Flashback..
Tepat Pukul 16.30 WIB, rombongan keluarga Pak Anwar tiba di kediaman pak Sumadi dan Ibu Anti. Dua buah mobil yang tidak asing lagi berhenti di depan rumah, karena beberapa kali pernah digunakan Aldi ketika mengunjungi Vania.
Aldi melangkah mantap didampingi Ayah, Bude dan Tante Dian. Datang dengan sebuah harapan agar niat baiknya diterima dan direstui. Informasi yang sudah tersampaikan sejak kemarin, membuat keluarga pak Sumadi sudah bersiap menyambut mereka. Suasana sore yang cerah semakin menambah semangat di hati Aldi, sekuat getar asa yang menderu dalam hatinya.
"Assalamu'alaikum pak Sumadi, Ibu Anti" sapa pak Anwar terlebih dahulu.
"Wa'alaikum salam warahmatullaahi wabarakaatuh.. Silahkan masuk Pak Anwar" Balas pak Sumadi sambil mempersilahkan Pak Anwar sekeluarga masuk ke dalam rumah.
Ruang tamu sudah ditata sedemikian rupa, menandakan keluarga pak Sumadi sudah siap menyambut kedatangan keluarga pak Anwar. Aldi begitu senang dan bahagia melihat begitu antusiasnya sambutan dari Bapak dan Ibu Vania. 'andai kamu ada di sini Nia aku pasti sangat bahagia' ucap Aldi dalam hati.
"Terima kasih pak Sumadi,, mohon maaf sudah mengganggu waktunya pak Sumadi dan Ibu Anti sekeluarga" Perlahan pak Anwar mengucapkan permohonan maaf dan rasa terima kasihnya atas sambutan hangat keluarga calon besannya.
"Gak apa-apa pak, sudah kewajiban kami sebagai tuan rumah, bukankah Tamu adalah raja? Hhhhhh" balas pak Sumadi sambil tertawa bersamaan dengan ibu Anti yang ikut mengangguk dan tersenyum mengiyakan ucapan suami tercinta.
"Mari silahkan duduk" Ibu mempersilahkan para tamu untuk duduk sambil menyalami Bude Lely dan Tante Dian. Suasana haru dan bahagia begitu terasa. Pertemuan yang tak pernah disangka-sangka sebelumnya karena semua terjadi tiba-tiba tanpa direncanakan.
"Tanpa mengurangi rasa hormat, kami sekeluarga berharap kiranya Bapak dan Ibu berkenan menerima permohonan kami yang ingin mempersunting Vania sebagai istri dan pendamping hidup dari Aldi putra kami tercinta. Meskipun terkesan mendadak namun niat baik ini sudah ada sejak lama, namun baru hari ini bisa tersampaikan dan semoga mendapat ridho Allah Ta'ala" ucap pak Anwar penuh harap.. bahwa keinginan dan niat baik mereka bisa diterima oleh Bapak Sumadi dan Ibu Anti. Kalimat pembuka yang disambut dengan anggukan dan senyum sumringah dari kedua belah pihak.
"Iya pak Anwar, terima kasih atas penghargaannya untuk putri tercinta kami. Jujur kami sekeluarga memang kaget saat mendengar rencana lamaran hari ini sebagaimana yang disampaikan Bu Lely kemarin. Namun kami segera menyadari bahwa mungkin ini sudah menjadi ketetapan Allah. Maka tidak ada alasan bagi kami menolak niat baik ini. Insya Allah kami sekeluarga menerima pinangan Aldi untuk Vania karena Allah Ta'ala" Pak Sumadi menerima lamaran Aldi dengan penuh syukur.
Bahagia dan haru segera melingkupi hati pak Sumadi dan Bu Anti karena tidak menyangka masih ada laki-laki baik yang ingin menikahi dan mencintai putri tercintanya. Terputusnya komunikasi antara Aldi dan Vania menutup harapan yang pernah ada di hati keduanya, sepeninggal dokter Azzam Pak Sumadi dan Ibu Anti pernah berharap Aldi mau kembali menerima Vania, namun segera pupus karena Vania maupun Aldi tidak pernah lagi berhubungan satu sama lain.
"Alhamdulillahi Rabbil aalamiin" ucapan syukur bersamaan terucap dari semua yang hadir di sana, terutama Aldi yang tampak begitu bahagia.
Bahagia karena tidak pernah menyangka bahwa kedatangannya ke Indonesia justru mempertemukan dirinya dengan wanita yang sangat dicintainya. Pertemuan yang bukan hanya menghapus rasa sakit dan rasa bersalah di antara keduanya namun justru memperjelas bahwa rasa cinta dan sayang itu masih ada dan tersimpan erat di hati keduanya. Terharu karena kesabaran dan keikhlasan Aldi menerima hubungan mereka yang terpisah karena takdir justru berubah menjadi berkah dan anugerah yang luar biasa. Meski saat ini Vania tidak berada di sini Aldi tetap yakin bahwa keinginannya akan diterima Vania dengan ikhlas. Seikhlas dan sekuat dirinya memperjuangkan cinta dan harapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Antara Dua Asa
RomanceTerjebak dalam asa dari dua pria yang mencintainya tidak membuat Vania melupakan prinsip hidupnya. Prinsip seorang gadis remaja yang ingin menjaga cinta dalam hatinya hanya untuk seseorang yang diridhoi Allah sebagai imamnya kelak. Lika-liku hidup y...