Chap 40

1.2K 112 44
                                    

Hari mulai gelap juga hujan yang turun dengan lebatnya, disebuah gudang kosong di pinggiran hutan terlihat seorang gadis yang di ikat disebuah kursi.

Ya, dia adalah Ice yang masih tertidur dan seorang gadis yang memainkan pisau di tangannya.

"Ck... Kapan dia bangun?"tanya nya pada dirinya sendiri

"Kalau begitu biar ku buat kau bangun"katanya lalu mengambil ember berisi air

Yaya menyiram Ice dengan air membuat Ice terbangun dari tidurnya.

"Sudah bangun putri tidur?"tanya Yaya

"Kau.... Apa mau mu?"tanya Ice

"Tidak banyak Ice, hanya sesuatu yang ingin aku lakukan"kata Yaya

"Apa itu? Kau pasti merencanakan sesuatu yang buruk kan?"tanya Ice

"Ya, tentu aku hanya ingin bermain sebentar dengan mu"kata Yaya

"Apa maksudmu?"tanya Ice

Yaya tidak jawab ia berjalan memutari Ice yang juga menatapnya barulah Ice sadar bahwa Yaya membawa pisau ditangannya.

"Mari bermain permainan ini, sebut saja permainan berdarah"kata Yaya

Ice terkejut saat Tau tiba tiba menjambak rambutnya ia meringis pelan.

"Rambut mu ternyata sangat indah dan lembut ya juga sangat harum"kata Yaya lalu ia memotong rambut Ice tanpa izin.

Rambut panjang Ice kini berganti menjadi pendek yang rambut awalnya sudah melewati pantatnya kini hanya tinggal diatas bahu.

"Rambut ku"kata Ice saat melihat rambutnya berserakan di lantai

Tak sampai di situ Yaya kembali berjalan dan berhenti di depan Ice. Ia menyentuh pipi Ice dan mengusap nya.

"Kulit mu juga sangat bagus"kata Yaya

"Jauhkan tangan mu dari wajah ku Yaya"kata Ice

Yaya tidak menggubrisnya ia malah menggores wajah Ice dengan pisau dan tentu saja Ice meringis kesakitan.

"Akh sakit lepaskan aku"kata Ice

Yaya tidak mendengar kan jeritan Ice ia terus menggores tubuh Ice hingga darah mengalir dari luka luka nya.

'Blaze tolong'
.

.

.

Sementara itu Blaze sedang dirumah sakit saat ia hendak minum gelas itu terjatuh.

Api yang mendengar suara gelas itu segera berlari ke ruang Blaze takut bila kakak nya kenapa kenapa.

"Kak kau baik baik saja?"tanya Api

"Ya hanya saja gelas itu tiba tiba jatuh"kata Blaze

"Api..."panggil Blaze

"Ya kak"kata Api

"Firasat ku tidak enak"kata Blaze

"Kenapa kak? Kakak sudah mau mati ya"kata Api dengan wajah polos

"Bodoh bukan itu"kata Blaze

"Lalu?"tanya Api

"Tentang Ice aku merasa dia dalam bahaya"kata Blaze

Tiba tiba ponsel Api berbunyi, Api mengangkat telpon dari Gempa itu.

"Halo Gem, ada apa?"

'Apakah kak Ice masih dirumah sakit?'

"Tidak kak Ice sudah pulang beberapa jam lalu"

'Benarkah? Tapi kak Ice belum sampai dirumah'

"Baiklah nanti aku akan mencari kau tenang saja Gem"

Telpon itupun berakhir kini ponsel Blaze lah yang berbunyi. Ia melihat itu adalah telpon Ice dan Blaze segera mengangkatnya.

"Halo Ice kau dimana? Kau baik-baik saja kan"

Namun suara yang terdengar bukan milik Ice namun milik gadis yang ia benci.

"Haloooo Blaze merindukan kekasih mu"kata Yaya

"Kau!!"Blaze berkata dengan marah

"Tenang saja dia ada bersama ku, jika ingin bertemu datanglah ke sini"kata Yaya

"Dimana Ice katakan!!"kata Blaze

"Oh tenang dia disini"kata Yaya mengarahkan kamera ponsel itu ke arah Ice yang terduduk lemas dikursi.

"ICEE"Blaze berkata dengan keras

Ice menoleh kearah ponsel itu dengan lemah lalu memanggil Blaze dengan lemah.

"Blaze"kesadaran nya pun hilang

Blaze menatap marah ke arah Yaya sedangkan Yaya tersenyum sinis lalu tertawa.

"Jika kau ingin melihat Ice datang kesini Blaze aku menunggu mu"kata Yaya lalu mematikan Telpon itu.

Blaze apalagi ia langsung mengganti bajunya dan langsung pergi diikuti oleh Api.

_______________________

Haloooo ges aku balik lagi

Jangan lupa vote dan komen


LOVE [ Completed ]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang