Pukul 23.00 di sebuah Apartemen, Paris..
Sudah hampir sejam berbaring di kamar apartemennya namun Aldi masih belum dapat memejamkan matanya. Masih terngiang di telinga Aldi perkataan Sutan sahabatnya selama di Perancis. Persahabatan yang baru terjalin tiga tahun namun sudah seperti bertahun-tahun. "Aldi aku minta dengan sangat, kali ini terima permohonan Om aku.. kasian mungkin umurnya tidak lama lagi"
"Maaf aku gak bisa,, masih sulit melupakan kejadian itu.." jawab Aldi yang tiba-tiba bingung dihadapkan pada dua pilihan yang sangat berat untuk diputuskan. Kenangan masa lalu yang berusaha dilupakan tiba-tiba berdatangan tanpa permisi mengisi ingatan Aldi. Aldi mengusap rambutnya yang sudah berantakan jadi lebih berantakan lagi.
"Aku paham Aldi.. Allah saja Maha Pemaaf apalagi kita hanya manusia biasa yang tidak luput dari khilaf dan kesalahan.. Tolong pikirkan kembali" ucapan Sutan sebelum menutup teleponnya. Ucapan yang terulang berkali-kali meski berusaha dihapus oleh memorinya. Yaa Allah.. apakah hamba salah jika tidak memenuhi permintaan mereka? Hamba tidak kuat yaa Allah.. begitu banyak hal yang belum bisa hamba lupakan di sana. Capek dengan pikirannya sendiri, Aldi tertidur dalam suasana hati yang masih galau.
Pagi hari Aldi terbangun 2 jam sebelum sholat Shubuh karena memang tidurnya semalaman tidak nyenyak, beberapa kali terbangun dan menyebabkan kepalanya terasa pening. Segera Aldi mengambil wudhu dan bersiap menuju Musholla kecil yang tersedia di Apartemen ini. Musholla ini berupa ruangan yang berukuran 10 x 15 meter, yang dibeli patungan oleh penghuni apartemen. Kebetulan di apartemen ini cukup banyak penghuni yang beragam Islam, kebanyakan berasal dari Indonesia, Malaysia dan Timur Tengah meskipun ada beberapa keluarga Muslim dari Eropa. Tiba di Musholla suasana masih agak sepi hanya ada beberapa jama'ah yang masing-masing sedang mengaji. Setelah sholat shubuh setiap hari diisi dengan ceramah pagi. Tema yang diangkat pagi ini tentang Indahnya Memaafkan. Hati Aldi berdesir karena isi ceramahnya sesuai dengan suasana hati Aldi pagi ini.
Satu di antara poin ceramah yang begitu mengena di hati dan pikiran Aldi adalah:
Jika ada seseorang yang datang kepada kita meminta maaf karena kesalahan yang diperbuatnya, maka maafkanlah dia. Walaupun rasanya begitu berat, karena itu juga adalah bagian dari ujian keikhlasan dan kelapangan hati kita. Sebagaimana kita pun membutuhkan maaf dari orang lain atas kesalahan dan kehilafan kita. Kita adalah manusia yang tidak pernah luput dari salah dan khilaf karena tidak ada manusia yang sempurna.
Sebagaimana Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam QS, An Nuur:220 yang artinya:
"Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu?."
Dan Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam (HR.Ahmad) yang artinya:
"Barangsiapa yang tidak mau memberi maaf kepada orang, maka ia tidak akan diberi ampun"
Seketika hati Aldi berdesir, merasa bersalah karena tidak mau membuka hatinya untuk menerima permintaan sahabatnya. Padahal kejadian itu sudah lama berlalu dan seharusnya sudah Aldi lupakan. Toh kemarahan dan kebencian tidak akan mengembalikan keadaannya seperti semula. Aldi menarik nafas panjang, terima kasih yaa Allah.. Engkau tidak pernah meninggalkan hamba meski hamba sering menjauh dari-Mu. Hamba malu yaa Allah.. kuatkan hamba agar bisa menjalani semua ini dengan ikhlas dan lapang dada.
****
Perjalanan yang cukup lama dari Paris ke Jakarta sekitar 16 jam tidak membuat Aldi bisa tidur selama penerbangan, bahkan sekedar merem saja rasanya sulit dilakukan. Begitu banyak kenangan yang menari-nari dalam ingatannya, semua seperti nyata. Sudah tiga tahun sejak kepergiannya meninggalkan Indonesia, baru kali ini Aldi kembali ke Jakarta. Selama waktu itu pula Aldi sangat jarang menghubungi keluarga selain ayahnya itu pun jika berkaitan dengan urusan pekerjaan. Selain kuliah Aldi diberi tugas untuk mengawasi salah satu perusahaan ayah di Paris. Kepulangannya saat ini pun tidak ada yang tahu. Setelah mendengar ceramah shubuh pagi kemarin, Aldi langsung memesan tiket berdua untuk dirinya dan Sutan sahabatnya yang saat ini sedang asyik-asyiknya tidur di sebelahnya. Coba aku bisa seperti Sutan..
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Antara Dua Asa
RomansaTerjebak dalam asa dari dua pria yang mencintainya tidak membuat Vania melupakan prinsip hidupnya. Prinsip seorang gadis remaja yang ingin menjaga cinta dalam hatinya hanya untuk seseorang yang diridhoi Allah sebagai imamnya kelak. Lika-liku hidup y...