Fallin' Light

1.2K 144 25
                                    

[Leave your mark on me, don't be sider and just ghosting my fucking story, i love you.]

-

GFRIEND - FALLIN' LIGHT

Pukul 5 : 12 sore, sebuah helikopter yang di piloti oleh Lisa pun mendarat di rooftop rumah bersama tim BP dan tim G. Mereka bergerak cepat untuk menemukan Sowon dan adik-adiknya yang seakan berperang dengan Umji yang di kendalikan kakak Eunha.

Jennie turun dari heli terlebih dahulu dan memapah Yerin, diikuti Rose yang memapah Yuju dan Sowon yang berjalan memegangi infusnya di udara.

Jisoo sudah mengurus anak panah Umji yang menancap di tubuh gadis-gadis itu selama di perjalanan. Memang hanya dengan operasi kecil dan tindakan medis pertama, setelah ini mereka akan diperiksa lagi apakah ada kefatalan yang belum terdeteksi di tubuh mereka sebelumnya.

"Rose, Jennie, Lisa, kalian urus mereka dulu ya? Aku akan membantu Taeyeon unnie." Ucap Jisoo. Rose pun menganggu, begitu pula dengan Jenlisa.

"T-tunggu unnie! Aku ikut." Pinta Yuju, ia hendak melepaskan pegangan Rose di tubuhnya sebelum Jisoo dengan tegas menolak permintaan Choi Yuna barusan.

"No. Biarkan mereka check keadaanmu terlebih dahulu."

Jisoo tidak tanpa alasan melarang Yuju, jika mengingat anak panah itu menembus paru-parunya, orang awam pun pasti berfikir keadaan Yuju tidak akan baik-baik saja.

Begitulah Jisoo pergi terlebih dahulu masuk ke dalam rumah. Meninggalkan gadis-gadis itu dengan perasaan khawatir akan keadaan sang adik.

Jisoo berlarian menelusuri setiap lorong dan ruangan di rumah megah ini. Mencari tempat dimana Taeyeon membawa Umji. Ia sampai di lantai dua dan menemukan Taeyeon sedang berada di sebuah ruangan laboratorium dan sedang panik mengurusi Umji yang sudah telanjang dada dan tertempel berbagai macam alat medis di tubuhnya.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Jisoo saat masuk ke ruangan sambil tergesa-gesa. Ia mengambil masker yang sama dengan yajg dipakai Taeyeon sekarang dan memakainya.

"Not good. Otaknya mengalami penurunan fungsi drastis. Mungkin akibat alat yang sebelumnya mencuci otaknya. Terlibih peluru Sowon membuatnya sedikit terluka. Cepat bantu aku." Titah Taeyeon.

Jisoo pun segera menelisik monitor EKG di samping ranjang rumah sakit yang entah kenapa ada disana. Ruangan ini seperti sebuah kamar layaknya di sebuah rumah sakit lengkap dengan peralatan medis yang memadai.

"Detak jantungnya melemah." Kata Jisoo saat melihat tidak ada peningkatan di alat EKG, yang ada malah semakin menurun.

"Shit."

"Unnie, otaknya sudah tidak berfungsi. Detak jantung berhenti dan aliran darah tak lagi terasa." Jisoo dan Taeyeon mulai panik. Tidak. Mereka tidak boleh kehilangan Umji sekarang. Ini bahkan belum dimulai. Umji tidak boleh mati.

"Fuck! Jisoo! Ambil defibrillator!"

Jisoo menurut, dia segera berlari dan mengambil sebuah alat kejut lengkap di lemari medis. Ia segera menyiapkannya dan Taeyeon mengambil dua buah Lead. "Aman." Ucap Jisoo dan Taeyeon segera menempelkannya di dada Umji. Ia mengangkat alat itu hingga tubuh Umji ikut terangkat ke udara.

Tidak ada perubahan, Jisoo segera menyetel kembali defibrillator itu dan mengarahkan Taeyeon untuk mencoba kembali.

"C'mon girl.. c'mon! pleasee!" Gumam Taeyeon saat percobaan demi percobaan selalu tidak membuahkan hasil.

Detak jantung Umji tidak dapat kembali.

Taeyeon membuka masker yang ia pakai dan mengusap pipi kanannya dengan tangan yang masih terbalut sarung tangan.

"She's gone."

Jisoo merasakan ngilu di rahang dan ulu hatinya. Ini terlalu cepat untuk Umji pergi dengan cara yang sama sekali tidak keren.

"Dia baru sembilan belas tahun." Gumam Jisoo sedih.

"Dia ini siapa?" Tanya Taeyeon. Ia menelisik wajah damai Umji yang kini semakin pucat.

"Dia Kim Yewon. Adik bungsu Sowon. "

Taeyeon merasa tercekat, ia segera melepas semua peralatan medis yang masih menempel di tubuh Umji.

"Jisoo siapkan Cryostat nya!" Perintah Taeyeon.

Kim Jisoo terkejut setengah mati. Dia tidak menyangka ini akan keluar dari mulut Taeyeon. "A-apa? Unnie yakin? Unnie bilang itu untuk-"

"Sudah cepat siapkan!"

Jisoo mengangguk dan segera berlari ke sisi belakang ruangan, dimana ada sebuah pintu dan ada ruangan lain di dalamnya. Jisoo membuka sebuah benda berukuran besar yang ada disana. Itu hanya salah satunya, ada dua lagi benda semacam peti raksasa yang terbuat dari besi khusus itu disana.

"Done unnie!" Teriak Jisoo dari dalam. Sementara itu, Taeyeon terlihat menyuntikkan beberapa cairan ke tubuh Umji. Ia selesai dan segera membopong tubuh tak bernyawa Kim Yewon itu ke ruangan dimana Jisoo berada.

-

Hari sudah mulai malam, Sowon sedang duduk di ranjang kamarnya. Ia hanya memakai sebuah bra sport merk ternama dengan warna putih dengan aksen hitam di beberapa bagian.

Sowon mulai memutari bahunya dengan sebuah perban kasa untuk menutup luka yang disebabkan oleh sang bungsu.

Belum sempat Sowon selesai menutup lukanya, Eunha muncul masuk ke kamar dari luar. Ia memakai kaos biru muda polos dan celana pendek menutupi bagian bawahnya.

"Widih, iklan adidas." Ucap Eunha saat melihat logo di bra Sowon. Gadis Jung itu melihat kekasihnya yang terlihat kesusahan dengan perbannya.

"Biar kubantu." Tawar Eunha. Sowon pun dengan senang hati mempersilahkan Eunha melakukan kegiatannya sebelumnya.

"Ini pasti sangat sulit bagimu." Ucap Eunha. Ia menatap bahu polos Sowon dan sedikit mengusapnya.

Sowon menghela nafas pelan, "Yah, mereka membuatku pusing akhir-akhir ini."

Eunha memeluk Sowon dan mengusap punggungnya.Membiarkan Sowon merasa nyaman di dekapannya.

"Saat-saat seperti ini, aku ingin bertemu dengan appa dan eomma." Gumam Sowon di pelukan Eunha.

"Mau bilang apa sama mereka?" Tanya Jung Eunbi nya Sowon ini.

"Entah, hanya ingin bertemu. Mungkin aku akan mengadu pada appa kalau SinB sekarang semakin nakal."

[]

Update kok tiap hari-_-

Fingertip.Where stories live. Discover now