12 April, 2001
Seorang gadis kecil dengan poni ala-ala Dora The Explorer memasuki mobil dengan tergesa-gesa. Umurnya kira-kira sekitar 8 tahunan. Dengan kacamata minus yang menghiasi matanya, gadis itu menuruti kata sang eomma untuk masuk ke kendaraan beroda empat itu.
"Mau kemana eomma?" Tanya sang gadis kecil yang sudah duduk di jok belakang.
Sang eomma duduk di balik kemudi. Ia menoleh ke belakang dan memandangi sang buah hati. "Yerin mau punya teman baru tidak?"
Yerin kecil pun mengangguk senang. Akhirnya dia bisa mempunyai teman setelah 7 tahun hidup dan hanya berteman Jibang, bonekanya.
"Mau eomma! Yelin mau punya teman!" Seru Yerin senang. Sang eomma pun tertawa kecil, dia menstarter mesin mobil klasik itu namun dering ponsel nya menginterupsi.
"Yuri?"
Eomma Yerin pun mengangkat telpon itu. Namun ia terkejut ketika suara di ujung sana bukanlah si pemilik nomor. Melainkan suara seorang gadis kecil.
"Halo? Kamu siapa?"
". . ."
"Somi? Siapa kamu? Kenapa bisa memegang ponsel Yuri?" Tanya Eomma Yerin lembut.
". . ."
"Ah jinjja?! Baiklah ahjuma akan segera kesana."
Pip.
"Siapa eomma? Apakah appa menelpon eomma?"
Yerin bertanya dari kursi belakang. Dia sangat merindukan sang appa. Sudah hampir satu tahun dia tidak bertemu dengan appanya itu.
"Iya, tadi ponsel appa. Tapi bukan appa yang menelpon sayang."
"Lalu siapa eomma?"
Sang eomma hanya tersenyum kecil, "Yerin juga mau adik baru kan?"
-
"Yuri! Yuri!"
Eomma Yerin langsung memasuki rumah dan mencari keberadaan orang yang ia cari. Rumah ini nampak berantakan. Samar-samar eomma Yerin mendengar suara isakan seorang gadis. Ia pun mendekati sumber suara dan melihat gadis kecil sedang menangis di pojok ruangan seperti sebuah kamar.
Gadis itu duduk memeluk lutut sambil menangis. Yang semakin mengejutkan adalah gadis itu duduk menangis tanpa busana.
-
"Eomma?"
Yerin kecil memandangi sang eomma yang keluar dari rumah dengan menggendong seorang gadis. Ia membawa gadis itu masuk ke dalam mobil dan mendudukkannya di kursi belakang di samping Yerin.
"Yerin peluk dia agar hangat."
Yerin mengangguk, ia menuruti eomma nya dan memeluk gadis yang menangis disampingnya ini.
"Dia siapa eomma?"
"Kenapa tidak kau tanyakan sendiri Yerin-ah?" Ucap sang eomma sambil tersenyum menghadap ke spion atas.
'Benar juga ya?' Batin Yerin. Dia memandangi gadis di pelukannya ini dan menelisiknya.
"Eomma kakinya luka."
Yerin kecil sedikit panik saat melihat di paha gadis itu terdapat darah. Namun sang eomma mengatakan tak apa. Walau sebenarnya itu bukanlah hal yang sepele.
"Nama kamu siapa? Aku Jung Yerin." Yerin memperkenalkan dirinya pada gadis ini. Ia masih menangis tapi dengan terbata-bata dan pelan ia menjawab pertanyaan Yerin tadi.
"A-aku Jung.. Jung Eunbi. Tapi appa memanggilku Eunha."
-
KIM ORPHANAGE
Yerin masih berada di mobil bersama Eunha. Mereka menunggu eomma Yerin yang sedang berbincang dengan seorang pria muda di luar sana.
"Kau serius Jessica nuuna? Apa mereka berdua bisa membiarkanmu pergi?"
