The Truth : Kim Yewon

1.1K 151 92
                                        

[Komen dong]

Hari sudah semakin sore, senja juga sudah menyingsing. Menggantikan awan hitam Sowon menjadi mega ke-orange-orange an. Namun posisi disini tetap tidak berubah. Taeyeon masih sibuk menjelaskan panjang lebar pada Jungkook dan keenam gadis yang kini memandangi punggungnya dengan nanar.

"Setelah itu, aku kembali menjadi percobaan Jisoo bersama Tiffany. Senang sekali rasanya melihat seorang gadis-gadis kecil menangis dan dengan naluriah mencari air susu ibunya...."

"...dan itu juga yang membuatku menjadi sukarelawan penemuan Jisoo selama tiga kali..."

"...ah ditambah Yuri dan Jessica yang juga berhasil tiga kali. Sayang mereka harus berpisah karena Jessica memutuskan keluar dari tim."

Yerin teringat, jadi itu alasan ia tidak lagi melihat sang appa.

"Jessica dan Yuri berpisah saat mereka sama-sama tengah hamil. Jadi mungkin itu yang membuat Yerin dan Eunha tidak pernah bertemu sebelumnya. Namun sayang, Eunwoo sudah terkontaminasi oleh pengaruhmu Kookie."

Taeyeon berdiri dari posisi nyamannya yang sudah satu jam ini ia pertahankan. Ia menatap ke seluruh anggota Kim agensi yang masih lemah diatas tanah.

"Prediksi ku benar, kau akan datang di pernikahan Wendy dan Joy. Dan aku harus meminta maaf pada mereka karena kehancuran ini."

"Anniya.. kau tak perlu meminta maaf unnie." Ucap Wendy.

Taeyeon terkekeh sambil menunduk, ia sungguh tidak mengerti dengan jalan pikiran orang-orang yang sudah ia anggap keluarga sendiri itu.

"Kalian, sama sekali tidak berubah."

Taeyeon berbalik, kembali menatap Jungkook. "Jika kau meminta jasad Taehyung dan equation itu, maaf Kookie, aku tidak bisa."

"K-kenapa?! Bu-bukankah kau sudah.. me-menemukan equation itu?!"

Jungkook tetap saja keras kepala. Ia belum sadar juga sampai titik ini.

"Dengar ini, aku tahu selama ini kau dimana. Mata-mataku tersebar di seluruh penjuru dunia, mereka terus mengintai dirimu kemanapun kamu pergi. Kau pikir aku tidak tahu selama ini kau bolak-balik Jepang-Amerika untuk apa?"

Kim Taeyeon duduk dengan lututnya sebagai tumpuan.

"Ini adalah perbuatanmu yang tak pernah bisa kumaafkan Kookie. Dua puluh tahun lalu kau juga menemukan rekayasa inseminasi buatan kan? Am I right?..."

"...Tapi itu untuk laki-laki, kau menggunakan sperma adikku untuk menjadi percobaan tanpa sepengetahuan kita semua, dan kromosom mu sendiri untuk menjadi sel telurnya. 'Rumusnya tinggal dibalik,' kau memikirkan equation yang Jisoo temukan dapat berhasil juga dengan penemuanmu. Kau membalik rumusnya dan menciptakan temuanmu sendiri..."

SinB semakin tidak paham dengan pembicaraan Taeyeon. Mata kirinya sudah diperiksa oleh Rose dan kini di perban.

"...kau berhasil menciptakan seorang bayi namun tidak sempurna. Jantungnya lemah, telinganya tuli dan pita suaranya juga rusak..."

"...kau membuangnya ke hutan, dan betapa beruntungnya bayi itu karena ditemukan oleh Taehyung dan ia menemaninya sampai kini bayi itu tumbuh menjadi gadis cantik seperti dia!"

Taeyeon menunjuk ke arah belakang.

"Kim Yewon itu anakmu!

"Itulah sebabnya aku tidak mau memberikan equation itu padamu, karena Eunwoo sempat membunuhnya dan equation itu aku gunakan untuknya! Yewon hidup kembali karena aku yang memutuskan untuk memberikan equation itu padanya! Padahal sebelumnya aku akan menggunakan equation itu untuk Tiffany, Taehyung dan seluruh tim SS ku yang mati karena KAU!"

