Day By Day

1.2K 148 7
                                    

Lost Frequencies ft. Janieck Devy - Reality.

-

Hari demi hari berlalu dan ini sudah memasuki hari ke 7 Sowon dan ke empat adiknya berada di dalam tabung. Umji pun hanya menjalani hari-hari nya seperti biasa, menemani Jisoo di laboratorium dan membantunya mengawasi perkembangan kakak-kakaknya.

Umji terlihat bosan dengan ini, itu terlihat jelas di mata Jisoo, dimana Umji hanya menghela nafas jenuh sedari tadi.

"Kau bosan huh?" Tanya Jisoo.

Umji membangkitkan tubuhnya yang tadinya terkulai di meja, ia menatap Jisoo dengan tatapaan mata yang lesu.

"Not too much, unnie."

Jisoo hanya tertawa renyah. Ia mengambil tablet di atas meja dan memberikannya ke Umji.

"Ini, cek lagi perkembangan mereka. Setelah itu akan kusuruh Rosie menemanimu, agar kau tidak bosan."

Umji sedikit menjadi bersemangat setelah menerima tablet dari Jisoo. Pagi ini mereka menemukan perkembangan yang signifikan pada fisik Eunha. Dimana telinganya sedikit memanjang ke atas, itu membuatnya terlihat seperti makhluk dalam cerita fiksi.

Dan Umji tidak sabar menemukan keanehan-keanehan lain pada fisik unnie-unnie nya yang lain.

Umji berjalan mendekati tabung-tabung yang berdiri kokoh di salah satu sisi ruangan itu. Ia mengamati tubuh Sowon yang berada di dalam air itu satu persatu, dari atas ke bawah, dan diulangi lagi.

"Hmm.. Nothing changes.."

Umji terus menelisik tubuh Sowon dan yang lain, mereka terlihat seperti kelinci percobaan sungguhan dari luar tabung, ditambah mereka memakai pakaian serba putih.

"Kira-kira apa yang bisa Eunha unnie lakukan dengan telinganya yang panjang itu unnie?" Tanya Umji basa-basi dengan Jisoo yang sudah berdiri di sampingnya, mereka sedang melihat Eunha.

"I don't know Umji-yaa.. apa ada yang berubah dari Sowon dan Yerin?"

Umji menggeleng, "Nothing unnie. Padahal aku berharap Sowon unnie punya ekor haha. Itu akan merusak image nya. Hahaha."

Jisoo tertawa mendengar guyonan Umji. Ia kembali menemani Umji memeriksa ke Yuju dan SinB. Mereka tidak menemukan apapun di fisik Yuju, dan begitu pula dengan SinB.

Namun ternyata mereka salah, mereka tidak melihat dibalik telinga SinB karena tertutup rambutnya.

Umji yang hendak pergi menjauh pun terkejut melihat hal itu saat rambut SinB tersibak karena gelembung air.

"U-unnie.." Jisoo yang hendak duduk di kursinya pun dibuat terkejut oleh panggilan Umji dan mengharuskannya kembali menghampiri adik bungsu Sowon itu.

"Lihat ini unnie." Jemari Umji menunjuk ke arah telinga SinB, namun terhalang kaca tabung.

Mata Jisoo menyipit melihat tiga garis tipis tercipta di balik telinga SinB. Ia berjalan memutar dan melihat ke telinga SinB yang satunya.

"Apakah itu insang?"

~

"So, Kim Yewon, let me show you.." Rose membuka dua buah daun pintu besar dengan hendle berwarna biru muda. Menunjukkan ruangan besar di baliknya, yang penuh dengan, "Our playground."

Umji menganga melihat isi dari ruangan besar yang baru saja ia masuki bersama Rose ini.

Setelah memerika keadaan dan perkembangan unnie-unnienya, Jisoo meminta Rose untuk menemani Umji refreshing di dalam rumah. Sebenarnya Umji ingin sekali main keluar, ia dengar ada taman dengan banyak penjual makanan di dekat rumah Jisoo ini, tapi ia tidak diperbolehkan keluar oleh Jisoo. Lagipula, Umji tidak hafal jalanan disekitar sini.

"What the hell..." Gumam Umji, matanya melihat ke sekeliling. Banyak sekali benda-benda yang baru ia lihat secara langsung disini. Biasanya ia hanya melihat dari film action atau film Marvel.

"Hei, kau baru saja mengumpat huh?" Rose terkikik mengetahui Umji sedikit celingukan karena ketahuan berkata buruk oleh Rose.

"Haha, it's okay, you're not a kid again Umji-ya.. come here.." Rose berjalan menuju ke tengah ruangan.

"Ini adalah ruang senjata kami. Seperti yang kau tahu, disini selain Taehyung dan Jisoo yang ilmuwan, kami adalah agen rahasia. Dan ini lah pegangan kami." Rose menunjukkan satu persatu senjata yang ada disana. Kebanyakan adalah senjata api dan beberapa ada yang buatan asli Jisoo dan Taehyung. Jadi itu handmade dan limited edition.

"Mengingat kau sedikit berbeda dari kakak-kakakmu, mungkin benda-benda ini akan membantumu nantinya."

Rose mempersilahkan Umji untuk berkeliling, melihat satu persatu senjata yang ada disana. Disetiap tatapnya pada benda-benda disini, mulut Umji selalu berkata "Woah" dan "Daebak!" Membuat Rose semakin tersenyum melihat si bungsu.

"Unnie suka pakai yang mana?"

Rose terlihat berfikir sejenak. Ia melihat-lihat senjata-senjata itu satu persatu. Ini sudah lama semenjak misi terakhir mereka, jadi Rose sedikit lupa.

"Terakhir kali aku lupa pakai yang mana Umji, tapi aku paling ahli memakai ini, riffle, dan juga panah terkadang." Rose menggendong sebuah riffle di tangannya. Memperagakan cara memakai nya pada Umji.

"Appa juga sering berlatih panahan bersamaku." Ucap Umji, ia melihat satu set busur beserta anak panah berwarna hitam elegan yang terpajang di etalase kaca sudut ruangan.

"Ini keren sekali, apakah ini milikmu unnie?"

Rose menggeleng, "Anni, itu milik- eh, bukan itu bukan milikku. Sudah lama ada disana. Mungkin peninggalan kakek kalian."

"Boleh aku bermain panahan denganmu unnie?"

Rose tersenyum, ia seketika mengangguk cepat.

"Ne, of course Umji. Legoooo!!"

"Paboo! Hampir saja keceplosan!"

[]

Fingertip.Where stories live. Discover now