Dua tahun kemudian..
"Ayo ditangkap bolanya sayang.. jangan sampai kalah sama Abi.." Ucap Vania dengan suara keras menyemangati Affan yang sedang bertanding basket dengan sang Abi. Keduanya tampak bersemangat dan tidak mengenal lelah berusaha untuk merebut dan memasukkan bola basket ke keranjangnya.
"Mana anak Abi yang katanya jago.." ledek Aldi agar Affan terpancing untuk semangat merebut bola di tangannya.
"Hati-hati Abi,, Affan tidak akan menyerah" sambil berlari kekiri dan ke kanan Affan berusaha merebut bola. Aldi pun tidak mau kalah meskipun Aldi ingin Affan bisa merebut bola di tangannya.
Hingga suatu saat, perhatian Aldi teralihkan dengan sikap Affan yang seolah-olah kaget melihat sesuatu di arah pintu pagar. "Kenapa sayang?" tanya Aldi sambil berjalan memegang bola dengan satu tangannya.
"Gak ada apa-apa Abi.. Affan hanya... hanya.. hanya mau ini" jawab Affan pelan namun dengan gerakan tiba-tiba Affan merebut bola dari tangan Aldi. Ternyata Affan mengalihkan perhatian Aldi untuk merebut bola di tangannya. Sikap yang cukup cerdik dari anak usia 4 tahun 8 bulan.
"Ehhh,, lho.. lho.." Aldi kaget melihat bola yang sejak tadi di tangannya telah berpindah di tangan Affan. "Ooo, gitu yaa.. tunggu pembalasan Abi.." Ucap Aldi pura-pura mengancam Affan.
"Hehehe.. Abi kalah.. Abi kalah.." Affan gembira sambil melompat-lompat. Bola yang seharusnya dimasukkan ke dalam basket ternyata hanya dipegang Affan karena takut bola itu direbut Aldi saat akan dilempar ke basket. Aldi ikut tertawa sambil menggelengkan kepala, lucu melihat sikap Affan yang cukup cerdik merebut bolanya. Mungkin dalam pikiran Affan yang penting bolanya sudah dikuasai gak perlu dimasukkan ke dalam basket.
"Awas Abi akan rebut bolanya.." Balas Aldi sambil bersiap-siap merebut bola di tangan Affan.
Namun Affan bukan mendribble bolanya, malah lari ke dalam rumah mencari Umminya. "Hehehe,, Abi kalah.. Abi kalah.. wee.." Affan berucap bahagia sambil menggoda Aldi.
Aldi tambah bingung melihatnya, dengan segera Aldi menyusul Affan ke dalam rumah. "Hehehe,, mau kemana kamu anak sholeh? Abi akan merebut bolanya"
"Ummiii.. ummiii.. Abi Ummiii.. Abi mau merebut bola Affan.." rengek Affan sesaat setelah bertemu Vania di ruang makan yang sedang menyuapi Ifah.. Afifah Faizah Khairiyah Putri kedua mereka yang insya Allah menjadi perempuan yang selalu menjaga kesucian diri, beruntung dan sukses serta memiliki sifat yang baik. Affan berlindung di balik tubuh Umminya.
"Hehehe.. tenang sayang.. nanti Ummi bilangin Abi.." Vania tertawa melihat Affan yang ketakutan menghadapi Aldi.
"Mana Affan ya Ummi?" Tanya Aldi pura-pura tidak melihat Affan yang sedang bersembunyi.
"Gak tahu Abi.. Ummi belum lihat.. Affan kemana yaa?" Vania pun ikutan pura-pura tidak melihat Affan. Sementara Affan semakin gelisah dan memeluk bolanya dengan erat.
"Tadi kan masuk kesini?" tanya Aldi lagi masih dengan memasang wajah pura-pura.
"Iya Bi, tadi Ummi lihat tapi kok sekarang gak ada yaa?" Vania menyambung perkataan Aldi sambil menoleh kiri dan kanan.
Melihat Abi dan Ummi yang sibuk mencarinya, Affan bingung harus berbuat apa. Abi sama Ummi kok gak lihat aku yaa? tanya Affan dalam hati. Berarti aku harus segera keluar dari persembunyian ini. Affan segera memegang tangan Umminya.
