.

Lagi yang Lisa dengar adalah suara tawa Doyoung. "Saya dengar banyak cerita menarik dari Lucas dan penasaran. Akhirnya malah gak sengaja ketemu." Matanya menatap lurus ke Lisa. "Kebetulan banget ya?"

"And awkward." Tambah Lisa.

Benar kata Lucas, kakaknya selalu jujur. Bukan hanya dengan kata-kata tetapi juga ekspresi. "Biar gak awkward, ke depannya ayo ketemu lagi."

Lisa yakin wajahnya memberikan jawaban ke Doyoung. Ekspresinya pasti syok dan bingung, cukup membuat Doyoung tertawa. "Did you just flirting with me?"

Senyuman Doyoung penuh rasa percaya diri. "I did. Kamu punya pacar?"

Kenapa jadi introgasi?

"Punya."

Doyoung nyengir, "saya bakal berusaha biar kamu putus kalau gitu."

"Hah?" Lisa menggeleng. "Jangan ekstrim. Saya bohong." Katanya cepat.

Doyoung kembali tersenyum. "Saya tahu. Tadi kamu bilang gak tertarik pacaran 'kan?"

Lisa langsung menunduk, malu. Doyoung terkekeh. "Bentar lagi kamu tertarik kok."

"Pacaran?" Tanya Lisa mendongak.

Doyoung menggeleng. "Sama saya." Katanya sambil menunjuk diri sendiri.

Kali ini malunya beda. Doyoung banyak tersenyum hari ini, padahal kalau di kampus juteknya minta ampun. "Kalau pacaran urusan nanti. Sekarang kamu tertarik sama saya dulu, soalnya gak adil kalau cum saya yang tertarik."

Wajah Lisa datar, dalam hati memuji mulut Doyoung yang terlatih bicara manis.

Wajah Lisa datar, dalam hati memuji mulut Doyoung yang terlatih bicara manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Full tank nih
-amel

potionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang