Rangkaian acara yang sudah dimulai sejak pagi berakhir pada pukul 11.45 WIB, 15 menit sebelum waktu Dhuhur tiba. Di ruangan pesta hanya tinggal beberapa kerabat dekat.. tetangga, sahabat dan kerabat lainnya bergantian pamit sejak acara ramah tamah tadi. Demikian pula sahabat Vania dan Dokter Azzam yang sudah berpamitan setelah foto bersama. Dokter Azzam mengajak Vania untuk segera kembali ke kamar mereka, kamar pengantin yang disiapkan oleh pihak hotel sebagai hadiah pernikahan. Kebijakan hotel yang sudah sejak dahulu diterapkan dan menjadi daya tarik bagi banyak pasangan untuk melangsungkan pesta pernikahan di hotel ini.
"Ayo sayang, kita ke kamar dulu.. ganti pakaian dan bersiap untuk sholat Dhuhur. Makan siang kita sudah disiapkan di kamar" Ajak Dokter Azzam sambil menarik tangan Vania, bersama berpegangan tangan meninggalkan Ballroom. Jantung Vania tiba-tiba berdetak kencang, sejak akad nikah tadi pagi tangan Dokter Azzam tidak pernah lepas dari dirinya seakan tidak ingin berpisah walau sejenak.
Sejak memutuskan menerima pinangan Dokter Azzam, Vania mulai membuka hatinya untuk berusaha mencintai Dokter Azzam. Meskipun sulit namun perlahan benih-benih cinta mulai bermekaran di hati Vania. Rasa rindu jika sehari tidak bertemu mulai dirasakan Vania sejak mereka bersama-sama mengurus keperluan pernikahan. Ternyata begini rasanya ketika jatuh cinta, cinta yang diridhoi Allah. Tidak ada beban dosa yang mengganjal di hati.
Beda rasanya saat Vania mencintai Aldi, rasa cinta yang berusaha ditekan karena takut berdosa. Rasa yang tidak 'salah' karena cinta adalah anugerah hanya waktunya saja yang belum tepat. Maka selayaknya manusia menyerahkan segala urusannya hanya kepada Allah, karena semua terjadi atas ijin dan RidhoNya. Semoga kedepan Vania bisa mencintai Dokter Azzam sebesar cinta Dokter Azzam kepadanya. Bantu hamba ya Allah.. Doa Vania dalam hati.
Tiba di kamar Vania kaget, karena kamar yang dituju bukan kamar yang digunakannya saat didandani tadi pagi. Kamar ini mungkin kamar presiden suite yang ukurannya hampir sama dengan luas rumah ayahnya. Terdiri dari 1 kamar tidur lengkap dengan lemari besar 2 pintu, meja rias dengan lampu tidur dan sofa di sudut kamar dengan 1 lemari es kecil di dekatnya. Kamar yang dilengkapi dengan sebuah kamar mandi yang cukup luas, bisa untuk main petak umpet karena terbagi atas 3 ruangan; Shower dan bathtub, Toliet serta ruang ganti.
Di luar kamar terdapat minibar dan meja makan kecil, serta satu set sofa yang dilengkapi dengan Televisi 55 inchi. Di sudut ruangan terdapat meja kerja dengan kursi yang lumayan besar, mungkin supaya yang menggunakannya berasa nyaman dan tidak pegal jika sedang mengerjakan sesuatu. Sebenarnya bukan itu yang membuat jantung Vania berdetak makin kencang. Penataan kamar tidur yang memang disiapkan untuk pasangan pengantin menghabiskan malam pertama mereka.
Di atas tempat tidur king size tertata indah kuntum bunga mawar merah berbentuk hati dan di tengahnya terdapat handuk putih yang dilipat seperti dua ekor angsa. Pemandangan yang membuat mereka tertegun sejenak, karena tidak menyangka jika kamar tidur mereka ditata seperti itu. Seperti yang pernah mereka lihat di Televisi pada film-film romantis.
Suara Dokter Azzam membuyarkan pikiran Vania yang tiba-tiba terpaku karena melihat indahnya kamar tidur mereka. "Ayo sayang, kenapa diam begitu? Gak suka yaa dengan kamarnya?" tanya Dokter Azzam sambil tersenyum menggoda Vania.
"Ehhh, gak kok mas.. Vania Cuma kaget aja.. kamarnya terlalu indah.. nanti kita tidurnya dimana?" tanya Vania gugup karena ternyata Dokter Azzam memperhatikan dirinya sejak tadi. Ini pertama kali mereka bersama, hanya berdua di dalam kamar pengantin. Selama ini mereka selalu ditemani ibu jika ada keperluan yang mengharuskan mereka pergi berdua. Degup jantung yang semakin keras tidak bisa ditutupi Vania hanya dengan tersenyum, raut wajah Vania tetap menunjukkan kegelisahan hatinya.
"Nanti mas beresin bunga-bunga itu, supaya tidur kita nyenyak malam ini.. Mas juga kaget gak nyangka kalau kamarnya mereka tata seperti ini.. duduklah dahulu supaya tenang" Ajak Dokter Azzam pada Vania dan mendudukkan Vania di tepi ranjang yang indah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Antara Dua Asa
Roman d'amourTerjebak dalam asa dari dua pria yang mencintainya tidak membuat Vania melupakan prinsip hidupnya. Prinsip seorang gadis remaja yang ingin menjaga cinta dalam hatinya hanya untuk seseorang yang diridhoi Allah sebagai imamnya kelak. Lika-liku hidup y...