Bagian 53. Nikmat Cinta Karena-Nya

107 6 0
                                    

Setelah mandi barulah Vania menyadari kalau kamar yang mereka tempati saat ini juga sangat cantik tidak kalah indahnya dengan suasana di luar kamar mereka. Sesuai janji Aldi malam ini mereka akan mengisi malam ini di luar kamar yang sempat mereka nikmati  tadi saat pertama kali masuk ke kamar ini. Ingin merasakan tidur di alam terbuka karena di tepi kolam mini terdapat dua buah bale-bale yang beralaskan kasur.

Vania duduk menyandarkan dirinya di kepala ranjang sambil membuka-buka buku traveling yang disediakan hotel untuk referensi para tamu yang menginap di hotel ini. Ranjang yang begitu indah karena ditutupi kain sutra yang menjuntai di keempat sisinya.. Bunga-bunga segar tertata indah di tengah tempat tidur mereka dengan kalimat "have a nice dream" Demikian pula di bagian lantai sekitar ranjang, bertebaran kelopak bunga mawar putih dan merah yang membuat Vania berhati-hati melangkah, tidak tega menginjak bunga-bunga indah itu. Kamar yang begitu luas dan lapang membuat Vania merasakan ketenangan yang luar biasa. Wangi parfum bunga tercium menyegarkan udara kamar mereka yang lumayan dingin dengan setelan AC maksimal.

Terdengar pintu kamar mandi yang dibuka, Aldi keluar berjalan sambil mengeringkan rambutnya. "Sini Mas, Nia bantu keringkan rambutnya" Vania menawarkan dirinya untuk mengeringkan rambut Aldi.

"Terima kasih sayang.." Aldi menyambut tawaran Vania dan segera mendudukkan dirinya di bawah ranjang agar Vania mudah menggosokkan handuk di kepalanya. "Sudah Mas, rambutnya udah kering.. Ayo pakai baju dulu.. Mas janji kan kita malam ini kembali lagi kesana" Vania berkata sambil menunjuk kearah luar kamar mengingatkan Aldi dengan janjinya.

"Iya sayang, mas ingat.. ini bajunya yaa?" tanya Aldi sambil berdiri dan mengambil bajunya yang sudah disiapkan Vania di atas ranjang.

"Iya Mas.." Jawab Vania dan Vania segera membawa selimut cadangan untuk mereka pakai di luar. Siapa tahu makin malam udaranya makin dingin.

"Lho,, itu mau dibawa kemana sayang?" tanya Aldi heran melihat Vania berjalan sambil membawa selimut. Tak lupa Vania mengambil kerudungnya untuk dipakai sebelum keluar kamar. Meski tidak ada yang bisa melihat mereka Vania tidak akan melepaskan kerudung yang sudah menutupi dan melindungi dirinya sejak akil baligh.

"Dibawa keluar, takut udaranya makin dingin kalau sudah tengah malam" jawab Vania yakin tanpa memperhatikan wajah Aldi yang heran dengan keinginan Vania. Padahal sebelumnya maksud Aldi hanya sebentar saja mereka di luar hanya untuk melanjutkan momen indah mereka tadi, tidak untuk tidur di sana. Aldi geleng-geleng kepala melihat tingkah Vania.

Aldi segera menuju ke pantry yang ada di dalam kamar mereka untuk mencari bahan-bahan di kulkas untuk menyiapkan makanan ringan yang bisa mereka nikmati malam ini. Aldi membuat roti panggang topping selai coklat dan selai strawberry juga dua buah gelas coklat panas. Dengan segera Aldi menyusul Vania yang sedang hanyut menikmati indahnya malam ini.

Melihat Aldi datang dengan nampan yang berisi roti panggang dan coklat panas, Vania segera bangkit dari bale-bale yang sejak tadi dipakainya. "Kok mas gak bilang kalau mau roti panggang, kan bisa Nia siapkan dari tadi.." Vania protes karena tidak diajak Aldi untuk menyiapkan itu.

"Gak apa-apa sayang, kali ini Mas ingin melayani Nia dengan sepenuh hati dan cinta mas.. hehehe" Aldi menjawab sambil merayu Vania dengan kata-kata yang terdengar cukup lebay.

"Ahh, tapi Nia jadi gak enak Mas.." dengan cemberut Vania membalas ucapan Aldi

"Udaah, gak apa-apa sayang.. ayo diminum dulu coklat panasnya biar hangat"

"Iya Mas Aldi terima kasih yaa" jawab Vania sambil tersenyum manis.

Betapa besar karunia yang Allah berikan untuk mereka. Tak henti-hentinya Aldi dan Vania berucap syukur. Mereka berdua berbaring di bale-bale sambil berpelukan. Vania menatap langit yang masih ramai dengan bintang yang bertaburan. Sementara Aldi menatap Vania dengan penuh kasih. Sesekali Aldi tersenyum dan mengecup pipi Vania karena gemas mendengar celoteh Vania yang begitu senang dengan suasana romantis malam ini.

"Mas, coba lihat kesini dan ayo coba cari rasi bintang yang ada di langit saat ini" Vania berkata sambil menunjuk ke langit.

"Ogah ah, mas lebih suka melihat wajah cantik kamu yang bersinar seperti rembulan" jawab Aldi asal-asalan.

"Idiih,, mulai deh.. ternyata mas bisa merayu juga yaa.. hehehe" balas Vania sambil mengelus wajah Aldi.

"Tapi bener lho mas, di sana banyak rasi bintang.." Vania tetap gigih meminta Aldi untuk menoleh ke langit. Vania segera menghadap ke Aldi dan segera menangkup kepala Aldi agar mau menatap ke langit.

Namun Aldi dengan sigap menahan tangan Vania, sehingga mereka jadi bertatapan. Keinginan Aldi yang sejak tadi ditahannya begitu tampak dari tatapan matanya yang memelas. Vania paham dengan keinginan Aldi, tanpa berkata-kata Vania segera mengecup bibir Aldi, singkat dan pelan. Aldi kaget mendapatkan perlakuan Vania.

Rasa bahagia segera melingkupi hati Aldi, dengan segera Aldi bangkit dan menggendong Vania kembali ke dalam kamar. Rencana untuk menghabiskan malam di luar kamar gagal karena keinginan mereka berdua yang ingin menyempurnakan pernikahan mereka malam ini sama besarnya.

"Terima kasih Nia, alhamdulillah.. semoga Allah memberkahi ibadah kita dan menganugerahi kita anak keturunan yang sholeh dan sholeha.. aamiiin yaa Rabbal aalamiin" Aldi mencium puncak kepala Vania dengan lembut dan cukup lama.

"Aamiin aamiin yaa Allah, terima kasih mas" Vania membalas mencium tangan Aldi, dan segera dibalas Aldi dengan memeluk Vania lebih erat lagi.

Malam itu menjadi malam terindah bagi keduanya, malam pertama yang mereka habiskan untuk menikmati indahnya cinta di bawah naungan cinta dan kasih sayang Allah. Berkah perjuangan mereka yang senantiasa menjaga cinta hanya untuk seseorang yang dipilih Allah pada waktu yang tepat.

Di Antara Dua AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang