3. Kabar Burung

42.8K 1.9K 90
                                        

Aldian membuka pintu kamarnya, menarik napas, lalu mengembuskannya perlahan sebelum masuk. Lagi, dia melihat-lihat interior kamar yang sangat kental dengan nuansa jaman kolonial Belanda.

"Sejak gue masuk ke asrama ini, gue sudah mengira kalau bangunan ini dibuat Belanda," batin Aldian.

Langkah Aldian menuju jendela, dibukanya kunci jendela dengan cukup mengeluarkan tenaga karena berkarat. Dari sana, Aldian dapat melihat hamparan pepohonan pinus jauh di sana. Udara sekitar asrama terasa sejuk, Aldian mulai menyukainya.

"Mungkin, hutan itu yang dimaksud Pak Darto," pikir Aldian lagi. Dia mengedikkan bahu, tak peduli dengan hutan itu. Dia sama sekali tak tertarik melewati batas-batas tempat yang diimbau Pak Darto.

"Ah gue tidur ajalah. Daripada mikir hal-hal yang nggak penting." Aldian memutuskan. Dia segera beranjak memasuki kamar dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

"Memang asrama ini sepi banget. Aneh." Aldian merasa ada sesuatu yang tidak beres. Hening. Terlalu hening untuk ukuran asrama mahasiswa.

Dddrrrtt

Ponsel Aldian bergetar. Dia segera menerima panggilan.

"ALDIAAAN!" teriak Kafi dari seberang sana yang membuat Aldian spontan menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Woi kalau ngomong biasa aja! Telinga gue jadi budek nih," tegur Aldian emosi.

"Gimana bro? Lo udah tinggal di asrama, belom?" tanya Kafi terdengar antusias.

"Udah," timpal Aldian singkat.

"Gimana? Elo udah ketemu Stevi, belom?"

"Stevi?" dahi Aldian berkernyit, mengingat kembali kamar Noni Belanda yang Pak Darto katakan.

"Iya. Di asrama lo itu, ada kamar Noni Belanda yang namanya Stevi gitu. Hati-hati loh. Dia sering nongol. Makanya banyak Mahasiswa yang nggak kuat tinggal di asrama," papar Kafi ngotot.

"Hallah. Tahun 2019 masih percaya yang namanya hantu. Gila lo!"

"Iiih gue serius, bro. Hantu Stevi suka ganggu."

"Oi Stevi gangguin gue!" tantang Aldian lantas tertawa renyah, merasa kekhawatiran Kafi hanyalah hayalan semata.

"Huuus! Nih anak kok dibilangin nggak percaya. Gue sumpahin diganggu Stevi loh!"

"Bomat ah! Obrolan lo nggak penting banget! Bye!"

Aldian cepat-cepat mengakhiri panggilan, merasa Kafi hanya menyia-nyiakan waktunya. Lebih baik, dia bermain game daripada mendengarkan ocehan Kafi, pikirnya.

❤❤❤❤❤
Zaimatul Hurriyyah
Selasa, 19 November 2019

Penghuni AsramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang