Martin Garrix ft. Troye Sivan - There For You.
-
Hari sudah semakin sore, dan Jisoo masih berkutik di laboratorium. Ditemani Jennie dan Lisa yang ikut mengecek peralatan untuk aktivasi DNA Sowon dan adik-adiknya.
"Unnie, semua peralatannya sudah oke seratus persen." Lapor Jennie pada Jisoo yang masih mengotak-atik personal computer canggih di depannya ini.
"Bagus. Persiapan teknik juga sudah hampir siap. Mungkin kita bisa melakukan aktivasi DNA nanti malam." Ucap Jisoo.
"Ma-malam ini unnie?" Tanya Lisa.
Jisoo mengangguk, "Uhum, lebih cepat lebih baik."
Lisa hanya mengiyakan saja. Ia keluar dari laboratorium dengan kaki yang masih terpincang. Karena memang tugasnya sudah selesai. Tinggal menunggu Jisoo yang masih berurusan dengan komputer itu.
"Apa dia baik-baik saja?" Tanya Jisoo yang menatap cara jalan Lisa dengan nanar.
"Dia akan sembuh secepatnya unnie." Ucap Jennie. Ia ikut duduk di samping Jisoo dan menemaninya mengotak-atik benda itu.
~
Lisa berjalan menaiki anak tangga dari lantai bawah. Ia sehabis dari dapur untuk membuat kopi dan menikmatinya di counter dapur.
Ia tadi sedikit melihat Rose yang sedang duduk di sofa sambil menonton TV. Namun Lisa tidak memiliki niat untuk bergabung dengannya. Ia malah naik lagi ke rooftop dengan kakinya yang masih terasa sakit.
Mata Lisa memicing kala sebuah siluet seorang gadis muncul di matanya. Ia tidak dapat melihat siapa gadis yang duduk di atas beton kotak yang berada di sana karena backlight dari cahaya sunset. Dan juga, kepulan asap yang mengepul di udara dan terbang terbawa angin.
"Kamu vaper?"
Lisa bertanya setelah ia berhasil duduk di samping gadis itu. Susah payah ia naik ke atas beton dengan kakinya yang sedang tidak oke itu.
"Tidak unnie, hanya sesekali."
Lisa merebut benda berbentuk balok itu dan melihatnya sekilas.
"Apa liquidnya?"
"Mango."
Lisa pun menyesap ujung coil dari vape tersebut setelah ia memencet fire button di salah satu sisinya.
Asap berbau mangga itu mengepul dari mulut Lisa. Ia hanya menyesap sekali dan mengembalikannya pada si empunya.
"Kau tahu, Sowon, katanya vape itu lebih berbahaya untuk kesehatanmu." Ucap Lisa.
Sowon hanya mengangguk, "Aku tahu, lagipula aku hanya sesekali menggunakannya."
Lisa hanya diam.
"Apa kau sedang ada masalah?"
Akhirnya Lisa mengeluarkan pertanyaan yang sedari tadi ia pendam.
Sementara itu Sowon hanya diam, ia malah kembali menyesap coil vape nya dan merasakan kenikmatan dan mengeluarkan sisa asap dari mulutnya.
"Eunha tidak suka aku menggunakan vape. Dia pasti akan sangat marah. Tapi, selama ini aku bisa merasa tenang dari masalah ku saat menghisap vape. Haha rasanya manis." Kekeh Sowon sesaat.
"Kau tidak mau menghisap yang lain huh?"
Sowon menaikkan sebelah alisnya. "Maksud unnie?"
Lisa pun terkekeh, ia pikir Sowon akan langsung paham maksud pembicaraanya barusan.
"Tadi aku sempat lewat lorong kamar kalian. Wah gila ya SinB dan Yuju itu sampai membuat teriakan yang bersahut-sahutan dari kamar mereka berdua. Pasti kalian sering terganggu jika mereka sedang make out."
Lisa terkekeh kembali di ujung ucapannya.
"Haha, Yuju dan SinB, mereka memang seperti itu."
"Kau bagaimana? Gaya apa saja yang sering kalian lakukan? Favorite position?"
Sowon terlihat berubah dari air mukanya. Ia menatap lurus kedepan menatap sunset dan menghisap vape nya lagi.
"Kami belum pernah making love."
Wuushhh~
Kepulan asap menutupi wajah Sowon. Lisa dibuat kebingungan pada ucapan anak pertama Kim Taehyung ini.
"What? Seriously Kim Sojung?"
Sowon mengangguk. Lisa akhirnya paham akar masalah Sowon.
Kebutuhan biologic nya belum terpenuhi.
"Kenapa? Kalian sudah lama kan menjalin hubungan?"
"Uhum.. sudah hampir 3 tahun." Ucap Sowon.
"Eunha itu, dia memiliki trauma pada masa kecilnya unnie. Dia sempat di perkosa kakaknya sendiri saat masih berumur 7 tahun. Beruntung uncle Hoseok menyelamatkannya dan membawa Eunha ke panti asuhan miliknya. Uncle Hoseok merawat Eunha sebelum appa mengangkatnya jadi adikku."
Lisa dibuat ternganga mendengar cerita Sowon.
"W-wow.. kasihan sekali dia."
"Tapi.." Lisa hendak melanjutkan ucapannya. "Tidak ada salahnya untuk bertanya dan meminta kan?"
"Aku.." Sowon menundukkan kepalanya, menatap dua kaki jenjangnya yang terjuntai di beton setinggi hampir 1 meter itu.
"Aku takut menyakitinya."
"I- I mean, she's so cute as fuck and I.. I can't hurt her unnie.."
Tangan Lisa mengusap pelan punggung Sowon. Ia tahu betapa cintanya Sowon pada gadis mungil itu.
"Kau harus dengar ini Sojung, tidak ada yang lebih menyakitkan daripada masturbasi sendiri saat kau punya pasangan, haha."
~
Sowon berjalan lemas dan hendak memasuki kamarnya. Namun langkahnya terhenti saat mendengar suara yang menembus gendang telinga kanan dan kiri gadis jangkung tersebut.
Benar kata Lisa, dua kamar itu terlalu berisik.
"Aish, apa Appa lupa memasang peredam suara?" Gumam Sowon pelan sambil terkekeh kecil.
Ia mengurungkan niat untuk membuka pintu kamarnya. Ia beralih ke pintu kamar Yuju dan Umji yang sedikit terbuka. Ia melihat punggung Yuju dari belakang yang terus bergerak dan membuat Umji menjadi semakin berisik.
Tidak ingin ketahuan, Sowon beralih ke kamar SinB dan Yerin yang sama-sama terbuka hampir setengah.
Sowon menyunggingkan senyum nya saat melihat SinB terkulai lemas di atas punggung Yerin yang tengkurap diatas ranjang. Ia dapat melihat dengan jelas keringat mereka yang terkena cahaya sunset. Membuat mereka semakin berkilauan.
"Kalian kenapa cepat sekali besar?"
[]
YOU ARE READING
Fingertip.
FanfictionYeojachingu in action. WONHA - SINRIN - YUMJI [COMPLETED] [ACTION] [GxG] [MATURE] @HeroesLegacy2020