Dia terasa tak asing,
.....
Udara malam ini terasa dingin menusuk tulang. Sepanjang jalan hanya terlihat deburan salju putih yang menutupi aspal dan pepohonan sekitar. Lampu jalanan menyala terang menghidupkan suasana malam akhir tahun. Beberapa bangunan maupun toko-toko di sekitar jalan juga tampak menghiasi halaman mereka dengan lampu kelap-kelip.
Sepasang pria dan wanita baru saja melangkah memasuki restoran yang terletak tepat di tengah kota Seoul. Suasana di dalam restoran terlihat cukup ramai. Banyak pengunjung yang menghabiskan waktu libur akhir tahun mereka bersama keluarga disana.
Pria dan wanita tadi duduk di salah satu meja yang terletak di sudut restoran yang sudah mereka pesan sebelumnya. Senyum diwajah sang gadis tak pernah pudar seiring kebersamaan mereka malam ini. Apalagi melihat sikap manis sang pria yang sekarang tengah menarik kursi untuknya. Keduanya duduk di kursi dengan posisi saling berhadapan.
Pria berkulit putih dengan rambut hitam itu segera memanggil salah satu pelayan yang ada disana dan memesan makanan.
Suasana di restoran tersebut semakin malam semakin ramai. Apalagi beberapa pengunjung tak segan datang bergerombol untuk menikmati waktu makan malam disana. Orang-orang itu sibuk bercengkrama dengan teman dan keluarga masing-masing.
Tak jauh berbeda dengan kondisi hiruk pikuk di depan sana, suasana di dalam pantry juga sama. Semua orang tampak sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Tidak ada waktu untuk bersantai bahkan mengobrol satu sama lain. Banyak pesanan yang harus segera mereka selesaikan.
Udara di dalam pantry sangat berbanding terbalik dengan suasana di luar sana. Musim dingin sama sekali tak terasa jika sudah masuk ke dalam ruangan tersebut.
"JISOO... Apa yang kau lakukan?! Lihat panci penggorenganmu!" Gadis berwajah tirus itu langsung menoleh ke sebelah kanan. Saat ini dia sedang sangat fokus dengan pasta ditangan kirinya, hingga tanpa sadar panci di sebelah kirinya terlupakan begitu saja.
Kepulan asap lolos begitu saja dari permukaan panci. Setelah mendengar teriakan dari kepala chef, gadis itu langsung menarik gagang panci tadi. Namun, naas. Tangannya terlalu dalam memegang gagang tersebut, hingga mengenai bagian yang harusnya tak disentuh.
Astaga panas sekali.
Tentu saja. Reflek ia melepaskan panci itu dari tangannya hingga berakhirlah menjadi dentuman keras karena gesekan permukaan panci dan lantai pantry. Semua orang yang tadinya fokus dengan masakan masing-masing, kini beralih pada gadis itu. Wajah kaget disertai suasana tegang yang tercipta detik itu, membuat semua orang terdiam sambil menggigit bibir bawahnya.
"Semuanya, kembali fokus pada tugas kalian!" Perintah itu keluar dari mulut kepala chef yang sejak tadi berdiri di ujung barisan. Orang-orang disana langsung berbalik dan kembali pada pekerjaan masing-masing.
Jisoo, sang tokoh utama di dalam pantry tertunduk sambil meringis kesakitan. Tangannya yang melepuh dibiarkan setengah terangkat. Sadar jika masakannya belum selesai, ia segera memutar badan dan mengambil spatula untuk kembali menyelesaikan pasta buatannya.
Ia mengaduk masakannya, namun tiba-tiba api pada kompor mati begitu saja. Seseorang baru saja mematikan kompor miliknya dengan sengaja. Seorang pria berpakaian serba putih dengan topi yang menjulang sudah berdiri di sampingnya.
YOU ARE READING
✔ Beauty & The Jerk
Fanfiction[BINSOO STORY] Jisoo selalu kesulitan menggambarkan sosok Hanbin. Kesempurnaannya terbungkus rapi hingga membuat siapa saja yang melihat tak akan menyangka jika pria itu menyimpan kotak hitam didalam rongga hatinya. Bahkan ikatan pernikahan tak mamp...