The Fire I Began, It's Burning Me Alive

1.2K 140 94
                                    

[LEAVE A COMMENT]

ZAYN - There You Are.

Yuju PoV

Sepeninggal Sowon unnie yang entah dia mau kemana, sampai dia tidak mau menemaniku berdo'a hari ini. Aku memasuki pelataran gereja yang sejak kecil aku datangi. Biasanya, dari kecil kami selalu ke gereja bersama-sama. Setelah appa meninggal, Sowon unnie seperti menggantikan seluruh tugas appa sebagai orang tua. Dia seperti tak kenal lelah meladeni kami berlima yang selalu berbeda dan terkadang menentang aturan yang ia berikan.

Sungguh Sowon unnie adalah gambaran kakak terbaik yang ingin setiap adik punya.

Aku memasuki pintu gereja yang megah ini perlahan. Menelisik ke sekitar yang terlihat sepi karena ini bukan hari minggu. Hanya ada beberapa orang yang datang untuk sekedar berdo'a atau sedang banyak masalah dan ingat Tuhan, sepertiku.

Aku berjalan ke depan melintasi jajaran bangku panjang yang berderet sampai ke depan, yang biasanya digunakan para jemaat untuk duduk.

Sampai aku di altar gereja, mataku tak lepas dari pandangan terhadap sebuah patung yang sengaja diletakkan di paling depan. Aku seketika luruh ke bawah dengan kedua kakiku bersimpuh diatas marmer lantai gereja. Aku menunduk menahan air mata yang hendak mengalir menuruni pipi.

"Tuhan..."

"Aku datang lagi menemui-Mu..."

"Maaf jika aku selalu datang saat aku sudah lemah seperti ini.."

"Maaf jika aku terlalu melupakanmu karena urusan lain yang hanya duniawi.."

"Maaf karena aku datang selalu berlumur dosa padaMu.."

Aku mendongak, menatap ke atas dengan kedua tanganku yang menyatu, menangkup satu sama lain di depan dada.

"Tapi aku mohon kali ini Tuhan, tolong kembalikan semua seperti sedia kala."

"Aku mohon.."

"Tolong bawa SinB pulang ke rumah Tuhan.. aku tahu aku salah, aku tahu aku bukan kakak yang baik, bahkan aku pantas mendapatkan semua hukuman di muka bumi ini Tuhan, tapi tolong bawa SinB kembali..."

Air mataku tak bisa menahan dirinya lagi. Mereka menerabas keluar dari sudut gelap mataku dan menetes hingga menodai lantai gereja ini.

"Dan.. Tuhan, apakah aku boleh meminta satu nyawa lagi? Agar Umji bisa kembali bernafas dan detak jantungnya bisa kembali..."

"Tak apa jika harus menukarnya dengan nyawaku Tuhan, tolong berikan aku keajaiban mu hanya untuk kali ini saja..."

"Karena aku mencintainya Tuhan.. maaf jika aku lancang mengatakan ini untuk salah satu hambaMu yang bahkan ia sama denganku.."

"Tapi mengapa Engkau menciptakan rasa dan cinta ini jika kau sendiri menentangnya Tuhan?"

"Kumohon maafkanlah khilaf kami kali ini Tuhan, aku benar-benar mencintainya. Aku benar-benar mencintai Umji..."

"Tuhan..."

"Ku mohon..."

-

Sowon berdiri bersandar di samping mobilnya, ia memakai kacamata hitam yang berhasil menghalau sinar matahari yang mulai terik menembus matanya. Kedua tangannya bersedekap di depan dada, sesekali ia bersenandung kecil sambil menunggu kedatangan sang adik.

Yuju terlihat mengusap air matanya saat ia keluar dari gereja. Matanya terlihat sembab dan merah. Yuju mendekat ke arah dimana Sowon berdiri dan mobil mereka terparkir.

"Sudah selesai?" Tanya Sowon.

Yuju mengangguk, ia menundukkan kepalanya, berusaha menyembunyikan kesedihan dari sang unnie.

"Ada yang mau bertemu denganmu."

Yuju baru mendongak ketika sang unnie berkata sambil melepas kacamata hitamnya. "Huh? Siap-"

Pintu belakang mobil jeep Sowon terbuka, menampilkan seorang gadis dengan hoodie keluar dari dalam.

"S-sinB? Apa yang- arghh!!"

Yuju terpental mundur beberapa langkah saat sebuah pukulan keras dari tangan SinB mengenai pipi kirinya.

"Itu untukmu yang berani menyentuh Yerin unnie." Ucap SinB, matanya tajam menatap pada Yuju. Dia melangkah mendekati sang kakak kedua yang masih memegangi pipi kirinya yang terasa panas dan perih.

Bugh!!

Satu pukulan lagi mendarat di area dagu Yuju. "Itu untukmu yang tidak bisa menjaga Umji."

Sowon sempat tersentak karena sang Hwang memukul di area yang cukup berbahaya bagi otak Yuju. Namun ia sedikit lega karena Yuju yang sudah tersungkur di tanah itu masih dapat bergerak dan kembali berdiri.

"S-sinB, t-tolong maafkan aku.. kau boleh memukulku sampai mati aku tak apa asal kau kembali ke rumah SinB.. please.." Pinta Yuju, ia sedikit membuat gerakan memohon sampai ia berlutut di depan SinB.

SinB sedikit terkekeh, ia mendecih. "Apa urusanmu aku pulang atau tidak huh? Kau bahkan tidak bis-"

"Karena kau adikku."

SinB terdiam ketika Yuju memandangi nya dari bawah, terlihat bekas pukulan SinB tadi membuat sedikit ruam muncul di wajah sang kakak.

"Huh.. apa boleh buat. Aku pulang karena Umji dan Sowon unnie yang memaksaku. Lagipula, apa gunannya Ms. Coordinate tanpa Snipper?"

SinB mengulurkan tangannya untuk menarik Yuju agar berdiri. Yuju masih tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini.

SinB memaafkannya?

SinB pulang?

"Wah, cepat sekali terkabulnya?"

[]

Recommend ff gfriend yang seru dong...

Fingertip.Where stories live. Discover now