Chap 39

1.1K 119 38
                                    

Berbulan-bulan berlalu dengan cepat Yaya kini lebih kejam dari pada yang dulu. Untung lah Ice selalu selamat dari segala rencana jahat Yaya.

"Sial kenapa dia selalu saja selamat?"kata Yaya kesal

Yaya menatap poster bergambar orang yang ia benci dan tak lama ia tertawa.

"Kalau aku tidak bisa mendapatkan Blaze maka kau juga tidak bisa Ice"kata Yaya tertawa dan melempar pisau ke poster itu.
.

.

.

Pagi itu Blaze tidak masuk sekolah karena terkena demam berdarah, Ice berencana untuk datang ke rumah sakit dan menjenguk Blaze.

Yang membuat nya sedikit heran adalah hari Yaya sama sekali tidak membully, membuat Ice menjadi curiga. Namun saat akan ke kantin ia berpapasan dengan Yaya, dan Yaya membisikkan sesuatu pada nya.

"Kau lihat saja nanti Ice, ini adalah hari terakhir mu"bisik Yaya

Ice hanya menatap Yaya sebentar lalu pergi begitu saja tidak menghiraukan Yaya.

Saat di kantin terlihat Api dan Gempa, Ice langsung duduk di samping Gempa.

"Hai kak kau terlihat kesal"kata Api

"Ya, kak ada apa memang?"tanya Gempa

"Tadi aku bertemu Yaya tadi saat akan ke sini"kata Ice

"Lalu apa yang dia lakukan?"tanya Api

"Dia bilang ini hari terakhir ku"kata Ice

"Sebaiknya kakak berhati-hati"kata Gempa

"Tentu, oh ya bagaimana keadaan Blaze?"tanya Ice

"Oh sudah membaik mungkin besok pulang"jawab Api

"Besok sudah pulang? Yakin sudah sehat?"tanya Ice

"Ya kakak kayak nggak tau sifat kak Blaze aja, walaupun besok nggak diizinkan pulang pasti di kabur"kata Api

Ice hanya menghela nafas tau sifat Blaze yang terlalu menghawatirkan dirinya.

"Nanti aku akan kesana untuk menjenguk Blaze"kata Ice

"Oh boleh kak, datang aja pasti tambah sehat itu"kata Api

Ice hanya tertawa kecil, ia berharap tidak ada hal buruk yang terjadi nanti.
.

.

.

Saat pulang sekolah Ice langsung pergi menjenguk Blaze, semoga saja Blaze cepat sembuh.

"Halo Blaze bagaimana keadaan mu?"tanya Ice

"Halo Ice sudah baikan kok besok aku boleh pulang"kata Blaze

"Boleh pulang atau kau yang memaksa agar di izinkan pulang?"tanya Ice dengan wajah datar

Blaze hanya tertawa kecil saat Ice tau kebiasaannya, ya bagi Blaze jauh sehari saja dari Ice ada neraka.

"Hehehe kau tau saja"kata Blaze

"Ya, itukan sifat mu tentu aku hapal"
kata Ice duduk di kursi sambil ranjang Blaze.

"Bagaimana sekolah hari ini? Semua baik baik saja kan?"tanya Blaze

"Ya, semua baik"jawab Ice

"Yaya tidak membully mu kan?"tanya Blaze lagi

"Tidak seharian ini dia tidak membully ku, dia hanya mengatakan sesuatu yang aneh padaku"kata Ice

"Mengatakan apa?"tanya Blaze

"Dia mengatakan 'kau lihat saja nanti Ice, ini adalah hari terakhir mu' seperti itu"kata Ice

"Sebaiknya kau berhati hati sayang, bisa saja ia merencanakan hal buruk untuk mu"kata Blaze

"Ya, tentu saja"kata Ice

Ice termenung sesaat mengingat kebaikan Yaya padanya, kebaikan palsu agar bisa menggantikan posisi nya disamping Blaze.

"Ice ada apa?"tanya Blaze

"Tidak aku hanya berpikir dan mengingat kebaikan Yaya pada ku dulu"kata Ice

"Untuk apa kau mengingatnya? Itu hanya kebaikan semata saja"kata Blaze

"Walaupun begitu dia adalah teman terdekat ku setelah Hali"kata Ice

"Dulu aku selalu sendirian hingga Hali datang ke hidup ku dan menjadi teman pertama ku, hari hari ku terlihat lebih berwarna, namun sayangnya ia sudah pergi"kata Ice

"Kau pasti merindukan nya"kata Blaze

"Tentu saja seandainya dia tidak kalah dengan penyakitnya pasti dia masih ada bersama ku"kata Ice

"Kau boleh merindukan nya, namun jangan bersedih dengan nya, dia ingin sahabatnya ini tetap tersenyum dan bahagia walaupun ia sudah tiada, jika kau sedih pasti Hali akan merasa bersalah karena telah meninggalkan mu, dia sudah cukup berusaha melawan penyakitnya itu apa kau ingin membuat perjuangan nya menjadi sia sia Ice"kata Blaze

"Ya, kau benar Blaze"kata Ice

Setelah menghabiskan waktu bersama Ice akhirnya memutuskan pulang lagipula Blaze harus istirahat.

Namun saat keluar dari rumah sakit seseorang mengikuti dan membungkam mulutnya dengan obat bius.

"Hhppmm...."

Ice mencoba memberontak namun gagal karena kesadarannya semakin menipis hal terakhir yang ia dengar adalah suara orang yang membungkam mulutnya.

"Selamat tidur Ice, semoga kau bermimpi indah hehehehe"



___________________________

Haloooo ges aku balik lagi

Jangan lupa vote dan komen ya


LOVE [ Completed ]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang