Lunch : Wonha Story

1.4K 159 3
                                    

Bruno Mars - Marry You.

-

Jisoo duduk dengan tenang di meja paling ujung, sementara Rose duduk bersebelahan dengan Umji. Di depan mereka ada Lisa dan Jennie yang sedang mesra-mesranya menyuapi satu sama lain.

Mereka makan dengan tenang, diselingi beberapa percakapan ringan seperti Jennie yang bertanya, "Apakah makanannya enak, Umji-yaa?"

Dan dengan senang hati di balas anggukan pasti oleh Umji.

Umji tidak berbohong, makanan buatan Jennie memang sangat lezat. Terbukti dia-dengan tanpa malu- mengambil lauk dan nasi lagi dari tengah meja. Jisoo dan yang lain malah tersenyum, mereka senang jika Umji tidak sedih akan hal ini. Jangan sampai gadis 19 tahun itu kesepian.

Ya kan?

"Ugh.. Umji kenyang unnie. Makanannya sangat lezat. Terimakasih untuk makanannya!" Ucap Umji senang, Jennie hanya tersenyum sampai gummy smile nya terlihat.

"Biar aku yang mencuci piring unnie." Tawar Umji mengajukan diri. Namun seketika Rose menghentikan pergerakan Umji dengan tangan kanannya.

"No Umji, tidak perlu. Sudah tugas Lisa untuk mencuci piring." Ucap Rose.

"Hei kenapa harus aku lagi sih hm?!" Dengus Lisa sebal.

Jisoo selesai dengan makanannya, ia baru saja menyesap air putih dari gelasnya. "Kau masih berada dalam masa hukuman Lisa." Ucapnya.

Lisa menatap Jisoo dengan memelas. Puppy eye andalannya pun ia keluarkan. "Please unnie.."

"No Lisa." Jisoo menggeleng, "Salah siapa memecahkan piringku."

"Ya tapi kan aku tidak sengajaaaaaa..."

"Ya maka dari itu jangan ngagetin unnie kalau lagi nyuci piring!"

Umji hanya terkikik kecil sesekali melihat Lisa yang terus mendengus sebal saat mencuci piring. Ia dan ketiga unnie nya masih duduk di meja makan dan sesekali mengobrol.

Mereka bahkan menceritakan banyak hal. Kecuali hal itu.

"Jadi, Umji-ya.. ceritakan tentang keluarga kalian selama ini." Pinta Jennie pada Umji.

Umji sedikit berfikir sambil memegang ujung dagunya.

"Hmm.. darimana aku harus mulai ya?"

~

30 Mei

"Oh ayolah, kau ini payah atau bagaima sih unnie?" SinB dengan kesal mendecakkan kakinya di atas tanah.

"Iya unnie, kau kan biasanya paling pintar berbicara." Yuju menambahi.

Mereka bertiga saat ini sedang ada di taman belakang rumah mereka. Lebih tepatnya di pinggiran.

Sedangkan Yerin dan Umji sedang sibuk terus menambah topik percakapan sampai Sowon menyiapkan mentalnya untuk menyusul Umji dan Yerin yang masih berusaha menahan Eunha di tengah taman, dibawah pohon beringin besar dengan sebuah ayunan terikat di salah satu dahannya.

"Ta-tapi.. ini terasa aneh SinB, Yuju.." Gumam Sowon pelan pada keduanya.

"Apa lagi yang aneh?" Tanya Yuju, ia mulai geram dengan kegugupan Sowon yang belum mau berhenti.

Sowon tidak main-main, dia benar-benar gugup dan itu terlihat dari pori-porinya yang terus mengeluarkan keringat.

"Eum.. itu.. Eunha kan juga sama seperti kalian, kalian adik-adikku.."

SinB memutar bola matanya, "Yha Kim Sojung! Kau kan sudah bilang sama appa dari dua bulan lalu! Dan appa juga mengiyakan asal kau bisa menjaga adik-adikmu dengan baik."