"Ummii ini Affan.. Ummi gak tahu yaa Affan sembunyi di sini?" tanya Affan pada Vania
"Eh Affan, kirain siapa.. Ummi kaget.. Abi dari tadi cari Affan.. ya kan Bi?" Vania pura-pura kaget untuk mengalihkan pikiran Affan dari bola yang sedang dipegangnya erat-erat.
"Iya Ummi,, Abi kangen dengan anak sholehnya Abi, mau ajak main lagi" Jawab Aldi masih tetap berpura-pura tidak melihat Affan.
Affan menunduk, sedih karena Abi tidak melihatnya. Sambil merengek Affan menarik-narik tangan Aldi. "Abi... Abiii.. ini Affan Abi.. Abi kok gak lihat Affan.."
"Eeh.. anak Sholehnya Abi,, dari tadi Abi nyari Affan lho.. Affan sembunyi dimana, kok ninggalin Abi di luar? Affan takut yaa bolanya Abi rebut? Hehehe" Aldi berkata sambil tersenyum dan mengecup kepala Affan.
Affan mengangguk sambil menunduk malu,, malu karena Abi justru tidak memarahinya malah mengecup kepalanya dengan penuh kasih. "Ini Bolanya Abi, Affan gak mau lagi.. Affan maunya digendong Abi.." Jawab Affan memelas sedikit memerintah.
"Hehehe, iyaa.. iyaaa.. ayo sini sayang.. Abi gendong.." Balas Aldi sambil merentangkan tangannya dan langsung menggendong Affan.
"Hhhhhhh.. hhheheh.. Makasih Abi sayang.." Affan mengecup lama pipi Aldi.. "Affan pengen main ke taman Abi, sudah lama Affan belum ke sana"
"Siap sayang, pamit dulu sama Ummi dan dede.." Perintah Aldi pada Affan.
Dengan segera Affan turun dari gendongan Aldi dan pamit pada Vania. "Affan main ke taman dulu yaa Ummi? Ucap Affan sambil mencium tangan Vania.
"Iya sayang, mainnya jangan jauh-jauh.. tetap patuh sama Abinya.. yaah?" pesan Vania setelahnya.
"Iya Ummi, jaga dede Affan yaa Mi.. hehehe.." Affan tertawa merasa geli karena memerintah Umminya.
"Siap sayang, insya Allah hari Ahad besok kita main bareng dede Ifah di taman" Vania menjawab sambil mengecup pipi Affan..
"Dadah Ummii.. dadah Adek.. Affan pergi dulu yaa.. mmmuach.. mmuaach.. Assalamu'alaikum" kebiasaan Affan yang masih tetap ada hingga sekarang.. kalau mau jalan pasti kiss bye dulu.
"Hati-hati ya sayang.. mmmuaach.. hehehe.. Wa'alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh" Vania tertawa melihat tingkah Affan yang suka memerintah seperti orang dewasa, entah menurun dari siapa.. karena mas Azzam pun tidak seperti itu bahkan lebih banyak mengalah dan sabar.
"Terima kasih yaa Allah,, betapa besar anugerah yang Engkau berikan pada keluarga kami.. jadikan kami menjadi hamba yang senantiasa bersyukur atas semua karunia-Mu dan senantiasa bersabar untuk semua ujian dari-Mu.." Vanie berdo'a dalam hati.. betapa tidak,, semua kisah yang dialami Vania selama ini tidak pernah luput dari kasih sayang Allah.. ujian demi ujian bisa dijalaninya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Perjuangan menata dan menjaga hati berbuah kebahagiaan yang tidak pernah sedikitpun dibayangkan sebelumnya. Sungguh Allah Maha Besar.. Subhanallah.. walhamdulillaah.. wa laa ilaaha illallahu.. wallahu akbar.
***********
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Antara Dua Asa
RomanceTerjebak dalam asa dari dua pria yang mencintainya tidak membuat Vania melupakan prinsip hidupnya. Prinsip seorang gadis remaja yang ingin menjaga cinta dalam hatinya hanya untuk seseorang yang diridhoi Allah sebagai imamnya kelak. Lika-liku hidup y...