Di sekolah tidak ada yang berubah dari sikap Aldi terhadap Vania, meski Aldi tidak lagi menggoda Vania seperti sebelum-sebelumnya. Namun kini setiap kali berpapasan, Vania sudah bisa tersenyum kepada Aldi. Alhamdulillah sahabat-sahabatnya tidak ada yang curiga dan tidak pernah bertanya semua berlangsung seperti biasa. Terkait pernikahan kak Rima, Vania sudah menceritakan kepada sahabat-sahabatnya dan meminta maaf belum dapat mengundang mereka karena pestanya hanya terbatas untuk keluarga, tetangga serta teman-teman kak Rima dan mas Bagas. Sahabat-sahabatnya paham dengan penjelasan Vania, padahal mereka sangat ingin menghadirinya karena bagi mereka kak Rima sudah seperti kakak sendiri.
H-1, kediaman pak Sumadi semakin ramai dengan kunjungan keluarga dan tetangga yang turut membantu persiapan pernikahan. Mulai dari menyiapkan hiasan janur kuning dan bunga untuk tempat akad serta menata meja dan kursi di tenda sebagai tempat resepsi. Untuk kamar pengantin dan pelaminan sudah menjadi urusan Tante Minah demikian pula untuk makanan dan minuman serta kue-kue. Ibu hanya menyiapkan konsumsi ala kadarnya untuk keluarga dan tetangga yang datang.
Kak Rima meskipun sudah dilarang untuk keluar kamar masih tetap kukuh untuk membantu di dapur, namun hanya diijinkan sampai siang hari. Sore harus sudah kembali ke kamar untuk beristirahat dan menyiapkan barang-barang keperluan besok. Vania pun hanya diberi ijin untuk membantu yang ringan-ringan saja seperti menyiapkan baju seragam keluarga yang akan digunakan besok serta pernak pernik lainnya yang masih kurang.
"Assalamu'alaikum kakakku sayang" ucap Vania sambil membuka pintu kamar dan membuat kak Rima kaget karena Vania yang tiba-tiba muncul tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Yaa Allah Vania, bikin kaget aja.. wa'alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh.. lain kali ngetuk dulu baru buka pintunya" Balas kak Rima dengan mengomel karena kebiasaan Vania yang gak pernah hilang.
"Hehehe... maaf ya kak,, Vania tahu kakak saat ini lagi tegang kaan? tegang karena besok kakak gak sendiri lagi, sudah ada yang mendampingi dan melindungi.. Vania doakan semoga pernikahannya kak Rima langgeng, diridhoi dan diberkahi Allah Ta'ala,, sakinah ma waddah wa rahmah insya Allah di dunia dan di akhirat kelak.. aamiin yaa Rabbal aalamiin.." Ucap Vania dan langsung memeluk kak Rima yang sedang berdiri membuka lemari pakaian.
"Makasih yaa sayang,, terima kasih sudah menjadi adik yang sangat baik untuk kak Rima meski terkadang suka jahil dan usil serta keras kepala.. dan.. pasti itu yang akan kak Rima rindukan.. hiks..hiks.." Balas kak Rima terisak. Sedih karena mulai besok akan bolak balik ke rumah Tante Lely dan mungkin akan jarang ketemu dengan Adik kesayangannya.
"Iihh,, kak jangan nangis dong.. Vania jadi ikut sedih.. harusnya kak Rima bahagia.. mas Bagas orangnya sangat baik dan bertanggung jawab,, sholeh pula.. semoga Vania kelak juga mendapatkan jodoh yang baik, bertanggung jawab,, sabar, sholeh dan kalau bisa cakep.. aamiin yaa Allah.." Lanjut Vania panjang lebar yang membuat kak Rima tertawa karena doa Vania yang sedikit lebay.
"Hehehe,, Vania.. Vania.. ada-ada aja.. minta jodoh yang baik, bertanggung jawab dan sholeh itu sudah cukup,, ini minta yang cakep pula.. kalau hati baik dan sholeh insya Allah raga pun jadi cakep Vania" ucap kak Rima sambil geleng-geleng kepala.
"Gak mau,, masa gak boleh minta yang cakep.. kak Rima gak minta yang cakep aja dikasihnya mas Bagas yang cakep.. apalagi kalau Vania minta.. siapa tahu cakepnya bisa seperti nabi Yusuf alaihis salam.. aamiin" balas Vania tak mau kalah.
"Hehehe, yaa udah.. kak Rima doain Vania ketemu jodoh yang cakep sepertiii... mmm.." Kak Rima mikir sejenak.. "miriip nabi Yusuf dan tunggu dulu... kayaknya Aldi mirip nabi Yusuf deh.." tebak kak Rima..
"Apaan sih kak, emang kak Rima pernah lihat wajah nabi Yusuf sampai bisa bilang kalau Aldi mirip nabi Yusuf... hehehe.. ada-ada aja." Vania tertawa sambil geleng kepala menanggapi bualannya kak Rima.
"Kamu juga yang mulai, doanya sampai minta jodoh yang kayak Nabi Yusuf.. kak Rima kan hanya menebak-nebak aja.. tapi benar lho Aldi itu cakep mudah-mudahan bisa sholeh dan bertanggung jawab.." sambung kak Rima dengan mimik serius.
"Aamiiin..." Jawab Vania mengaminkan ucapannya kak Rima tanpa sadar dan tiba-tiba saja terdiam. Vania membayangkan jika memang Aldi adalah jodohnya, Vania ingin saat itu Aldi telah menjadi sosok yang bertanggung jawab, baik dan yang terpenting sholeh.." Vania membayangkan masa itu sambil tersenyum dengan ekspresi bahagia yang membuat kak Rima bingung melihatnya.
"Heiiii, Vania.. kok bengong.. senyum-senyum sendiri pula.., gak baik anak gadis hobbynya melamun.." tegur kak Rima membuyarkan lamunan Vania.
"Eeh iyya kak.. maaf.. lagi ngebayangin Nabi Yusuf cakepnya seperti apa yaa.." ucap Vania asal-asalan agar kak Rima gak curiga. Yaa sudah Vania ke kamar ibu dulu ya kak,, mau nyiapin seragam keluarga untuk besok supaya gak ketuker dengan yang lain.." pamit Vania sambil mencium pipi kakak kesayangannya dan meninggalkan kak Rima yang belum selesai menata lemari..
![](https://img.wattpad.com/cover/210818297-288-k315920.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Antara Dua Asa
RomanceTerjebak dalam asa dari dua pria yang mencintainya tidak membuat Vania melupakan prinsip hidupnya. Prinsip seorang gadis remaja yang ingin menjaga cinta dalam hatinya hanya untuk seseorang yang diridhoi Allah sebagai imamnya kelak. Lika-liku hidup y...