7. Terekam

33.7K 1.6K 60
                                    

Redi mulai mengarahkan kameranya ke sekeliling kamar. Tak lupa juga ia menjelaskan barang-barang yang ia rekam.

"Hai guys. Kalian bisa lihat, ini kamar gue. Sekarang gue tinggal di asrama kampus yang terkenal angker guys," papar Redi.

"Lihat guys. Barang-barang di kamar ini kayak kuno gitu guys. Mejanya." Redi mengarahkan kameranya ke meja kecil di dekat ranjang. "Barang-barang di sini tuh kayak barang antik gitu loh, guys."

"Oke, guys." Redi beralih, mengarahkan kameranya ke arah pintu. "Kita coba dorm tour ke ruangan lain."

Langkah kaki Redi terus berjalan. Kameranya terus merekam setiap sudut ruangan yang ia jelajahi. Kini dia berada di ruang tamu.

"Lihat jendelanya, guys. Seninya itu loh, guys. Nge-feel banget guys. Gue seolah-olah ada di jaman kolonial Belanda gitu," jelas Redi antusias.

"Kamu sedang apa?" suara Pak Darto berhasil membuat Redi terlonjak.

"Oh saya sedang bikin vlog, Pak." Redi mematikan kameranya, lalu mengangguk sopan pada Pak Darto.

"Jangan merekam apa pun di asrama ini!" imbau Pak Darto.

"I ... iya, Pak."

"Kamu anak baru, ya?"

Redi hanya mengangguk.

"Asal kamu tahu, di asrama ini ada tiga tempat yang tidak boleh kamu masuki," kata Pak Darto. "Pertama, jangan dekati gudang!"

"Iya." Redi kembali mengangguk.

"Kedua-" ucapan Pak Darto terpotong saat Bu Lusi memanggilnya.

"Eh Pak Darto, ada telepon nih dari istri Bapak," kata Bu Lusi yang memberikan sebuah ponsel murahan pada Pak Darto.

Pak Darto langsung mengangkat panggilan, lupa kalau dia belum mengimbau dua tempat lainnya pada Redi.

Redi memutuskan kembali ke kamar untuk mengedit video. Tidak bisa dipungkiri jika uang yang ia hasilkan dari youtube cukup banyak. Maka dari itu, dia selalu bersemangat membuat vlog.

Redi membuka laptopnya, lalu mulai mentransfer file video. Sebelum Redi bersiap mengedit, dia melihat kembali video yang telah ia buat.

Redi tercekat dengan mata membulat. Sesosok bayangan putih mengikutinya dari belakang hingga berakhir saat ia memasuki ruang tamu. Dia meneguk ludah. Meskipun ia sering membuat vlog tempat-tempat yang dianggap angker, ini pertama kalinya dia berhasil merekam sebuah bayangan putih.

"Eh Mas Aldian! Coba lihat deh!" Redi dengan heboh membawa laptopnya pada Aldian. "Gila! Saya berhasil merekam hantu!"

Mata Aldian memicing, mencermati dengan benar sosok bayangan putih yang terekam kamera. Dia mulai bergidik takut. Tidak bisa dipungkiri jika di asrama ada mereka yang tak kasat mata.

"Waaah ini prestasi banget! Dengan begini, mungkin subscriber saya akan meningkat. Haduuuh saya nggak sabar mengupload-nya ke youtube," imbuh Redi bertambah antusias.

"Eh elo jangan bikin penghuni asrama ini marah ya!" imbau Aldian.

"Enggak, Mas. Saya nggak berniat bikin mereka marah. Saya hanya berniat menunjukkan pada manusia kalau hantu itu ada."

"Gila lo!"

"Ah Mas Aldian nggak asyik nih." Redi berdecak, kemudian kembali ke meja belajarnya, lalu mulai mengedit.

👻👻👻👻👻
Zaimatul Hurriyyah
Jum'at 22 November 2019

Penghuni AsramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang