Stephani tiba-tiba tergeletak di atas lantai tak sadarkan diri. Perlahan, bekas cekikan di lehernya menghilang. Tuan Eleonora yang berada di luar langsung membuka pintu setelah tidak mendengar keributan di kamar Stephani.
"Steph?" tanya Tuan Eleonora panik. Dia menggendong Stephani menuju ranjang.
"Steph? Bangun, Steph!"
Samar-samar Stephani membuka kedua matanya. "A... ayah?"
"Steph, kamu tidak apa-apa, kan?"
"A... ayah. Aku takut, Ayah."
"Tidak apa-apa, Steph. Semuanya baik-baik saja." Tuan Eleonora memeluk erat-erat Stephani.
"Apa benar semuanya baik-baik saja, Ayah?" tanya Stephani memastikan.
Tuan Eleonora cepat-cepat meraih cermin, lalu memperlihatkan bekas cekikan di leher Stephani yang sudah menghilang seperti sihir.
"Lihatlah, Steph! Bekas cekikan dari hantu ruang bawah tanah sudah menghilang," kata Tuan Eleonora.
Stephani mengamati betul-betul bagian lehernya di cermin. Benar kata Ayahnya. Bekas cekikan hantu ruang bawah tanah sudah hilang sepenuhnya, tidak tersisa sedikitpun.
"Arwah pelindung tidak memberikan dampak negatif apapun, Steph. Asalkan kita mempersembahkan darah hewan setiap bulan purnama," jelas Tuan Eleonora.
"Darah hewan?"
"Iya." Tuan Eleonora mengangguk. "Arwah pelindung hanya menginginkan persembahan darah hewan setiap bulan purnama."
"Tapi... kalau kita lupa, bagaimana?"
"Sudahlah, Steph. Kamu tidak perlu khawatir. Ayah akan selalu mengingatkan kamu dan ibumu tentang persembahan bulan purnama. Jadi arwah pelindung tidak akan murka."
Stephani terdiam melihat cermin. Dia kembali melihat lehernya yang benar-benar tidak ada bekas cekikan sedikitpun yang tersisa.
"Apa Ayah yakin, semuanya akan baik-baik saja?" Stephani kembali memastikan.
"Sudahlah, Steph. Kamu jangan khawatir."
Stephani meneguk ludah. Dia berharap semuanya baik-baik saja seperti apa yang dikatakan Ayahnya.
"Sekarang, kamu tidur saja, Steph. Kamu harus istirahat setelah apa yang kamu alami hari ini. Kamu pasti srangat terkejut," saran Tuan Eleonora.
"Iya, Ayah."
Tuan Eleonora mematikan lampu, mencium singkat kening Stephani, lalu pergi setelah mengucapkan selamat malam.
👻👻👻👻👻
Zaimatul Hurriyyah
Kamis, 6 Februari 2020Author sibuk banget. Jadi updatenya suka-suka
![](https://img.wattpad.com/cover/206231202-288-k948589.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghuni Asrama
TerrorAldian bukan anak indigo yang bisa melihat "mereka". Tapi Aldian bisa merasakan ada sesuatu di asrama barunya. "Mereka" mengincarnya. "Mereka" menginginkannya masuk ke alam "mereka". Aldian menyimpulkan bahwa penghuni asrama bukan hanya manusia, ta...