34. Masalalu Tony Part 15

21.8K 1.1K 130
                                    

Kalian kelas berapa?

👻👻👻👻👻

Tio dan Lukas menuruni anak tangga, buru-buru membawa mayat Tony ke garasi mobil. Mereka bekerjasama memasukkan mayat Tony di kursi belakang. Walaupun cukup susah karena tubuh Tony sudah kaku, tapi akhirnya mereka berhasil juga.

"Ayo, Kas! Cepetan kita pergi dari sini!" Tio membuka pintu kursi kemudi dan bergegas masuk.

"Ayo!" Lukas juga sigap menempati kursi depan.

Keringat Tio semakin deras membasahi dahi dan sekujur tubuhnya. Dia menyetir dengan tangan gemetar, menyusuri jalanan sepi yang berkabut menuju hutan terlarang.

"Yo, apa lo tahu di mana tempat yang aman?" Bola mata Lukas mengecek sepanjang jalan, barangkali ada tempat yang tepat untuk membuang mayat Tony.

"Gue nggak tahu." Tio mengedikkan bahu. Pikirannya sudah buntu. Dia hanya terus menyetir memasuki hutan terlarang.

"Yo, jangan terlalu masuk ke hutan, Yo! Gue dengar, nggak ada orang yang bisa keluar dari hutan terlarang," imbau Lukas.

"Jangan bego ya, Kas! Kita ini bukan mau buang sampah. Tapi kita buang mayat! Mayat!" ujar Tio penuh penekanan.

Ciiittt....

Tio mendadak menginjak rem cepat-cepat saat berpapasan dengan mobil Karin yang terlihat kosong, ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya.

"Eh itu kan mobilnya Karin," kata Tio yang hafal betul dengan plat nomor mobil wanita itu. "Kenapa mobilnya kosong ya?"

"Yo, sebelum Karin balik ke mobilnya, mendingan kita cepat-cepat buang mayat Tony sebelum Karin memergoki kita."

"Iya. Lo benar, Kas." Tio mulai menjalankan mobil kembali, memasuki area hutan terlarang yang lebih dalam, menerobos kabut-kabut juga semak belukar.

"Apa tempat ini sudah cukup jauh dari asrama?" tanya Lukas yang menurunkan kaca mobil, melongok keluar jendela untuk memastikan.

"Eh ngapain lo melongok keluar kayak gitu? Baha-"

Braaakkk

Kepala Lukas menabrak pohon pinus. Seketika lehernya patah sebelum Tio merampungkan kalimat imbauannya.

Rem kembali berdecit. Sekujur tubuh Tio serasa lumpuh. Matanya membulat fokus ke depan, tak berani lagi menoleh ke samping untuk melihat kondisi Lukas yang begitu mengerikan. Satu per satu puzzle mulai bisa terurai dengan jelas di pikirannya.

Pertama, Karin, Bella, dan Anna menghubungi nomornya berulang kali. Dan dia barusan berpapasan dengan mobil Karin yang terlihat kosong di tengah hutan terlarang. Kedua, Tony telah ia temukan meninggal dunia di kamar Stevi. Ketiga, tulang leher Lukas tiba-tiba patah tertabrak pohon pinus.

Semua ini bukanlah sebuah kebetulan. Tio baru menyadari bahwa himbauan Pak Darto tentang tiga tempat terlarang benar adanya. Dan Tio sadar bahwa dirinya kini dalam bahaya.

"Gue harus gimana? Apa mungkin gue bisa lolos dari kematian?"

Kaki Tio melemas. Dia berusaha keluar dari dalam mobil, hingga ia terjerembab ke atas tanah.

Tio merangkak menjauhi mobil dengan tubuh gemetar takut. Belum jauh, sebuah tangan pucat menarik kakinya. Tio berusaha kabur, tapi cengkraman tangan pucat bertambah banyak di kakinya.

Tio menengok ke belakang. Dilihatnya Tony, Lukas, Karin, Bella, dan Anna. Jasad-jasad pucat itu terus menarik kakinya, hingga membawanya pergi entah ke mana.

👻👻👻👻👻
Zaimatul Hurriyyah
Minggu, 5 Januari 2019

Instagram = zaimatul.hurriyyah

Penghuni AsramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang