Day One : Yewon's Memories

1.2K 150 3
                                    

Maroon 5 - Memories.

-

Beberapa jam pertama sampai jam ke 15 membuat Umji yang masih setia membantu ke empat unnie tanpa hubungan darah dengannya itu sedikit khawatir dan beberapa kali panic attack menyerangnya.

Bagaimana tidak? Beberapa masalah muncul, mulai dari alat bantu oksigen di air serum Sowon mengalami kerusakan, tabung Yerin yang bocor, hingga alat monitoring yang terhubung dengan tabung SinB mengalami konsleting.

Beruntung Jisoo dan yang lain sudah ahli dengan hal-hal semacam ini.

Umji duduk di samping Jisoo, ia terus memperhatikan kelima unnie nya yang terpejam tak sadarkan diri di dalam tabung.

"Kau masih khawatir Yewon-ah?" Tanya Lisa yang baru saja datang membawakannya kopi.

Umji mengangguk kecil dan menerima cup berisi kopi itu, "Gomawo unnie."

Lisa ikut duduk di samping Umji karena kebetulan kursi itu kosong. Rose tadinya menduduki kursi itu, tapi baru saja ia izin pada Jisoo untuk pergi ke toilet. Sementara Jennie tertidur di kamarnya.

"Tenanglah Umji, sehebat apapun teknologi saat ini, pasti ada weakness nya juga." Ucap Lisa, "Benarkan Jisoo unnie?"

Jisoo hanya mengangguk menanggapi ucapan Lisa. Ia terlalu malas saat ini untuk mengurusi omongan Lisa.

"Tapi tenanglah, aku dan yang lain sudah terbiasa akan hal-hal semacam ini. Kau bersama ahlinya. Haha."

Satu jam kemudian, Rose sudah kembali dari urusannya dengan gayung kamar mandi dan Jennie juga sudah bangun. Jangan heran jika mereka bisa terus sehat dengan waktu tidur yang sedikit, itulah kehebatan mereka.

Tapi, malah Umji yang tertidur di meja disamping Jisoo.

"Padahal dia baru saja minum kopi, sudah tertidur saja." Gumam Lisa pelan.

"Sudah biarkan saja, dia lelah." Sergah Jisoo. Ia sedang melihat-lihat hasil rekab bagaimana kemajuan proses ini.

"Haruskah aku membawa Umji ke kamarnya, unnie?" Tanya Lisa lagi.

"Sudah Lisa biarkan saja dia disini, nanti jika kamu gendong takut dia bangun." Ucap Rose dan hanya diangguki oleh Lisa.

Jisoo masih melihat catatan diatas kertas-kertas yang cukup banyak itu. Padahal ini baru 17 jam setelah mereka melakukan proses aktivasi DNA.

Pantas saja Umji sampai tertidur.

Hari sudah berganti dan bahkan ini sudah menjelang sore. Sialnya, mereka lupa untuk makan. Dan hal ini tentu saja membuat Jennie bergegas ke dapur bawah untuk membuat sarapan. Dibantu oleh Lisa, bukan membantu sih, hanya memotong beberapa condiment dan sesekali mengganggu Jennie.

Sementara itu di laboratorium ada Jisoo dan Rose, juga ada Umji yang masih tertidur.

~

Kawanan serigala itu berlarian semakin masuk ke dalam hutan. Sesekali pimpinan koloni mereka mengeluarkan suara peringatan dan mungkin memanggil bantuan dari kawanan serigala lain yang berada di dekat mereka.

Mereka berhenti sejenak saat melihat sebuah sungai yang cukup besar, alirannya cukup tidak bersahabat, terbukti dengan tiadanya bayangan bulan purnama yang terpantul dari permukaannya.

Dor!

Dor!

Dor!

Kaki-kaki mereka sontak melompat menerjang aliran sungai saat mendengar suara yang sedari tadi terus menerus menekan mereka.

Beberapa dari mereka tidak cukup kuat dan terbawa arus sungai. Sementara itu sang pemimpin menunggu mereka sampai di seberang. Ia masih menatap ke belakang dimana kawanan pemburu tamak itu mulai bermunculan.

Pemimpin serigala itu menyalak dengan galak bermaksud menakut-nakuti dan mengusir mereka. Namun itu hanya sia-sia.

Tinggal satu serigala lagi yang masih menyeberangi sungai. Serigala itu terlihat berbeda dari serigala lain dalam kawanannya. Selain bulunya yang berwarna putih, di punggungnya juga terdapat makhluk berbeda spesies yang memegang erat leher serigala itu.

Naas, serigala putih itu terkena tembak tepat di bagian kakinya. Hingga membuatnya terbawa arus sungai yang deras. Pimpinan serigala hendak menyusul serigala yang sudah tak berdaya itu, namun sayang, tidak sempat ia mengejar. Ia pun memutuskan untuk mrnyeberang sungai dan melanjutkan pelarian mereka bersama serigala yang tersisa.

"Hei, nak.. bangunlah.."

"Apa kau masih hidup?"

Suara geplakan muncul dan tak lama terdengar suara "aduh.."

"Yha! Kau ini bagaimana Namjoon hyung? Jelas-jelas dia masih bernafas."

"Yaa maafkan aku Tae, aku kan hanya bertanya. Siapa tahu dia sadar."

Taehyung dan Namjoon terus berusaha membangunkan gadis kecil itu. Hingga lima belas menit kemudian, gadis itu membuka matanya.

Ia terkejut dan terlihat ketakutan saat melihat Namjoon dan Taehyung.

"Hei.. tak apa.. kami tidak akan jahat padamu." Ucap Namjoon dengan suara lembut.

Gadis itu masih meringkuk sambil memeluk lututnya. Tiba-tiba ia terkejut dan menangis, ia menghampiri bangkai serigala putih yang tergeletak tak jauh dari tempatnya saat ini.

"Apa kau memikirkan apa yang aku pikirkan Tae?" Namjoon sedikit melirik ke arah Taehyung disampingnya.

"Tidak, tapi aku ingin membawa gadis itu pulang."

Namjoon hanya mengangguk kecil. "Yah.. sepertinya umurnya tidak beda jauh dengan SinB."

"Appa pulang.."

"Yhaa appa.. mana kijangnya?" Yuju terlihat sangat antusias melihat Taehyung pulang bersama Namjoon disampingnya.

"Masih hidup atau sudah mati appa?" Tanya SinB yang berlarian menuju ke ruang depan.

"Uncle dan appa kalian tidak dapat kijang, girls." Namjoon tersenyum dan sedikit menggeser badannya.

"Si-siapa dia appa?" Tanya Sowon yang baru datang.

"Eumm... appa dan uncle Namjoon menemukan dia di hutan. Mulai sekarang dia akan menjadi adik kalian. Jadi, tolong sayangi dia." Ucap Taehyung sambil tersenyum. Tangannya mengusap-usap pucuk kepala gadis itu.

"Panggil dia Kim Yewon."

~

Jisoo dan Rose sedikit terganggu dengan pergerakan tidur Umji yang terlihat tidak tenang. Ia terus mengigau dan menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri.

"Hei Umji, kau kenapa?" Tanya Rose yang mulai geram, ia mengusap-usap kepala Umji dan mencoba membangunkannya.

"Umji-yaa.. Ireonaaa.." Ucap Jisoo. Ia sampai meninggalkan alat monitoring tabung Eunha yang baru saja ia cek.

Sampai akhirnya Umji terbangun dengan keringat di seluruh tubuhnya.

Rose memerikannya air minum dan menyuruhnya untuk menenangkan diri.

"Jika kau lelah, istirahatlah di kamarmu Umji, jangan kau paksakan.." Ucap Jisoo pelan. Ia ikut duduk di samping Umji dan mengusap-usap punggungnya.

"Nde unnie, Umji hanya mimpi." Ucap Umji dengan suara khas bangun tidurnya.

"Mimpi apa?"

Umji menunduk seketika, air mukanya terlihat sedih.

"Hanya mimpi tentang masa lalu unnie."

[]

Fingertip.Where stories live. Discover now