Kenapa dia selalu muncul dimana-mana,
.....Hari ini genap satu bulan Jisoo dan Hanbin menikah. Tidak banyak yang berubah dari hubungan mereka. Hanbin masih dengan sikap dingin dan datarnya. Sementara Jisoo kini lebih bisa menerima keadaan. Tentang sikap suaminya yang memang menurutnya sudah menjengelkan sejak lahir serta tentang semua hal yang ada di dalam keluarga barunya. Jangan berpikir jika ibu mertuanya sudah bisa menerima keberadaan Jisoo sebagai bagian dari keluarganya. Karena sepertinya itu membutuhkan waktu yang lebih lama.
Meski masih merasa canggung dengan Yoona, namun beruntung ada ayah mertuanya yang selalu mendukung Jisoo. Dan tentang Bobby, pria itu sudah kembali ke Virginia tepat satu minggu setelah pernikahan Hanbin dan Jisoo. Dia masih harus menyelesaikan sisa pekerjaannya di Virginia. Setelah itu Bobby akan menetap di Seoul. Itu semua adalah permintaan langsung dari ayahnya.
Dan detik ini, Jisoo terpaksa duduk bersebelahan bersama dengan Hanbin di bangku pesawat. Hanya mereka berdua. Tanpa keluarga atau orang lain yang biasa setia menemani perjalanan bisnis Hanbin. Ya... karena ini memang bukan sebuah perjalanan bisnis, melainkan bulan madu.
Sejak awal menikah keduanya tidak pernah memiliki niat untuk melakukan perjalanan bulan madu, apalagi pergi ke luar negeri. Namun, ini semua terjadi karena desakan ayah Hanbin. Melihat sikap putranya yang selalu menyibukkan diri di kantor bahkan sering pulang tengah malam, membuatnya sedikit geram. Pria itu seperti tidak memiliki waktu dengan istrinya sendiri. Bahkan Jisoo sering terlihat merasa bosan di mansion karena ulah suaminya tersebut.
Karena permintaan Hanbin, akhirnya Jisoo benar-benar keluar dari pekerjaannya. Sekarang ia hanya menyibukkan diri di rumah seperti seorang pengangguran, tapi kaya raya. Entahlah... memikirkan betapa bosannya satu bulan ini, membuat Jisoo kesal sendiri. Dan mungkin jalan-jalan ini bisa sedikit menghilangkan rasa jenuhnya.
"Hanbin?" Suara seorang wanita tiba-tiba membuat Jisoo menoleh ke arah samping. Hanbin yang duduk disebelahnya pun ikut menoleh kesumber suara.
"Itu benar kau?" tanya wanita bertubuh mungil itu pada Hanbin.
"Hayi..." Hanbin menaikkan alisnya tampak terkejut. Wanita bernama Hayi itu tersenyum lebar dan terlihat sangat gembira melihat Hanbin.
"Kau juga mau ke Jepang?" tanya Hayi yang duduk tak jauh dari bangku Jisoo. Posisi Jisoo saat ini tepat diantara Hanbin dan wanita asing tadi. Hal itu membuatnya merasa aneh. Sementara Hanbin berdeham seraya tersenyum simpul.
"Oh ya, kudengar kau sudah menikah. Benar-benar keterlaluan, kenapa mendadak sekali. Kalau kau memberi kabar lebih awal, aku pasti bisa datang ke pernikahanmu... Aku jadi penasaran seperti apa wanita itu, aku benar-benar iri." celetuk Hayi dengan sudut bibir yang ditarik ke atas. Perkataan wanita itu langsung membuat Jisoo memutar otak. Apa maksud ucapan barusan.
"Kau bisa melihatnya dengan jelas, Hayi." ucap Hanbin sambil melirik Jisoo sesaat. Wanita berkulit putih itu menatap Jisoo kemudian menaikkan kedua alisnya. Ia mulai memperhatikan penampilan Jisoo dari ujung rambut hingga sepatu.
Ekspresi Hayi setelah melihat penampilannya benar-benar tidak bisa Jisoo artikan. Ia sendiri sadar jika dibandingkan dengan wanita dihadapannya, jelas Jisoo kalah telak. Mengingat saat ini dia hanya mengenakan dress sederhana yang dibelinya dengan harga diskon.
"Ini Jisoo, istriku."
Hanbin mengenalkan wanita yang duduk disampingnya pada Hayi. Jisoo memandang wanita dihadapannya kemudian tersenyum simpul. Hayi ikut tersenyum, namun senyuman itu terlihat dipaksakan.
Setelah perkenalan singkat barusan, ketiganya menyibukkan diri dengan kegiatan masing-masing sambil menikmati penerbangan menuju Jepang.
.
YOU ARE READING
✔ Beauty & The Jerk
Fanfic[BINSOO STORY] Jisoo selalu kesulitan menggambarkan sosok Hanbin. Kesempurnaannya terbungkus rapi hingga membuat siapa saja yang melihat tak akan menyangka jika pria itu menyimpan kotak hitam didalam rongga hatinya. Bahkan ikatan pernikahan tak mamp...