Selesai menjalani prosesi Akad Nikah yang diawali dengan adegan lamaran yang cukup mendebarkan, Vania dan Aldi segera diantar ke kamar rias masing-masing mengganti gaun dan jas untuk acara resepsi. Begitu pula dengan Affan mengganti kembali setelan jasnya dengan jas yang baru, serasi dengan pakaian Abi dan Umminya.
Semua disiapkan nyaris sempurna oleh Shiva. Sampai saat ini Vania belum sempat menginterogasi Shiva yang begitu tega 'berkomplot' dan menyembunyikan rencana ini darinya. Melalui tatapan wajah dan isyarat Vania menuntut jawaban dari Shiva, namun Shiva hanya membalas dengan tertawa dan mengangguk.
"Selamat sayang,, kamu cantik banget hari ini.. semoga sakinah mawaddah warahmah yaa.. langgeng hingga akhir hayat.. bahagia dunia akhirat. Aamiin Allahumma aamiin.." Nurul tiba-tiba datang dan memeluk erat Vania.. Seperti dua saudara kembar yang terpisah lama.
"Yaa Allah.. kaget aku Nurul.. kamu kemana aja seminggu gak pernah hubungi aku.. tiba-tiba datang dan hadir di sini.. curiga kamu ikut terlibat juga yaa dalam rencana Aldi ini" tuduh Vania sambil memasang wajah cemberut.
"Hehehe, maaf aku gak tahu sayang.. aku hanya diberitahu Bunda tentang lamaran Aldi.. Aldi beserta Om Anwar dan Bude datang ke rumah minta ijin dan restu untuk menikahi kamu.. kalau mau marah, itu sama Shiva" sambil berkata Nurul menunjuk Shiva yang pura-pura sibuk memperbaiki susunan gaun pengantin Vania. Nurul menjelaskan semuanya untuk menghapus tuduhan Vania padanya.
Shiva yang ditunjuk Nurul sebagai orang yang harus bertanggung jawab, hanya bisa tertawa.. "Hehehe.. yaa deh,, aku salah.. Tapi aku hanya menjaga apa yang diamanahkan Aldi dan orang tua kamu Vania.. aku berdosa kalau menolaknya" Shiva akhirnya menjelaskan alasan atas semua yang dilakukannya. "Kalau mau marah sana sama Aldi, suami kamu sayang.. hehehe"
Suasana tiba-tiba menjadi ramai dengan canda tawa ketiga wanita cantik itu, sahabat lama yang bertemu karena takdir Allah, pernikahan hari ini menautkan kembali jalinan rindu mereka yang sempat terurai karena jarak dan waktu.
Vania tampak begitu cantik dan menawan, pada pernikahan keduanya ini tampak aura yang berbeda di wajah Vania dibanding pernikahan sebelumnya. Demikian pula Aldi yang tampak begitu gagah dan tampan. Pasangan suami istri ini memasuki ruang resepsi dengan berjalan perlahan sambil menggandeng Affan dengan penuh kasih. Sesekali menyapa tamu yang hadir sambil tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
Bersama, mereka melangkah menuju pelaminan yang begitu indah dengan hiasan bunga-bunga yang berjuntai indah. Sekeliling pelaminan dipagari dengan bunga mawar segar yang beraneka warna membuat suasana menjadi lebih hidup. Tidak seperti saat akad nikah, rona bahagia kini terpancar dari wajah Vania dan Aldi. Begitu pun dengan Affan yang sama bahagianya meski belum memahami sepenuhnya apa yang terjadi hari ini. Affan hanya tahu bahwa hari ini dirinya telah memiliki ayah seperti anak-anak kecil lainnya.
Bertiga di pelaminan membuat Vania dan Aldi sedikit rileks, ada Affan yang membuat mereka lebih bisa berdamai. Terdengar lantunan nasyid Kasih Kekasih yang membuat Vania menitikkan airmata, lagu yang pernah dikirim Aldi dan membuat hatinya tertawan dalam cinta dan kasih sayang Aldi. Lagu yang akhirnya harus berusaha Vania lupakan karena takdir yang berkata lain. Hingga saat ini Vania masih gugup dan canggung duduk bersama Aldi di pelaminan. Hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Biasanya calon pengantin akan sibuk mempersiapkan pernikahannya, bersama-sama mengurus administrasi pernikahan dan segala keperluan pernikahan. Tapi pada pernikahannya kali ini, tidak ada satupun yang dipersiapkan Vania. Bahkan hatinya pun tidak sempat dipersiapkannya. Kaget dan shock itu yang dirasakan Vania pertama kali.
"Terima kasih Nia, sudah mau menerimaku" Aldi berucap pelan sambil tersenyum dan menguatkan genggaman tangannya.
Vania menatap Aldi sambil mengangguk.. "Sama-sama Aldi, tapi maafkan aku atas sikapku yang dulu" Vania tidak sanggup berkata-kata banyak dan tertunduk. Kenangan terdahulu kembali terbayang membuat Vania semakin merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Antara Dua Asa
RomansaTerjebak dalam asa dari dua pria yang mencintainya tidak membuat Vania melupakan prinsip hidupnya. Prinsip seorang gadis remaja yang ingin menjaga cinta dalam hatinya hanya untuk seseorang yang diridhoi Allah sebagai imamnya kelak. Lika-liku hidup y...