-

"U-unnie please stop!" Jennie menangis ketika melihat Taeyeon yang tak henti-hentinya memukuli Jungkook. Ini sudah jam 8 malam dan Taeyeon masih menunjukkan seluruh emosinya pada Jungkook.

"Asal kau tahu.."

Bugh!!

"Papa meninggal karena penyakit kronis yang belum diketahui penyebabnya!"

Bugh!!

Bugh!!

"Dan penyakit itu menurun ke aku dan Taehyung!"

Bugh!

Bugh!!

"Kalau saja kau bisa menemaninya saat itu dan tidak melarikan diri, dia pasti mau menerima rekayasa DNA itu!"

Bugh!!

"Dia bisa hidup sampai sekarang karena DNA nya di rekayasa dan akan terjadi perbaikan!!"

Bugh!!

Bugh!!

"Kau membunuh Tiffany! Membuat Taehyung frustasi dan kau menembak mati seluruh tim SS ku!"

Bugh!!

Bugh!!

Bugh!!

"Kau juga membuang Umji!"

"Bangsat!!"

"Nuuna please stop! You can kill him!!" Jimin dan Namjoon akhirnya maju dan menarik Taeyeon. Nafasnya terengah-engah. Ia menatap tajam ke arah Jungkook yang sudah tak berdaya. Mukanya lebam dan penuh darah.

"Lepas!" Taeyeon melepaskan pegangan Namjoon dan Jimin dari lengannya. "Namjoon, June, bawa dia." Perintah Taeyeon. June langsung berlari mendekat dan memapah Jungkook bersama Namjoon.

"Dibawa kemana nuuna?" Tanya June.

Taeyeon memalingkan mukanya, ia menatap Jisoo sekilas.

"Jisoo, obati dia."

Taeyeon pun berjalan mendekati Sowon dan adik-adiknya berada. Terlihat Sowon memandangnya kosong, tanpa ada emosi sedikitpun.

"Kau tak apa?" Tanya Taeyeon pada Sowon. Gadis Kim itu mengangguk pelan, "I'm okay. Tolong lihat keadaan SinB, Yuju dan Eunha. Mereka sepertinya terluka parah."

Taeyeon segera berdiri dan berjalan menghampiri SinB.

"Jangan sentuh aku!"

SinB menepis tangan Taeyeon yang hendak menyentuh perban di mata kirinya. Itu membuat hati Taeyeon sakit.

"Biarkan aku memeriksanya sebentar, SinB-ya.."

"Tak perlu. Tadi sudah di obati Rose unnie."

"Itu hanya pertolongan pertama, ayolah biar kuperiksa sebentar saja."

"Lalu apa bedanya denganmu?! Kau baru muncul di hidupku setelah sekian lama! Kemana saja kau ha?! Appa?! Hah!"

Rose akhirnya menghampiri Taeyeon dan SinB, ia membisikkan sesuatu ke telinga Taeyeon.

"Kemungkinan mata kirinya akan buta, unnie. Serangan Jungkook tadi sangat kuat dan tepat mengenai mata sampai ke syaraf-syarafnya." Bisik Rose.

Taeyeon mengangguk, "Lalu bagaimana dengan Yuju dan Eunha?"

"Yuju baik-baik saja. Namun Eunha, tulang rusuknya ada yang patah dan merusak hatinya."

Taeyeon paham, dia berdiri dan beranjak meninggalkan Rose dan SinB. Lima meter ia berjalan pergi, Taeyeon menoleh dan menatap ke arah Sowon yang juga sedang menatapnya.

"Maaf."

Taeyeon kembali berjalan, kali ini dengan kecepatan yang bertambah.

"Son Seungwan!"

Wendy yang masih membersihkan darah di hidungnya pun langsung berbalik mencari sumber suara Taeyeon.

"Nde unnie?!"

"Bawa Navillera ke dome jam sembilan tepat."

Taeyeon pun kembali terbang di udara dan menghilang di langit malam yang gelap.

Wendy hanya menatapnya nanar, sekarang ia melihat ke seluruh venue yang tepat berada di depan rumah tim RV. Semua berantakan, hancur lebur dan seperti kapal yang baru saja terkena badai. Wendy mendecih dan terkekeh kecil.

"Aigoo.. what a perfect wedding!"

[]

Fingertip.Where stories live. Discover now