Chap 1

3.9K 206 44
                                    

Sejak kepergian Halilintar beberapa hari yang lalu, Ice kembali menjadi dirinya yang dulu dingin dan tertutup.

"Kak Ice kapan kau akan kembali ke rumah mu?" tanya Gempa

"Aku tidak tau, apa kau mengusir ku?"  tanya Ice balik

"Eh... tidak kok maksud ku kak Ice sudah lama disini apa orang tua kakak tidak khawatir? Lagi pula kakak sudah lama tidak masuk sekolah kan? "jelas Gempa

"Aku baru dua minggu disini, lagi pula aku masih belum siap pergi tanpa Hali," kata Ice sedih

"Kak Hali pasti sedih kalau melihat kak Ice seperti ini kak," kata Gempa jujur saja ia juga belum menerima semua ini

"Oh iya... kak Hali menitip kan sesuatu padaku katanya untuk mu," kata Gempa

Gempa bergegas pergi ke kamar Halilintar dan membawa sesuatu seperti gantungan kunci dan sebuah kalung yang tak asing bagi Ice.

Gempa bergegas pergi ke kamar Halilintar dan membawa sesuatu seperti gantungan kunci dan sebuah kalung yang tak asing bagi Ice

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebuah gantungan kunci berwarna biru muda, air mata Ice mulai turun kembali ia menatap gantungan kunci itu.

"Kak Hali membuatnya sendiri waktu di rumah sakit saat ia dirawat dulu, lalu kak Hali bilang jika ia pergi berikan ini untuk mu kak Ice," kata Gempa

Gempa memberikan secarik kertas kepada Ice.

Dear Ice

Maafkan aku tidak memberi tau mu tentang penyakit ku ini Ice, jujur saja aku tidak ingin pergi namun aku tidak bisa melawan takdir ku, jika aku pergi carilah teman baru agar bisa menemanimu lagi, aku sayang padamu tapi maaf aku harus pergi jaga diri mu Ice, kau sahabat terbaikku Ice.

From
You friend

Ice kembali menangis.

"Baiklah besok aku akan kembali ke Malaysia, kau ikut Gempa?" tanya Ice

Gempa menggeleng.

"Aku akan pulang nanti, kak sekarang aku masih ingin di sini," kata Gempa
.

.

.

Sementara itu disekolah Ice~

Seorang murid baru terlihat berdiri didepan kelas Ice, seorang pemuda yang sangat tampan dan murah senyum.

"Hai nama ku Blaze Fire kalian boleh panggil aku Blaze, aku pindahan dari Amerika," kata Blaze dengan senyuman yang membuat siapa pun terpesona.

Setelah itu Blaze berjalan menuju bangku kosong.

"Apakah bangku ini kosong?" tanya Blaze pada siswa lain bernama Gopal

"Oh bangku itu milik Ice dia sedang tidak masuk," kata Gopal

"Kau bisa duduk disampingnya, kalau tidak salah menurut kabar yang ku dengar orang yang duduk disitu sudah meninggal beberapa minggu yang lalu," lanjut Gopal

"Baiklah, terimakasih atas info nya," jawab Blaze segera duduk di kursi itu, kursi itu adalah kursi yang dulu ditempati oleh Halilintar

Jam istirahat berbunyi, Blaze dan Gopal keluar kelas bersama mereka menjadi akrab saat dikelas tadi. Bagi Gopal teman baru nya itu bukan hanya tampan dan murah senyum, Blaze juga pemuda yang sangat pintar.

"Aku penasaran dengan gadis bernama Ice itu, kau bisa memberitahu ku Gopal?" tanya Blaze

"Oh... Ice itu gadis yang pendiam dan tertutup dia jarang pergi bersama teman nya dan hanya menetap dikelas saat jam istirahat, dan dia cukup pintar di kelas," kata Gopal

"Kau tau kenapa dia tidak masuk?" tanya Blaze

"Mungkin ada hubungan nya dengan gadis bernama Halilintar," kata Gopal sambil menyantap makanan nya

"Halilintar siapa itu?" tanya Blaze

"Halilintar dia murid pindahan di masuk sekolah ini beberapa bulan yang lalu, kursi yang kau tempati sekarang adalah milik dia dulu, setahu ku mereka berdua cukup dekat selalu pergi berdua, namun kalau tak salah beberapa minggu lalu ada kabar kalau Halilintar sudah tiada mungkin Ice pergi ke pemakaman nya," jelas Gopal panjang lebar

Blaze hanya mengangguk entah kenapa ia penasaran pada Ice.

'Aku penasaran pada gadis bernama Ice itu' kata Blaze dalam hati
.

.

.

Esok harinya di bandara terlihat Ice yang baru sampai tak ada senyuman di wajahnya hanya ada raut wajah datar yang menghiasi wajah cantik nya itu, Ice sampai di bandara sekitar jam 5 pagi hari ia segera pulang dan bersiap ke sekolah.

Saat sedang berjalan menuju kelasnya seseorang nabrak pundak Ice dari belakang jadilah Ice jatuh terduduk.

"Maaf, aku tidak melihat mu tadi, maaf ya," kata Blaze

"Tidak apa apa, aku permisi," kata Ice segera pergi

Saat Ice menjauh Blaze melihat sesuatu di dekat kakinya seperti itu benda milik Ice.

Blaze mengambil nya dan berniat mengembalikan nya namun ia tak melihat gadis itu.

'Nanti saja jika aku bertemu dengan nya' kata Blaze lalu kembali berjalan ke kelasnya.

________________

Yo guys segini dulu ya, nanti aku lanjut lagi

Jangan lupa vote dan komen

LOVE [ Completed ]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang