Sesampainya di rumah Vania semakin heran karena rumahnya tiba-tiba ramai. Di depan rumah telah terparkir dua buah mobil dan mobil yang satunya sangat dikenal Vania. Yaa.. benar itu mobilnya dokter Azzam.
Semakin melangkah ke dalam, jantung Vania semakin berdebar kencang. Entah apa maksud kedatangan dokter Azzam ke rumahnya tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu, Nurul pun tidak mengabarinya.
"Assalamu'alaikum.." ucap Vania saat memasuki pintu rumahnya yang terbuka lebar. Di ruang tamu telah duduk enam orang tamu, yang sepasang adalah ayah dan bunda dokter Azzam dan yang satunya lagi mungkin Om dan Tantenya dokter Azzam. Juga hadir dokter Azzam dan Nurul yang langsung berdiri menyambut dan memeluknya. Mereka berpelukan seperti dua saudara kembar yang terpisah jauh.
"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh" bersamaan semua membalas salam Vania. "Vania aku kangen banget, gak ada teman curcol" sapa Nurul yang begitu bahagia bertemu sahabatnya. Sudah hampir sebulan Vania tinggal di Bogor.
"Iya Nurul, aku juga kangen banget.. gak ada teman jalan-jalan.. hehehe" jawab Vania sambil tersenyum manis.
"Udah, ditunda dulu acara kangen-kangennya" tegur ibu pada Vania dan Nurul yang keasyikan serasa dunia milik berdua. "Ayo Vania duduk di sini, di samping ibu" perintah ibu pada Vania. Bapak hanya tersenyum karena tahu bahwa Vania pasti bingung dengan kunjungan dokter Azzam bersama keluarga hari ini.
"Mohon ijin apa sudah bisa dimulai pak.. bu..?" terdengar suara ayah dokter Azzam membuka pembicaraan mereka. Suasana seketika menjadi hening.
"Disilahkan pak Aditya" jawab Bapak sambil mengangkat tangan mempersilahkan pak Aditya untuk melanjutkan pembicaraan mereka.
"Terima kasih pak Sumadi, Ibu Anty.. terima kasih atas perkenannya menerima kedatangan kami, mohon maaf kami datang tanpa pemberitahuan sebelumnya" ucapan pembuka yang justru membuat Tiara curiga. Pembicaraan ini seperti saat acara lamaran kak Rima tujuh tahun lalu, jangan-jangan dokter Azzam akan melamarnya... ahhh,, jangan berandai-andai Vania..
"Maksud kami sekeluarga ke sini, ingin menyambung tali silaturrahmi di antara kita, sekaligus mempersatukan kedua anak tercinta kita dalam sebuah pernikahan.. kami berkeinginan melamar nanda "Vania Khairani Arsyad" untuk disandingkan dengan anak kami "Azzam Putra Wirawan". Keinginan ini sudah lama diutarakan oleh Azzam, namun baru dapat kami ikhtiarkan saat ini karena beberapa pertimbangan. Mohon perkenannya untuk dapat menerima maksud baik kami sekeluarga" ucap pak Aditya dengan kata-kata yang penuh makna.
Terjawab sudah pertanyaan Vania yang memang sudah curiga dari awal bahwa ini adalah kelanjutan dari lamaran dokter Azzam terdahulu.
"Terlebih dahulu ijinkan kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya pada keluarga pak Aditya yang telah sudi berkunjung pada keluarga kami. Mohon kiranya dimaafkan karena kami tidak menyambut kedatangan Bapak dan ibu dengan baik hanya seperti ini apa adanya. Alhamdulillah kami sekeluarga sangat bahagia dan senang atas penghargaan yang diberikan kepada kami, namun kami sebagai orang tua tetap menyerahkan segala keputusan kepada putri kami Vania.. sebab setelah ini yang akan menjalani adalah mereka berdua" jawab Bapak dengan bijaksana. Bapak memang tegas namun untuk hal-hal seperti ini Bapak selalu terbuka tidak pernah memaksakan keinginan sendiri.
"Bagaimana nak? Bapak dan ibu menyerahkan sepenuhnya pada Vania. Dan insya Allah Bapak dan ibu akan mendukung apapun keputusan Vania" Bapak berkata dengan penuh kasih.
Dokter Azzam yang tadinya menunduk kini menatap Vania dengan penuh harap. Sejenak mereka bertatapan, kikuk dan malu.. Vania merasa seolah-oleh seluruh mata sedang memandangnya, dan membuat Vania akhirnya tertunduk malu.
"Bagaimana sayang?" Tanya ibu sambil mengelus lembut kepala Vania, menyalurkan kekuatan agar Vania dapat mengambil keputusan yang benar dan sesuai hati nuraninya.
![](https://img.wattpad.com/cover/210818297-288-k315920.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Antara Dua Asa
RomansaTerjebak dalam asa dari dua pria yang mencintainya tidak membuat Vania melupakan prinsip hidupnya. Prinsip seorang gadis remaja yang ingin menjaga cinta dalam hatinya hanya untuk seseorang yang diridhoi Allah sebagai imamnya kelak. Lika-liku hidup y...