Sowon menatap lekat mata SinB. Walau SinB menyebalkan, tapi dia terkadang jadi adik yang baik juga.

"Do it now or never!" Tegas SinB dan Yuju bersamaan sambil mendorong punggung Sowon.

Sowon berjalan dengan super duper gugup melintasi taman belakang rumah. Gadis 19 tahun itu terus menarik nafas nya panjang untuk me-relax dirinya.

'Sinar senja sepertinya sangat pas untuk moment sore ini.' Batin Sowon selama menapaki tanah, dia mencoba mencari sisi baik diatas kegugupannya.

"Um.. okay Umji, we need to go." Ucap Yerin saat Sowon sudah sampai di dekat mereka.

Umji hanya mengangguk, "Ne. Good luck Sowonnie."

"Legoooo Umji-yaa.."

Eunha hanya bingung menatap kepergian Yerin dan Umji yang secara tiba-tiba.

"Eh, kok pergi?" Gumam Eunha.

"Iya, sengaja.. hehe."

Eunha masih terlihat kesal menatap Sowon saat ini. Tertera jelas di air mukanya.

"Eum.. Eunha-yaa?" Sowon mendorong pelan ayunan yang diduduki Eunha saat ini. Ayunan dan pohon ini sudah sangat tua. Bahkan ada sebelum Sowon lahir. Kata Taehyung, "Itu hadiah spesial dari appa."

Dan dari Sowon kecil, hingga Umji besar, ayunan itu selalu menjadi favorite place mereka. Bahkan terkadang mereka berdebat hanya karena berebut ayunan.

Entah kenapa, ayunan dan pohon itu seperti memiliki daya magis tersendiri untuk Sowon dan adik-adiknya.

"Happy birthday Eunha.." Ucap Sowon pelan. Ia tahu Eunha bisa mendengarnya dari bawah sana.

Eunha terdiam beberapa saat.

"You're late. I mean, not too late since today is still my birthday. But I though you would be the first person to say this little fucking thing." Ucap Eunha datar. Ia fokus menatap ke arah depan.

"But surprisingly, Umji and SinB do. Padahal kita, aku dan kamu, tidur di kamar yang sama." Tambahnya.

Sowon terkejut, walau sebenarnya ia sudah menduga hal ini akan terjadi.

"I'm sorry, I just.."

Sowon berhenti mendorong ayunan, membuat Eunha kehilangan kekuatan dorongannya dan memperlambat gerak ayunan.

"Aku mau kasih tahu kamu ini."

Sowon berjalan memutar, dan berdiri tepat di depan Eunha. Ia bersimpuh diatas kedua lututnya untuk menyamakan tinggi nya dengan Eunha.

Eunha terkejut setengah mati ketika Sowon meneunjukkannya sebuah kotak berwarna biru dongker, isinya hanya sebuah kalung biasa dengan liontin berbentuk lingkaran, namun hanya seperempat lingkaran dan ditengahnya ada permata berwarna biru keunguan.

"Ini peninggalan eomma. Appa memberinya padaku dua bulan lalu saat aku meminta izin darinya untuk memilikimu, lebih dari sekedar adik." Jelas Sowon, membuat Eunha semakin menatapnya tak percaya.

"What? Maksudmu apa unnie?"

"Eunha, maukah kau menjadi paca- anni. Maukah kau menjadi milikku, Jung Eunbi? I promise I will never let you down whatever it takes. I will always love you, forever as long as I can breathe. Even until my death day, I will always love you."

Sowon menyatakan 'proposal' pengajuan cintanya pada Eunha yang kini sudah menangis sambil menutup mulutnya tak percaya.

"Do you-"

Tanpa kata tambahan lagi, Eunha mengangguk dan menjatuhkan diri untuk menerjang Sowon dan memeluknya. Membuat mereka berdua terjatuh ke tanah dengan berpelukan.

"Yes Sowon, YES I DO!"

[]

Fingertip.Where stories live. Discover now