Do Something Bad?

3K 191 8
                                        

Hai, namaku Kim Sojung. Biasa di panggil Sowon. Aku adalah anak tertua dari mendiang Kim Taehyung.. Eomma ku, beliau sudah lama meninggal sejak kelahiran adik ku yang kedua. Bukan adikku yang menyebabkan kematiannya, kata appa dulu, ada seseorang yang dengan sengaja membunuh eomma. Dan sejak saat itu, aku menyimpan dendam di dalam hatiku sendiri.

Oh ya, perkenalkan juga, adikku yang pertama, Choi Yuna, biasanya kami memanggilnya Yuju. Dia sedikit aneh, terkadang kelakuannya membuatku geleng-geleng kepala. Dan adikku yang kedua, Hwang Eunbi, alias SinB. Dia juga sama anehnya dengan Yuju.

Dan aku, aku lebih bodoamat dengan dunia luar. Namun berbeda jika sesuatu terjadi pada adik-adikku.

Sekarang aku tinggal di rumah bersama dua adik kandung dan 3 adik angkat ku. Rumah kami lumayan besar, jadi cukup untuk kita berenam.

Dulu, saat umurku 10 tahun dan Yuju juga SinB masih kecil, appa mengangkat dua gadis kecil dari panti asuhan milik temannya, yaitu uncle Hoseok. Namanya Yerin dan Eunha. Dan untuk adik angkat ku yang paling kecil, aku masih sedikit bingung kenapa dia bisa mengalami masa-masa kelam nya dulu. Saat itu, Appa dan uncle Namjoon sedang berburu di hutan pedalaman dan bertemu seorang gadis yang kini menjadi adikku. Saat appa menemukannya, ia tidak bisa berbicara hingga appa membawanya pulang dan appa mengurus dia dengan baik. Dan lihatlah, dia tumbuh menjadi gadis cantik yang sangat pandai bernyanyi sekarang.

Aku menuruni tangga dari lantai dua, sepertinya aku bangun paling akhir hari ini. Adik-adikku bahkan sudah berada di lantai bawah. Aku berhenti di tengah-tengah tangga. Kulihat Yerin dan SinB sedang memasak di dapur. Sedangkan Umji, dongsaeng kami sedang bernyanyi dengan Yuju. Kupikir mereka sedang mashup lagu yang menjadi soundtrack film Aladdin, yakni A Whole New World dan Silence.

Dan lihatlah siapa yang mengiringi suara indah dua gadis beda usia itu dengan alunan piano, yep! Eunha, adik angkat ku dan sekaligus seseorang yang telah mengubah persepsiku pada dunia setelah eomma meninggal. Dan dia juga yang telah.. emm.. mencuri hatiku?

"Oh? Morning unnie!" Aku tersenyum lebar saat Umji yang tiba-tiba melihatku dan langsung melambaikan tangannya untuk menyapaku.

Seketika semua gadis kecilku ini melihat ke arahku dan mengucapkan selamat pagi. Aku pun membalas ucapan mereka dan melanjutkan perjalananku menuruni tangga.

"Good morning girls!"

"Yha unnie! Mari makan. Sarapan sudah siap." Kata Yerin yang kemudian meja makan penuh oleh keluarga kecil kami yang sudah duduk rapi dengan aku yang duduk di ujung meja.

Kami makan dengan damai hingga selesai. Kami terkadang membagi tugas untuk mengurus rumah, dan sekarang aku berdiri untuk mencuci piring dengan Umji. Sementara adik-adikku yang lain sepertinya sedang menonton netflix di ruang tengah.

"Kalian mau pergi keluar hari ini?" Tanyaku dari wastafel dapur. Ke empat gadis kecilku di depan tv hanya diam selama beberapa menit. Mungkin sedang berfikir?

"Unnie," Aku menoleh pada Umji yang sudah selesai cuci piring dan kini ia mencuci tangannya di wastafel, "Boleh aku pergi ke toko buku dengan Eunha unnie?" Tanya Umji.

Aku hanya tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja, ajak saja dia. Dia juga pasti suka, sudah lama dia tidak beli buku baru."

"Yes!!" Teriak Umji senang dan berlalu ke arah televisi, ia mendekat pada Eunha dan membisikkan sesuatu pada gadis kesayanganku itu. Kurasa Umji nengajaknya pergi ke toko buku. Dan kulihat Eunha mengangguk senang.

Aku mengikuti Umji untuk bergabung di sofa ruang tengah. Ternyata mereka sedang menonton Stranger Things, lagi.