"Aku juga tidak yakin Hoseok, tapi tidak ada pilihan lain. Taeyeon sedang membutuhkan aku dan tim."
"Aku tahu keadaanya nuuna, aku akan menjaga mereka berdua jika memang kau memutuskan itu."
"Terimakasih Hoseok."
Jessica menyuruh dua gadisnya itu untuk turun dari mobil. Sebelumnya, Eunha sudah memakai jaket dan celana milik Yerin, walau sedikit kebesaran.
Jessica menggendong Eunha dan Yerin berjalan di sampingnya.
"Anak-anak, ini uncle Hoseok. Uncle ini yang akan menjaga kalian disini. Dan disini kalian bisa mendapatkan banyak teman."
"Apakah eomma akan kembali menjemput kami?" Tanya Yerin kecil.
"Tentu saja." Jessica mengusap-usap pucuk kepala Yerin. "Mulai sekarang, Eunha adalah adikmu Yerin-ah. Jaga dia selalu ya?"
Yerin mengangguk pasti. "Ne eomma. Yerin janji akan menjaga Eunha sampai kapanpun."
-
6 bulan kemudian
"Joy unnie? Mereka siapa?" Yerin bertanya pada seorang gadis yang bernama Joy. "Mereka? Ah, mereka itu cucu-cucu nya kakek Kim."
"Untuk apa mereka kesini?"
"Mereka sesekali datang kesini kok, untuk bermain-main bersama kita."
"Benarkah? Ah aku mau berkenalan dengan mereka. Aku mau punya teman banyak." Yerin kecil berlari kecil ke arah tiga gadis yang nampak belum ada 10 tahun.
"Tunggu Yerin-ah! Ini es krim mu!"
-
"Bagaimana Sowon? Kau sudah berkenalan dengan mereka?" Tanya seorang pria yang nampak masih muda. Ia mengelus kedua bahu Sowon kecil.
"Aku suka dengan gadis itu appa. Dia lucu dan baik." Tunjuk Sowon pada seorang gadis yang sedang memakan es krim bersama dua gadis lain.
"Kalau begitu, ajak saja dia pulang bersama kita." Ucap sang appa.
"Benar boleh appa?!" Tanya Sowon senang.
Sang appa mengangguk pertanda ia membolehkan. Sowon pun mendekati mereka dan langsung mengajak gadis itu untuk ikut bersamanya pulang ke rumah.
"Eunha-ya? Mau tidak pulang bersamaku?" Tanya Sowon. Eunha sedikit bingung mau menjawab apa.
Sang appa pun mendekati mereka. Diikuti dua anak gadisnya yang lain.
"Bagaimana Sowon?" Tanya sang appa.
"Eunha belum menjawab appa, apakah dia tidak mau pulang bersama Sowon?" Ucap Sowon sedih. Ia memeluk appanya erat.
"Eunha adikku, dia tidak boleh kemana-mana." Yerin tiba-tiba bertitah, protektif pada sang adik.
"Kalau begitu, kau juga ikut saja. Mudah kan? Begitu saja repot." Ucap gadis lain disamping appa Sowon.
"Hwang Eunbi, siapa yang mengajarimu berkata tidak sopan seperti itu? Tanyakan pada mereka baik-baik." Marah sang appa pada SinB kecil.
"Eunha, Yerin, kalian tinggal bersama kami mau ya?" Appa Sowon mulai mencoba membujuk dua Jung itu.
"Tidak usah uncle. Kami menunggu eomma kami, sebentar lagi dia datang menjemput." Ucap Yerin percaya diri.
-
Yerin menatap kosong pada tubuh Eunha yang tak sadarkan diri di pangkuan Sowon. Unnie tertua mereka itu sudah menangis terisak memeluk sang cinta.
"Eomma.. Yerin gagal menjaga Eunha..."
[]

YOU ARE READING
Fingertip.
FanfictionYeojachingu in action. WONHA - SINRIN - YUMJI [COMPLETED] [ACTION] [GxG] [MATURE] @HeroesLegacy2020