Pukul 10.00 WIB keesokan harinya, Vania sudah bersiap-siap berkunjung ke rumah Bude Lely, termasuk menyiapkan barang titipan dari kak Rima dan mas Bagas. "Ibu, Vania berangkat dulu yaa.. assalamu'alaikum" pamit Vania pada ibu yang sedang memasak di dapur.
"Iya Vania, wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, hati-hati di jalan.. biar libur Bogor tetap rame lho sama kayak di Bandung" ucap ibu sambil mengingatkan Vania agar tetap berhati-hati. "Titip salam buat Bude yaa sayang" lanjut ibu kemudian.
"Iya bu, insya Allah.. dadah" ucap Vania sambil mencium tangan ibu dan cipika-cipiki pipinya ibu.
Di halaman rumah tampak Bapak sedang memangkas dan merapikan tanaman yang sudah rimbun agar tetap rapi dan indah dipandang. Sepulang dari sawah Bapak masih melanjutkan pekerjaannya di rumah karena memang Bapak sangat suka dengan hal-hal yang berhubungan dengan tumbuhan dan tanaman. Vania pamit pada Bapak sambil mengeluarkan mobil dari garasi.
"Hati-hati ya nak, sudah lama kamu gak bawa mobil.. masih ingat kan caranya?" goda Bapak pada Vania karena sejak tinggal di Bandung Vania gak pernah lagi bawa mobil. Ini kali pertama Vania membawa mobil setelah beberapa kali pulang ke Bogor. Sebelum-sebelumnya jika keluar rumah selalu dengan Bapak.
"Masihlah pak, insya Allah masih bisa kok" jawab Vania dengan tersenyum manis meyakinkan Bapak kalau dirinya memang masih mahir mengendarai mobil.
Rumah Bude tampak sepi setibanya Vania di sana. Sejak Aldi pindah ke Jakarta di rumah ini hanya ada Bude dan mba Ani. Sesekali rame jika kak Rima dan mas Bagas pulang ke Bogor.
Ting.. tong.. ting.. tong.. ting.. tong.. "Assalamu'alaikum" ucap Vania sambil menekan bel agar yang didalam bisa mendengarnya. Tak lama kemudian terdengar suara langkah dari dalam rumah dan mungkin itu Bude Lely.
"Wa'alaikum salam" terdengar balasan salam berbarengan dengan terbukanya pintu dari dalam. Nampak seraut wajah yang masih tetap cantik meski usianya sudah lebih dari setengah abad. Wajah Bude Lely yang juga sangat Vania rindukan.
"Apa kabar Bude?" sapa Vania mengagetkan Bude yang tidak menyangka Vania berkunjung ke rumahnya. Vania memang tidak mengabari Bude akan kunjungannya hari ini.
"Eee Vania.. yaa Allah Bude kangen banget sama Vania. Bude pikir siapa yang datang pagi-pagi begini, gak nyangka ternyata gadis cantik dan sholeha kesayangannya Bude.." ucap Bude sambil mengelus bahu Vania. Gadis yang sekarang ini sudah lebih dewasa di banding tiga tahun lalu, yang dipuji hanya bisa tersenyum malu.
"Ah Bude,, pujiannya terlalu tinggi.. Vania takut jatuhnya pasti sakit sekali.." jawab Vania dengan merendah.
"Gak kok sayang, tapi beneran lho kamu sekarang semakin cantik, tambah dewasa dan makin sholeha.." puji Bude lagi seraya mengajak Vania masuk ke dalam rumah.
Vania diajak Bude untuk duduk di dekat kolam sambil menikmati kue dan cemilan ringan yang dibuat Bude bersama mba Ani.. Ringan tapi sebenarnya kalorinya berat, batagor ala Bude yang terkenal kelezatannya.
"Apa kabarnya Bapak dan ibu sayang? Bude sudah lama belum berkunjung ke sana?" tanya Bude pada Vania sambil menyeruput es teh tawar yang disiapkan mba Ani.
"Alhamdulillah baik Bude, Bapak dan ibu sehat, salam dari Ibu buat Bude" jawab Vania yang juga asyik menikmati batagor padahal di rumah sudah sarapan nasi goreng favoritnya. Alamat hari ini gagal lagi dietnya, Vania sedang berusaha mengurangi asupan karbohidrat agar tubuhnya tetap sehat dan bugar.
"Alhamdulillah, sampaikan juga salam kangen Bude buat Ibu.. kabar kuliahnya gimana? lancar?" tanya Bude lagi.
"Iya Bude, alhamdulillah.. sekarang sudah semester 6.. insya Allah setahun lagi Vania sudah mulai praktek di Rumah Sakit. Doain Vania ya Bude, supaya lancar kuliahnya" pinta Vania karena sangat berharap bisa menyelesaikan kuliahnya tepat waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Antara Dua Asa
Lãng mạnTerjebak dalam asa dari dua pria yang mencintainya tidak membuat Vania melupakan prinsip hidupnya. Prinsip seorang gadis remaja yang ingin menjaga cinta dalam hatinya hanya untuk seseorang yang diridhoi Allah sebagai imamnya kelak. Lika-liku hidup y...