"Kalian nonton Stranger Things, lagi?" Tanyaku sambil duduk di sofa kosong di samping SinB.

"Yhaa kenapa kau duduk disampingku huh?" Ucap SinB sinis padaku. Sudah biasa kami bertengkar hanya karena hal-hal sepele semacam ini. Bahkan sejak kecil, sampai uncle Namjoon menjuluki kami Tom & Jerry nya keluarga Kim.

"Ini juga rumahku hm." Balasku tak kalah sinis.

"Unnie, aku dan Yerin akan berbelanja. Boleh kan?" Tanya Yuju. Benar juga, kulkas kami juga sudah mulai kosong.

"Belanja yang banyak ya.." Ucapku tersenyum.

"Hei kenapa kau tidak izin padaku juga huh?" SinB menatap Yuju dengan tatapan datar. "Yerin kan pacarku.."

Yuju hanya mendengus, "Heuh, dasar pocecip."

Aku melupakan Eunha dan Umji yang kini tidak ada di depan televisi. Mereka pergi ke kamar mereka untuk bersiap-siap keluar.

Tak butuh waktu lama, Umji dan Eunha sudah siap. Begitu juga dengan Yuju dan Yerin, mereka bahkan sudah menulis kebutuhan apa yang harus mereka beli.

"Berhati-hatilah. Jika ada apa-apa telfon unnie, ya?" Kataku pada mereka berempat.
"Nde unnie."

Umji dan Eunha pergi terlebih dahulu, mereka menaiki mobil yang kami miliki. Sedangkan Yerin dan Yuju naik taksi online.

Tinggallah aku dan SinB sendiri di rumah.
Ya, aku dan SinB.

"Apa?" Lagi-lagi, SinB menatapku sinis. Aku hanya tertawa melihatnya. Bagaimana tidak, wajahnya sangat lucu jika sedang menantangku beragumen. Seperti ingin ku cubit hidung kelewat mancungnya.

"Wanna do something bad?" Tawarku pada adik kandung terakhirku itu.

SinB hanya tersenyum miring, "Something bad huh?"

Author PoV

7 menit kemudian

Ruang tengah yang tadinya damai, aman dan sejahtera kini tinggal kenangan.

Banyak sekali bungkus snack yang bertebaran dimana-mana, kaleng minuman dan juga sisa-sisa makanan.

"Hei! Yhaaa!! Unniee! Kenapa kau lakukan itu huh?!!" Teriak SinB yang masih fokus pada layar tv LED di depannya itu.

"Kau yang memberiku peluang, bodoh!"

Jemari Sowon dan SinB terus menghantam stick Playstation yang mereka genggam saat ini. Game snipper yang mereka mainkan membuat keduanya semakin geram karena mereka sama sama saling menyerang.

"Gila visualnya keren banget ini unnie." Ucap SinB di tengah-tengah permainan mereka.

Sowon mengangguk, "Console terbaru ini, baru dikirim semalem sama uncle Jimin dari Amerika."

"Uncle baik semua sama kita."

Benar kata SinB, sejak dahulu uncle tanpa hubungan darah dengan appa mereka itu selalu baik dengan Sowon dan adik-adiknya.

"Bersyukurlah untuk itu. Kita tidak diperbolehkan sekolah umum dan bekerja oleh uncle Jimin, dan itu karena katanya akan ada hal penting saat Yewon berusia 19."

SinB mengambil kaleng minuman di sampingnya saat game mereka telah berganti level. "Tapi Umji baru saja berulang tahun tiga hari lalu." Kata SinB.

Sowon mengambil snack Dorritos dan membukanya. "Maka dari itu. Tapi uncle Jimin belum memberi kabar."

"Biarlah, kita tunggu saja. Hei unnie, aku mau ganti senjata."

Sowon kembali mengambil stick Playstation nya dan mengotak-atik game mereka, memunculkan visual options dimana SinB bisa memilih senjata barunya.

"Yang mana?" Tanya Sowon.

SinB melihat-lihat dahulu senjata yang sudah unlocked disana.

"Riffle itu yang seperti apa unnie?" Tanya SinB.

"Ya yang seperti itu. Ah, seperti ini nih." Ucap Sowon menunjuk ke arah samping kanannya, dimana ada sebuah moncong riffle yang mengarah ke depan.

SinB menoleh, "Oh, seperti ini.."





"Loh eh?!!"

</tbc>

Fingertip.Where stories live. Discover now