Sebelumnya jangan lupa klik BINTANG-nya ⭐
Semakin banyak Vote semakin cepet update!!
.
.
Kau hanyalah bagian dari masa lalunya. Dan aku... aku adalah masa depannya!
.....
Jisoo hampir selesai menyiapkan sarapan saat Hanbin muncul dengan tiba-tiba di belakangnya. Pria itu memegang bahu sang istri lembut kemudian memposisikan kepalanya tepat disamping wajah Jisoo. Sikap Hanbin yang seperti inilah yang membuat Jisoo sering bingung.
Satu waktu dia begitu manis dan perhatian, tapi dilain waktu dia bisa menjadi sangat menyebalkan dan tidak peka. Apalagi jika sudah ada Hayi disekitar mereka. Jisoo seolah hanya wujud transparan yang tidak terlihat.
Sebenarnya Hanbin itu seperti apa..
"Kemana Bibi Jung?" tanya Hanbin sambil bergelayut manja dipelukannya. Jisoo sempat menelan ludah mendapat perlakuan seperti itu.
"Bibi sedang menjemur pakaian. Kau duduk saja dulu, aku akan menyiapkan sarapan." ujar Jisoo datar. Sebenarnya Hanbin sudah menyadari perubahan sikap istrinya sejak tadi malam.
"Biarkan aku menyapa anak kita dulu." kata Hanbin seraya mengusap perut buncit Jisoo.
"Kemarilah." Pria itu menarik tangan Jisoo dan mendudukkannya di atas kursi. Hanbin memilih berjongkok dilantai menghadap sang istri.
"Pagi, Sayang. Kau baik-baik saja kan didalam? Ayah sangat merindukanmu.." ucap Hanbin sembari menempelkan telinganya diatas perut Jisoo. Wanita itu masih terdiam mengamati sikap suaminya yang tampak manis pagi ini.
"Sayang... apa menurutmu ibu sedang marah pada ayah? Sejak semalam dia banyak diam." keluh Hanbin sambil memasang wajah melas. Kalimat itu sontak membuat Jisoo mengulum bibir.
"Kenapa tidak tanya langsung saja pada orangnya?" protes Jisoo sedikit kesal. Hanbin mengangkat kepalanya hingga bertatapan dengan wajah sang istri.
"Apa menurutmu tindakanku ini salah?" tanya Hanbin dengan raut serius. Jisoo menatap pria itu intens sambil memikirkan kembali ucapan suaminya.
Mungkin tindakan Hanbin memang tidak sepenuhnya salah. Kondisilah yang membuatnya melakukan hal itu, membawa Hayi untuk tinggal sementara waktu di rumah mereka. Tapi jika dilihat dari sudut pandang Jisoo, tetap saja ini sulit diterima.
"Kenapa semalam kau tidur diluar?" tanya Jisoo yang justru mengalihkan pembicaraan. Hanbin belum mengalihkan perhatiannya dari wanita itu.
"Aku hanya ingin menenangkan diri." ucap Hanbin kembali mengelus perut istrinya. Jisoo mengernyitkan dahi tak paham.
"Apa ada masalah?" tanya wanita itu penasaran. Hanbin hanya menggelengkan kepala kemudian mengusap pipi Jisoo.
"Bukan apa-apa... Maaf kalau keputusanku membuatmu tak nyaman. Aku hanya tidak bisa membiarkan Hayi sendirian diluar sana. Kuharap kau bisa mengerti." jelas Hanbin seraya menatap manik Jisoo dalam. Wanita itu masih terdiam.
"Hanbin-ah—"
Ucapan Hayi terpotong saat melihat adegan mesra Hanbin dan Jisoo di ruang makan. Ia menghentikan langkahnya serta mengulum bibir, kemudian memandang kedua orang itu dengan tatapan canggung.
"M-maaf... apa aku mengganggu?" tanya Hayi tampak terbata. Jisoo cukup terkejut melihat wanita itu tiba-tiba muncul di ruang makan.
"H-hayi-ssi..."
YOU ARE READING
✔ Beauty & The Jerk
Fiksi Penggemar[BINSOO STORY] Jisoo selalu kesulitan menggambarkan sosok Hanbin. Kesempurnaannya terbungkus rapi hingga membuat siapa saja yang melihat tak akan menyangka jika pria itu menyimpan kotak hitam didalam rongga hatinya. Bahkan ikatan pernikahan tak mamp...